Chapter 5: Tuduhan

25 2 1
                                    

Saat ini Luna yang berada di dalam tubuh Shofia hanya bisa menunggu di dalam sel dingin itu sambil terduduk di lantai, tentu saja di temani oleh jiwa Shofia asli yang sedang mengoceh terus menerus, Luna tidak tahu nona bangsawan ini sangat cerewet.

"Seperti yang ku bilang, aku selalu berada di kamar saat itu bersama pelayan pribadi ku!" Pekik Shofia hingga membuat telinga Luna yang sedari tadi mendengar kan nya mengoceh memanas.

"Lalu dimana pelayan mu itu sekarang?" Tanya Luna dengan wajah lelah nya.

"Aku tidak tahu..." Nada Shofia terdengar murung.

Luna hanya bisa menghela nafas lelah, "Sepertinya pelayan mu tidak mempedulikan mu."

"APA?! Jangan asal bicara, Anna sangat baik dan peduli pada ku!!"protes Shofia tidak terima.

"Lalu dimana dia sekarang ketika kau dalam situasi ini?" Shofia hanya bisa terdiam mendengar pertanyaan dari Luna.

"Kau terlalu polos nona, musuh bisa berada dimana saja termasuk orang di sisi mu juga." Tekan Luna, ia sudah sering mendapati pengkhianatan dan itu di lakukan oleh orang terdekat kita.

"Tapi aku yakin kalau Anna tidak akan melakukan itu!" Shofia masih tetap ingin mempercayai pelayan nya itu, tidak mungkin pelayan nya berkhianat.

"..."

Luna menatap Shofia yang seperti berusaha untuk percaya pada ekspetasi nya, seperti melihat diri sendiri ketika pertama kali mengalami nya.

"Aku akan membuktikannya!" Ucap Shofia dengan tiba-tiba.

"Bagaimana cara nya? Aku saja tidak bisa keluar dari sini."

"Memang kamu tidak bisa, tapi apa kau lupa?" Luna sedikit mengerutkan alis nya.

"Aku bisa keluar karena sekarang aku berupa jiwa atau yang biasa orang-orang bawah sebut hantu." Shofia sedikit terkekeh saat mengatakan hantu sambil memperagakan tangannya yang menggelantung ke depan.

Luna sedikit terkejut, ternyata otak nona ini tidak sepenuh nya kosong.

"Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?"

"Aku akan pergi mencari pelayan ku dan memberi tahu lokasi nya agar Anna bisa menjadi saksi mu!" Ucap Shofia dengan percaya diri.

"Tapi, apa kau yakin pelayan mu itu bukan pengkhianat? Jika dia pengkhianat aku akan mati, ini pertaruhan gila kau tahu!?" Luna sedikit ragu dengan rencana yang di usul kan oleh Shofia, benar tidak ada jaminan bahwa Shofia akan membawa kabar baik.

"Percayalah pada ku, aku akan segera kembali!" Setelah mengatakan itu jiwa Shofia langsung pergi melayang hingga membuat tembok.

'ugh, bisa gila aku...Dasar rusa sialan itu, seharunya jika ingin mengirim orang kembali, kirim di waktu yang benar dong!!!' Protes Luna pada Soy dalam benak nya.

Sudah 30 menit berlalu sejak Shofia pergi dan Luna di dalam sel itu hanya bisa bersandar pada dinding dan menunggu saja.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang seperti nya suara langkah kaki dua orang, Luna langsung melirik dengan waspada saat salah satu pengawal kerajaan itu membuka pintu sel Luna.

"Keluar, raja akan memutuskan hukuman mu saat ini." Ucap pengawal itu.

Luna hanya mengikuti kedua pengawal itu dalam diam sambil berdoa agar Shofia kembali secepatnya.

Mereka pun akhirnya sampai di depan pintu aula utama.

End Of The DungeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang