istri keduanya? ⭐

234 14 0
                                    

Aku dan zizah menoleh ke arah belakang di mana laki-laki itu berdiri.

"Kakak!"

"Kakak?" Ucap Ayila di dalam hati, apa tadi? Kakak, Ning zizah pun memeluk laki-laki yang ada di depan pintu dapur. Ning zizah memeluknya dengan erat, dan laki-laki itu membalas pelukannya tidak kalah erat. Mereka melepas pelukannya.

"Kak Zarhan kapan pulang?" Tanya zizah

"Baru tadi sebelum dhuhur." Ucap Gus Zarhan

"Jadi Laki-laki yang diperkenalkan oleh oleh Bunyai, laki-laki yang kulihat di depan ndalem itu orang yang sama". Batin Ayila

"Oh ya kak kenalin ini Ayila sahabat aku di asrama." Ucap zizah

"Kamu yang tadi datang ke ndalem?" Tanya Gus Zarhan

"Nggih gus" jawabku sambil menunduk.

"Loh, kalian udah kenal?" Tanya zizah

"lya dek, tadi dia santriwati yang di panggil sama Ummah" ucap Gus Zarhan

"Dek, kamu kok disini bukannya harusnya di ruang makan santriwati?" Tanya Gus Zarhan

"Ini kak tadi aku sama Ayila kehabisan jatah lauk jadi kita kesini deh, tapi jatahnya buat santriwan. Padahal aku laper banget" ucap Ning zizah

"Dek, bukannya di ndalem itu ada makanan? Lebih baik kamu sama Ayila makan di ndalem disana masih banyak kok makanannya" ucap Gus Zarhan

"Beneran kak?" Tanya Ning zizah, Gus Zarhan mengangguk

"Makasih kakakku" Ucap zizah sambil memeluk Gus Zarhan

"Sama-sama"ucap Gus Zarhan

"Syukron Gus" ucap Ayila, Gus Zarhan hanya menganggapi nya dengan deheman

Aku dan zizah berjalan menuju ndalem untuk makan, jujur saat ini aku juga sudah sangat lapar

"Assalamu'alaikum"Ucapku dan zizah

"Wa'alaikumussalam"

"Loh zizah, sama nak Ayila kok disini?" Ucap nyai

"Iniloh ummah kita kehabisan lauk di ruang makan santriwati jadi kita kesini deh buat makan" ucap Ning zizah

"Ya udah sini masuk kok berdiri di depan pintu aja" Ucap nyai

Aku dan zizah pun masuk ke dapur ndalem, disitu aku melihat mbak-mbak ndalem dan wanita bercadar itu? Ya, wanita yang
dikenalkan kepadaku tadi pagi oleh Bunyai

"Zizah, Ayila sini duduk disini aja" Ucap Bunyai

"Mboten Bunyai gak enak nanti dilihatnya" ucap aku

"Loh, justru saya yang nggak enak. Kamu itu sudah saya anggap seperti anak sendiri" Ucap Bunyai

Mau tak mau aku pun duduk di meja makan, di samping kiriku ada Ning Aisyah, di samping kananku ada Ning zizah dan di depan ku ada Bunyai Acara makan pun dimulai, hanya ada suara sendok. Karena pada saat makan hendaknya jangan berbicara.

Setelah selesai makan aku membawa piring yang sudah ku pakai untuk makan ke dapur untuk ku cuci. Kebetulan aku ke dapur bersama Ning Aisyah. "Kamu santriwati tadi ya?" Tanya Ning Aisyah

"Na'am Ning"ucapku

"Kamu udah berapa lama nyantri disini?" Tanya Ning Aisyah

"3 tahun Ning" jawabku

Setelah selesai mencuci piring aku ke meja makan kembali untuk meminta ijin kepada Bunyai ke asrama, setelah meminta ijin aku keluar ndalem tapi....di luar ndalem aku melihat mobil, yang tak asing bagiku.

Orang di dalam mobil itu keluar aku pun kaget ternyata itu mobil umi dan Abi. Aku menghampiri mereka dan memeluk umiku sudah 5 bulan aku tidak bertemu dengannya. "Loh, kamu disini Ayila?" Tanya umiku

"Iya umi"

"Ya, udah sekalian umi mau ngomong sama kamu. Penting" Ucap umiku

" Penting? Apakah hal yang di telpon tadi pagi?" Batin Ayila

Aku umi dan Abi masuk ke ndalem.

"Assalamu'alaikum" Ucap aku, umi dan abi

"Wa'alaikumussalam ",
"Kalian datang kesini kok nggak bilang-bilang" ucap Bunyai

"Gak apa-apa,biar surprise" Kata umi

"Ya udah sini duduk" ucap Bunyai

Aku, umi dan Abi duduk.

"Jadi gini Ayila, Abi dan umi datang kesini karena Abi sama umi mau kasih tau kamu suatu kebenaran" ucap Abi

"Kebenaran apa?" Tanyaku

"Sebenarnya kamu sudah menikah sejak kemarin, ijab kabul kamu dilaksanakan di Surabaya." Ucap Abi

"Apa?!" Kagetku

"Aku menikah? Sama siapa bi?"

"Kamu menikah dengan gus Zarhan" ucap Abi

"B-bukannya Gus Zarhan sudah menikah?" Tanyaku

"Zarhan memang sudah menikah dengan Aisyah, tetapi kamu adalah istri keduanya". Ucap Bunyai

Aku pun menangis mendengarnya, istri kedua. Aku?

"Kenapa harus aku umi hiks kenapa? Kenapa nggak orang lain aja hiks" tanyaku

"Maafkan kami nak, tapi kamu harus nurut sama gus Zarhan sekarang, Kerena kamu bukan lagi tanggung jawab kami, kamu sekarang sudah bersuami." Ucap Abi sambil mengelus kepalaku yang terbalut hijab

Aku masih menangis karena tidak menyangka akan menikah di usiaku ini. Aku pun mendongakkan kepala aku melihat Ning Aisyah yang berdiri disana. Aku menghampirinya, dan menanyakan kenapa dia mau di poligami. Apa lagi dengan wanita yang fakir ilmu sepertiku.

"Ning Aisyah harus jawab aku dengan jujur. Mereka bohong kan mereka pasti bohong hiks mereka pasti bercanda hiks, Ning Aisyah!"

"jawab Ning, hiks.. "

Ning Aisyah hanya diam menunduk dan menangis.

"Y-ya kamu adalah maduku, kamu adalah istri kedua dari Gus Zarhan" Jawab Ning Aisyah

"T-tapi kenapa Ning hiks, kenapa kau memperbolehkan Gus Zarhan untuk menjadikanku sebagai madumu hiks, aku hanya wanita yang fakir ilmu hiks"

"Karna kau istimewa" jawab Ning Aisyah

"Istimewa?" Batinku

Aku dan Ning Aisyah berpelukan sambil menangis aku dapat merasakan bagaimana jika aku jadi Ning Aisyah pasti hatinya sangat sakit, istri mana yang tidak sakit jika dirinya di poligami. Apa yang aku punya sehingga Gus Zarhan memilihku untuk menjadi istri keduanya?

~~~~~~~

Makasih udah baca
Jangan lupa vote

Tanggal 03 Januari 2024

AyilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang