2. Selia Song

229 19 3
                                    

Kembali bersama Selia dan Yoongi, maaf ya kalau Yoongi nyebelin.

Dan tolong jangan di kaitkan cerita ini dengan real life. Ini fiksi doang guys! hehe

Plagiat di larang mendekat ‼️

🎵 So Sick - Ne-Yo
__________________

Selia Song, lahir di Harpers Ferry, West Virginia, Amerika. Sebuah kota kecil yang sangat cantik, terutama saat musim gugur. Karena daun-daun indah yang terlihat mengagumkan saat berserakan memenuhi jalanan kota.

Selia lahir disaat kedua orangtuanya masih berstatus sebagai seorang mahasiswa disalah satu universitas di Florida, sebelum akhirnya keduanya memutuskan untuk pindah ke Harpers Ferry. Kesalahan satu malam yang di lakukan oleh orangtuanya, menghadirkan Selia, yang pada awalnya mereka sambut dengan penuh sukacita. Bahkan karena kehadirannya juga lah, Emily Brooke dan Song Dong ik, seorang pria asal Korea Selatan yang tengah menempuh pendidikan di Amerika, pada akhirnya memutuskan untuk menikah. Selain karena memang saling mencintai, mereka juga ingin menjadi orangtua yang utuh untuk Selia.

Waktu berlalu dengan begitu cepat, sampai akhirnya Selia menginjak usia dua puluh tahun. Kehidupan yang pada awalnya manis, penuh kasih, berubah menjadi kehidupan yang penuh airmata di hampir setiap harinya. Rumah yang dulu hangat, menjadi luar biasa dingin, seiring dengan perubahan kedua orangtuanya. Tidak ada lagi pelukan hangat dari ayah maupun ibunya, mereka seolah melupakan Selia, yang pada kenyataannya memang masih ada di antara mereka.

Hal itu, menjadi awal dari semua perubahan yang terjadi pada seorang Selia. Dia yang selalu ceria dan ramah pada semua orang, mendadak menjadi seseorang yang pendiam. Selia seolah menarik diri dari kehidupan sosialnya, diam dan berteman dengan sepi, menjadi pilihannya, diawal memasuki usia kepala dua, yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang terangkai dalam angan.

Pertengkaran demi pertengkaran dari kedua orangtuanya, semakin memperparah psikisnya. Uang, selalu menjadi topik utama dalam setiap keributan yang terjadi di antara keduanya. Gaya hidup yang terlalu tinggi dari suami istri itu, membuat mereka pada akhirnya harus terjerat lilitan hutang. Kembali ke Korea pun, Somg Dong ik sudah tidak bisa, karena sejak dia menghamili Emily Brooke dan batal menikah dengan gadis pilihan orangtuanya, dia sudah di buang dari keluarga Song.

Dan puncaknya adalah saat para penagih itu datang kerumahnya, menagih hutang dengan cara yang sangat menakutkan, suara makian juga bentakan terdengar dengan begitu nyaris sampai membuat dirinya yang saat itu tengah bersembunyi di dalam kamarnya ketakutan setengah mati.

"Margareth memberiku solusi untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar dalam waktu singkat." Suara Emily─ sang ibu, menarik atensi Selia, untuk terus memasang indera pendengarnya karena rasa penasarannya yang sudah begitu tinggi, akan apa yang akan di katakan oleh ibunya, tentang solusi yang baru saja dia dapat dari sahabatnya.

"Apa katanya?" Song Dong ik menyuarakan tanyanya, usai menghembuskan asap rokoknya.

Tidak terdengar suara apapun dari luar sana, sampai Selia bergerak untuk menempelkan telinga ke pintu. Hal yang membuatnya kian di serang rasa penasaran. Kenapa harus di rahasiakan darinya? Apakah itu sebuah rencana kejahatan?

Berbagai macam pertanyaan memenuhi kepalanya, bercampur dengan rasa cemas, takut kalau memang kedua orangtuanya benar-benar akan melakukan sebuah kejahatan demi untuk mendapatkan uang, untuk melunasi hutang yang sudah menggunung.

Apapun itu, Selia hanya ingin semua permasalahan di dalam keluarganya usai, dan keluarganya bisa kembali hangat seperti sebelumnya.

Namun, itu hanya menjadi angan yang hilang tertiup angin. Karena pada kenyataannya, dirinya benar-benar di jadikan bahan untuk mendapatkan uang, oleh kedua orangtuanya, dia di jual, di jadikan jalang sampai akhirnya berakhir di ranjang.

Sungguh gila. Dia benar-benar ingin memgurim semua orang yang menjahatinya, ke neraka.

***

Kelopak mata indah itu perlahan terbuka, bergerak pelan dan sesekali memejam karena masih menyesuaikan dengan kilau sinar matahari yang menelusup masuk kedalam sebuah kamar, tempat dimana dirinya tergolek lemah dengan kondisi paling menyedihkan.

Mata bengkak karena menangis terlalu banyak, rambut yang kusut masai serta bibir yang ujungnya sedikit terluka.

Samar-samar, ingatan tentang apa yang terjadi pada dirinya malam tadi muncul di dalam kepalanya. Ingatan dimana dirinya di tiduri oleh seorang pria yang berwajah dingin dengan kulit putih pucat.

Mungkin, kah dia bukan manusia? Vampir? Sungguh, dirinya masih berharap bahwa ini semua adalah mimpi. Mimpi buruk yang akan hilang ketika dia terbangun dari tidur.

"Awhh, sshh..." rasa nyeri pada pusat tubuhnya, menyadarkannya dari segala yang dirinya inginkan. Yaitu, tentang dia yang mau dan ingini, yang terjadi padanya itu hanya mimpi. Namun rasa nyeri di bawah sana, menjelaskan semuanya, yang terjadi pada dirinya itu nyata.

Dan haruskah, dia seperti ini selamanya? Menjadi jalang, lalu terbuang setelah tuannya bosan?

"Anda sudah bangun, Nona?" Seorang maid yang masuk kedalam kamar secara tiba-tiba membuat Selia tersentak. "Saya, Chloe yang di tugaskan tuan, untuk menjadi pelayan pribadi anda."

Oh wow, pelayan pribadi untuk seorang jalang? Haruskah dirinya merasa tersanjung untuk ini? Bajingan itu, tahu cara terbaik untuk merawat teman ranjangnya.

Mengagumkan. Tapi sekali lagi, dirinya tidak akan terkesan.

Menyibak selimutnya kasar, Selia lalu turun dari atas tempat tidur dengan susah payah, karena rasa perih di bawah sana. "Tidak perlu, aku bisa merawat diriku sendiri dan melayani diriku sendiri."

"Mohon kerja samanya, Nona. Karena kalau tidak, saya akan di hukum oleh tuan Yoongi. Saya mohon, nona."

Melihat raut waja memelas itu, membuat Selia tidak tega. Dan pada akhirnya, mengiakan dan mempersilahkan Chloe, untuk melayaninya. "Baiklah, tapi panggil saja Selia, tidak perlu nona. Karena aku tidak se istimewa itu untuk mendapat panggilan nona."

"Baik, No— ah maksudku, Selia."

Berendam di dalam bathup dengan air hangat juga aroma therapy yang menenangkan, membuat rasa pegal pada sekujur tubuhnya sedikit membaik. Lama dia termenung disana, dengan banyak pikiran berkecamuk di dalam kepalanya.

Selain itu, dia juga terus berusaha menyadarkan diri, agar jangan sampai terlena oleh apapun yang di berikan saat ini. Ingatan tentang dirinya yang dijual lalu di beli oleh orang yang saat ini tengah memanjakan dirinya, memperlakukannya bak seorang ratu, tidak boleh menggoyahkan apapun tentang dirinya, meski dirinya sudah hancur tidak berbentuk, untuk sekarang ini.

Tangannya mengerat memegang pinggiran bathup, merasakan banyak sekali emosi di dalam dirinya. Ingin sekali marah, benar-benar marah. Dirinya, sudah lebih dari sekedar lelah.

Dia, mulai mati rasa.

"Nona, sudah habis waktu berendamnya. Mari, saya bantu mengeringkan tubuh anda."

"Selia. Bukan nona."

Tidak ada sahutan apapun, perempuan bernama Chloe itu langsung mengambil handuk juga bathrobe. Menggiring Selia sampai duduk di depan meja rias. Mengeringkann rambutnya dengan sabar, menyisir bahkan menggelungnya dengan sangat sangat rapi. Tidak lupa, dia juga menberikan sentuhan makeup tipis-tipis, yang membuat Selia terlihat lebih segar dan manis.

Selia sendiri, hanya diam, menuruti apapun yang dilakukan Chloe pada tubuhnya. Sebuah gaun selutut berwarna putih pucat, menempel sempurna pada tubuh rampingnya. Membuat dirinya terlihat anggun juga cantik, layaknya seorang putri.

Iya, Selia memang cantik, perpaduan darah Amerika-Korea, menjadikannya seorang dara jelita.

"Iya, aku memang seorang dara. Namun, tanpa mahkota."

Heart Entwined Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang