5. Rahim Untuk Anakku

299 20 22
                                    

Huaaa baru bisa update :(( setelah haduh-haduh di real life hehe, keluarg ada yang masuk RS guys, jadi lagi mode bolak-balik rumah RS dan mayan gempor, tiap mau ngetik mata udah sepet polll.

Oke, tidak perlu banyak cincong ya, yuk lanjut balik ke Yoongi dan Selia, kita pantau mereka apakah sudah jatuh cinta atau belum?

Plagiat di larang mendekat ‼️

🎵 Wide Awake - Katy Perry
________

Selia terbangun dari tidurnya, ketika cahaya matahari bahkan sudah masuk kedalam kamar melalui celah-celah ventilasi jendela. Dan hal pertama yang menyambutnya adalah wajah tampan Yoongi, dimana laki-laki itu masih tidur dengan pulasnya.

Wajah tampan, bibir tipis berwarna merah muda yang terkesan alami dan terlihat manis. Komposisi wajah yang terlihat sempurna, yang sampai membuat Selia sempat tertegun beberapa saat.

Jeon Yoongi, ternyata sangat tampan. Wajahnya bahkan tidak terlihat menakutkan juga berbahaya sama sekali, justru malah terkesan imut dan menggemaskan dengan pipinya yang ternyata lumayan berisi jika di lihat dari jarak dekat.

Meraih tangan Yoongi yang melingkari perutnya dengan sepelan mungkin, agar tidak membangunkan tidurnya. Selia baru saja akan beranjak bangun, ketika suara rendah khas bangun tidur yang terdengar errr... sexy menghentikan gerakan kakinya yang baru saja akan menapak marmer dingin berwarna hitam itu. "Mau kemana, kau?"

"Kamar mandi, aku ingin buang air kecil."

Tanpa mengatakan apapun, Yoongi langsung ikut bangun setelah itu menggendong Selia ala koala, membuat perempuan itu reflek memekik dengan kakinya yang melingkari pinggang Yoongi. "Tuan—

"Diam. Atau kau akan jatuh?" Mendengar itu, membuat Selia langsung menutup mulutnya. Tidak lagi bertanya atau melakukan protes sampai Yoongi menurunkannya di meja wastafel.

"Selesai buang kecil, bantu aku bercukur."

Lima belas menit berlalu, Selia sudah selesai dengan segala urusannya, mulai dari buang air kecil sampai menyikat gigi dan mencuci muka, meski semuanya dia lakukan dengan amat sangat kikuk, karena Jeon Yoongi, juga ada didalam. Mereka bahkan menyikat gigi bersama, dengan Yoongi yang memeluknya dati belakang.

Persis seperti pasangan pengantin baru.

"Sini, bantu aku bercukur." Dengan sangat mudah, dia mengangkat tubuh ramping Selia, lalu mendudukkannya di atas meja wastafel, sedang dirinya berdiri di tengah-tengah paha Selia, yang terbuka. "Lakukan dengan lembut, kalau sampai akh terluka, aku akan membuatmu tidak bisa berjalan sampai besok."

Mengangguk ragu, Selia lalu mengambil alat cukur setelah sebelumnya mengoleskan shaving cream. "Jangan bergerak." Dia berdecak kesal, ketika Yoongi beberapa kali bergerak— lebih tepatnya membuat gerakan seduktif, seperti meremas pinggang, mengelus paha, membuat dirinya sempat menahan nafas selama beberapa kali. "Tuan!" tangannya bergerak cepat menahan tangan Yoongi yang akan masuk ke area intimnya.

Menaikkan sebelah alisnya, "Apa ini, kau sudah berani menolakku, eoh?"

"Bukan begitu, hanya saja aku takut akan melukai kulit anda, kalau aku sampai tidak fokus."

"Tidak fokus kenapa? Bukankah aku tidak melakukan apapun?"

Tidak melakukan apapun katanya? Apa laki-laki di hadapannya ini otaknya hilang? Di saat jelas-jelas dia sudah meraba tubuhnya sana sini.

Berengsek!

Sedang Yoongi sendiri, sejujurnya tengah merasa heran, kepada dirinya sendiri, ketika dia menyadari kalau dia mendadak menjadi seseorang yang sangat cerewet. Padahal biasanya, dia adalah tipikal orang yang sangat irit dalam hal berbicara, termasuk kepada orang-orang kepercayaannya. Hanya Selia, orang yang bisa mendengar dia mengatakan kalimat panjang dari mulutnya.

Hingga dia sangat yakin, kalau Selia pasti menggunakan sihirnya, sihir yang bisa membuatnya seperti tidak menjadi dirinya sendiri.

Sial!

***

Satu ronde percintaan panas baru saja usai sekitar lima belas menit yang lalu, dengan kejantanan Yoongi yang bahkan masih belum keluar dari tempat ternyamannya, untuk saat ini. Deru nafas keduanya bersahutan, seolah menjelaskan betapa gila percintaan keduanya.

"Kau semakin pintar melayaniku, Selia. Aku menyukainya." Mengecup sekilas bibir dan leher wanitanya, sebelum menggulingkan tubuhnya ke samping tubuh Selia, membuat pusat penyatuan terlepas dengan lenguhan pelan Selia yang terdengar lirih. "Aku sudah membelikan banyak pakaian untukmu, setiap aku pulang, sambut aku dengan pakain itu, ku mengerti?"

Selia mengangguk saja, terlalu malas sekedar hanya untuk mengeluarkan kata. Toh, dia juga tidak akan bisa menolak titah tuannya, bukan?

Dia bahkan harus selalu merasakan perasaan malu yang luar biasa besar, setiap kali harus menyambut kepulangan Yoongi dengan baju kekurangan bahan itu, selama dua hari belakangan. Rasa jijik juga kerap kali dia rasakan, saat melihat tingkahnya yang sudah benar-benar seperti seorang jalang paling pro.

Jeon Yoongi, benar-benar sukses menjadikannya seorang jalang, yang bahkan mungkin sudah setara dengan Ruby Leux. Jalang tua sialan, yang menjualnya, melelangnya bak sebuah barang.

Ingatkan dia, kalau suatu hari nanti, dia harus menghancurkan tempat itu kalau memang dia mempunyai kuasa untuk melakukannya.

"Selamat tidur, Selia." Yoongi menaikkan selimut hingga sebatas dada, lalu menarik tubuh Selia mendekat, mendekapnya erat dengan kedua lengan kekarnya.

Tidak bisa di pungkiri, kalau apa yang di lakukannya ini membuat Selia merasakan nyaman dan aman, dengan hatinya yang berdesir hangat. Efek dari perlakuan manis Yoongi, yang sebisa mungkin dia mencoba untuk terus meneguhkan hatinya agar tidak luluh, karena dia tahu kalau ini semua hanya perlakuan semu. Dimana cepat atau lambat dirinya pasti akan di buang. Jadi, sebisa mungkin dia tidak boleh lupa, kalau bagi seorang Yoongi, dia itu tidak akan pernah di anggap spesial, karena dirinya adalah seorang jalang. Jalang seharga satu juta dollar, yang akan di buang oleh sang tuan, atau mungkin di bunuh atau entahlah, sesuai dengan yang tuannya itu inginkan.

Sungguh miris, bukan?

Terkadang, dia benar-benar merasa ingin untuk tidak usah pernah di lahirkan, kalau hanya harus berakhir seperti ini. Berakhir menjadi perempuan kotor, dengan tubuhnya yang di sentuh oleh seseorang yang bahkan tidak dirinya kenal.

Dia memang tidak tahu, akan seperti apa takdir Tuhan untuk hidupnya di masa depan, hanya saja untuk sekarang, dia memang tidak lagi pernah mengharapkan apapun dalam hidupnya. Bahkan jika harus mati sekarang pun, itu malah akan membuatnya bahagia. Karena sejak kali pertama Yoongi menyentuhnya, bagi dirinya seorang Selia Song, memang sudah mati.

"Selia, apa rencana hidupmu kedepan?" Mendengar pertanyaan tiba-tiba yang terkesan bermakna dalam, membuat kantuk yang sudah mendera mendadak hilang dengan sempurna.

Menghela nafas kasar, "Aku tidak tahu, Tuan."

"Tidak tahu?"

Menganggukan kepalanya, sembari menarik selimut yang sedikit turun, Selia lalu berkata. "Untuk sekarang, saya tidak tahu apa rencana hidup saya, semuanya terlihat gelap."

Perkataan yang mampu menyentil sedikit ruang hti Yoongi. "Baiklah kalau begitu, tapi kalau aku memintamu untuk melakukan sesuatu hal, apa kau mau?"

"Apa saya bisa menolaknya?"

"Tentu saja tidak." Sahut Yoongi cepat, membuat Selia mendengus pelan, yang untungnya tidak di sadari oleh Yoongi, karena posisi Selia yang membelakanginya, dengan dia yang memeluknya dari belakang.

"Apa yang harus saya lakukan, Tuan?"

Mengeratkan pelukan, telapak tangan Yoongi lalu mengelus lembut perut rata Selia. "Hamil anakku. Aku ingin rahimmu, mengandung anakku."

Heart Entwined Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang