02. Korban Baru

85 18 6
                                    

Selamat membaca

...

"Gue dapet info!"

Semua kepala yang ada di salah satu meja kantin belakang sekolah itu menoleh ketika seseorang datang dengan gebrakan kecil di meja mereka.

"Apaan?" Tanya Devan menyahuti ucapan Gala.

"Santan Kara bakalan berulah lagi," ujar Gala sambil mendudukkan dirinya disamping Devan.

"Hah?"

"Ck, si Karla," jelas Gala pada Devan.

"Gak penting, anjir." Jevan memutar bola matanya kesal.

"Penting lah. Apa lagi demi keselamatan gebetan-gebetan gue," ujar Gala mendramatisir. Masih ingat kan jika laki-laki satu ini adalah spesies buaya di pertemanan mereka? Yup, ceweknya banyak, entah di dalam ataupun di luar sekolah.

Satu geplakan mendarat di belakang kepala Gala, itu perbuatan Devan yang juga ikut kesal lantaran mendengar perkataan buaya satu itu.

"Aww," Gala meringis sebal.

"Lagian lo juga gak tau kan siapa targetnya kali ini?"

Gala menggeleng pelan, "Liat aja besok, pasti ketauan siapa yang jadi korban Karla selanjutnya." Kepalanya kini menoleh pada Keenan, "Keen," panggilnya.

"Hm,"

"Lo gak mau halangi si Karla?"

"Ngapain?"

"Ya kan siapa tau aja korban selanjutnya itu cewek lo. Karla kan random kalau milih target."

Keenan melemparkan tatapan tajam pada Gala ketika mendengar perkataan cowok itu.

"Canda bang," ujar Gala sambil cengengesan. Kini matanya melihat kearah cowok di sebelah Keenan yang hanya memainkan ponselnya sejak tadi, Athariz tepatnya. Dia berdehem pelan sebelum kembali berkata,"Atha, lo-"

"Gak."

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Athariz langsung memotongnya dengan tegas. Gala hanya bisa menghela nafas mendengar itu, begitupun dengan si kembar yang hanya saling pandang.

"Udah tau jawabannya bakalan sama, masih aja ditanya," gumam Devan pelan yang hanya bisa didengar oleh Gala.

"Namanya juga usaha," balas Gala tak kalah pelan.

Memang bukan hanya sekali atau dua kali Gala membawa info tentang Karla, cewek pem-bully di SMA Garuda Pertiwi ini, bahkan hampir setiap perbuatan cewek itu sudah Gala infokan. Tujuannya apa? Hanya untuk membantu teman katanya.

Athariz beranjak dari duduknya membuat teman-temannya menatapnya.

"Mau kemana lo?" Tanya Keenan.

"Basket." Jawab Athariz tanpa menghentikan langkahnya yang semakin menjauh.

"Susulin sana," suruh Devan pada Gala.

"Males, ntar gue dilempar bola basket lagi kayak waktu itu." Gala meringis mengingat dia yang dilempar bola basket dengan sengaja oleh Athariz. Bukan sebab apa, itu semua karena ulah Gala yang mengundang gebetan-gebetannya itu untuk melihat Athariz yang sedang bermain basket seorang diri di lapangan sekolah. Tentu saja itu mengundang amarah seorang Athariz.

Jevan menghela nafasnya kasar, "Gue nyusul Atha," ujarnya dan berlalu meninggalkan yang lain untuk menyusul Athariz menuju lapangan indoor sekolah mereka.

SMA Garuda Pertiwi memang membebaskan siswanya menggunakan fasilitas sekolah dengan batas waktu pukul enam enam sore, itulah kenapa Athariz dan Jevan kembali masuk kedalam gedung sekolah saat ini.

ATHARIZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang