Ch 3 : Rahsia King Balakung (1)

4.3K 302 70
                                    




Terlihat Boboiboy baru saja selesai membantu Tok Aba membuka kedai bersama Ochobot. Tapi tiba-tiba, ia merasakan dadanya nyeri dan seakan-akan tersayat sesuatu.

'Ukkhh.... Aku kenape ni?!' Boboiboy memegang dadanya sampai rasa nyeri yang cukup kuat tadi perlahan hilang. Tapi hal itu diiringi oleh munculnya keinginan untuk bertemu dengan (Name) saat itu juga.

Akhirnya Boboiboy bergegas pergi ke rumah istrinya setelah pamit pada Tok Aba dan Ochobot.

'(Name)....' batin Boboiboy yang terus saja cemas pada keadaan istrinya seiring perjalanan menuju ke sana.

Setelah sampai di depan rumah (Name), Boboiboy hendak mengetuk pintu, tapi ternyata pintunya tengah terbuka sedikit.

Ia tetap mengetuk pintu beberapa kali sebelum mengucapkan salam dan masuk karena tidak mendapat jawaban apapun.

"Eee.... (Name)?"

Akhirnya Boboiboy melihat istrinya tengah berbaring lemas di sofa panjang, seperti tidur. Ia pun segera menghampirinya.

Boboiboy menyentuh pelan ujung jari kiri (Name) tiga kali lalu membuat huruf B di telapak tangan (Name) dengan jarinya.

"Ugh...." tak lama, (Name) bangun perlahan, mengusap matanya dan bangkit dari baringnya. "Eh? Boy? Bile kau datang?"

"Baru je tadi, (Name)" Boboiboy duduk tepat di samping istrinya kemudian menyentuh dahi istrinya untuk mengecek suhu. '.... Sejuk sangat macam ais.... Eh! Kalau macam ni (Name) pasti....'

"Boy? Ade ape kau tiba-tiba datang?" tanya (Name) mengawali pembicaraan.

Boboiboy menurunkan tangannya. "Aku.... Rindu ngan kau, (Name)"

"Eh? Rindu? Semalam kan dah jumpa"

"Humm.... Jadi tak boleh?" Boboiboy menggembungkan pipinya sedikit.

"Ahahaha, mestilah boleh" walaupun tadi (Name) tertawa singkat, Boboiboy merasakan kalau istrinya itu tengah bersedih dan kelelahan karena sesuatu.

"(Name), kau oke ke?" tanya Boboiboy sambil mengelus pipi kiri (Name) yang langsung menggeleng lemah dan tersenyum sedih.

Boboiboy bersila di atas sofa lalu menarik (Name) ke pelukannya. (Name) hanya diam. Tak lama, aura kesedihan, lelah dan rasa bersalah menguar hebat dari tubuh (Name).

Tak lama, (Name) melepaskan dirinya, menghadap ke arah Boboiboy dengan sempurna lalu menatap ke arah sofa tapi tidak fokus menatap suatu apapun.

"(Name) kenape? Nak cerita ngan Boy?" tanya Boboiboy dengan nada lembut dan pelan lalu kembali mengelus pipi kiri istrinya dengan tangan kanan.

(Name) menikmati elusan itu lalu menggeleng lemah. Boboiboy hanya bisa diam sambil terus mengelus pipi istrinya. (Name) meraih dan mengambil tangan Boboiboy itu lalu menatapnya dengan tatapan tak terjelaskan.

'(Name) kenape ye?' batin Boboiboy sebelum terkejut dengan (Name) yang tiba-tiba mencium agak lama lengan bawah bagian tengahnya yang sama sekali tidak tertutup lengan baju hitamnya. 'Umm....'

Setelah itu, (Name) melepaskan lengan tangan kanan Boboiboy tadi lalu memeluk lemah Boboiboy dengan ekspresi yang masih sama seperti tadi.

Boboiboy membalas pelukan dengan erat untuk menguatkan (Name). Ia tahu kalau saat istrinya seperti ini maka (Name) tengah berada di kondisi lemahnya yang tidak pernah diperlihatkan pada siapapun kecuali dirinya.

Boboiboy Galaxy x Reader // S2 // Arc Windara [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang