Chapter 1. ⁉️

66 9 0
                                    

"Liam Archandra"

Bab 1
Awal permasalahan

Jakarta, 21 Juli 2014
20.35

Dimalam ini, Tsania sedang menunggu suaminya Abi yang akan pulang ke rumah.

Sambil menunggu, ia bermain bersama dengan Altair dan Liam, anak-anaknya.

Ia juga mengajak anak anaknya untuk belajar dan makan jajanan bersama di depan TV besar.

Jam berwarna biru muda di dinding pun sudah terlihat pukul delapan lewat tiga puluh lima menit.

Tsania merasa khawatir, tidak seperti biasa suami nya belum pulang jam segini.

"ibuu" teriak anak berumur 5 tahun itu berlari menghampiri ibunya yang sedang mondar-mandir depan pintu menunggu suami nya.

Ya, itu adalah anak kedua Tsania, putra berkelahiran 2009 itu yang sudah berumur 5 tahun bernama Liam Archandra.

"Iya, kenapa Liam sayang?" Tsania yang melihat Liam berlari segera berjongkok dihadapan anak laki-laki nya.

Dengan cepat saat ditanyai sang ibu, Liam segera melepaskan botol susu yang ada di mulutnya dan mulai berbicara.

"Ayah kenapa belum pulang,bu??" tanya Liam dengan botol susu yang berada di tangannya.

"Eh, ee" jawab Tsania sedikit panik, sebenarnya dia juga tidak tahu kemana suaminya pergi.

"A-Ayah lagi kerja sayang, ah iya lagi kerja" lanjut Tsania terbata-bata.

"Tapi bu-" ucapan Liam terpotong oleh ucapan ibunya.

"Udah yuk sayang, kita cuci muka, sikat gigi, setelah itu bobo yaa? Okay?" ajak ibu nya yang tadi memotong pembicaraan Liam.

"O-okay" jawab Liam mengikuti ibunya ke kamar mandi bersama abangnya, Altair.

Altair adalah anak pertama Tsania, anak kecil berkelahiran 2005 tersebut tetiba dihampiri ibunya untuk mengajak nya menggosok gigi.

Sesampainya di kamar mandi.

"Bang Alta sama adek Liam udah bisa sikat gigi sendiri, kan?" tanya Tsania sembari mengajak kedua nya menyikat gigi.

"Sudah, ibu!" teriak keduanya penuh semangat dengan sikat gigi yang ada ditangannya masing-masing.

.

.

.

Saat kedua anak tersebut tertidur..

Tsania melihat ke arah jendela yang ternyata malam ini sedang hujan deras. Kini ia ingin menghampiri jendela yang ada didepan matanya.

Lantas, ia bangun dari tempat tidurnya lalu berjalan menuju jendela.

Sampai di depan jendela, ia tak langsung menutup nya.

Ia melamun sementara di depan jendela yang sedang hujan deras tanpa kilat dan petir.

Melihat air hujan yang turun satu persatu ke tanah dengan detail, bau angin tanah yang sungguh menyegarkan, serta angin yang meniup rambut cantik Tsania.

Bukannya bergembira, Tsania merasakan ada perasaan buruk tentang suaminya di fikiran nya.

"Mas Abi kemana? sudah malam mengapa ia belum pulang? apa memang di kantor sedang ada kerjaan banyak?" batinnya melihat pohon di depan matanya bergerak tertiup angin hujan.

•' Liam Archandra '•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang