Disclaimer : Seluruh karakter milik Masashi Kishimoto kecuali Raiki dan Kai.
Enjoy reading...
.
.
.
Hinata termenung untuk waktu yang cukup lama, mungkin terlalu lama hingga sup kacang merah yang dimasaknya menjadi kerak hitam."Baka..."
Hinata mengumpat saat melihat isi panci sup itu membara seperti arang di panggangan. Buru-buru gadis itu mematikan kompor dan membawa panci gosong itu ke bawah aliran air di tempat cuci piring.
Asap mengepul hingga memenuhi seluruh ruangan.
Hinata terbatuk kecil sambil mengutuki kebodohannya sendiri.
Bergegas tanpa jeda, Hinata membuka jendela dapur agar asap yang mengepul segera hilang. Untung saja, tidak ada tetangga yang masih hidup di Distrik Uchiha ini. Jadi sedikit asap mungkin tidak mengganggu. Jangan sampai Sasuke tahu kalau Hinata menggosongkan masakan. Mau ditaruh di mana wajahnya nanti jika Sasuke tahu kejadian ini?
"Sasuke no baka..." Hinata memaki Sasuke di sela helaan napasnya.
Sungguh, Hinata tak pernah mengerti pria itu. Jalan pikiran Uchiha Sasuke seperti labirin yang rumit, penuh jebakan mematikan. Salah langkah sedikit saja, mungkin hubungan mereka akan lebih kacau daripada sekarang.
Sayang? Menyayangi?
Apa maksudnya ia mengatakan itu, coba? Apa artinya?
"Sayang, sayang, maksudnya apa?" Hinata bersungut-sungut, berbicara kepada dirinya sendiri.
Ia menghela napas. Sayang seperti apa yang Sasuke maksud? Apakah sayang seperti saudara? Sayang sebagai sahabat, atau sayang sebagai nakama? Kata sayang itu sangat luas.
Lalu kenapa dia kabur begitu saja seperti seorang pencuri?
Hinata tak mau berspekulasi, apalagi menaruh harapan yang tinggi, tapi sikap Sasuke amat sangat perlu dipertanyakan.
Tunggu, apa Hinata perlu bertanya? Tapi bagaimana jika ia nanti dicap kegeeran oleh Sasuke?
"Mamaaa..."
Hinata merasakan tubrukan kecil di tubuhnya. Raiki dan Kai memeluk Hinata dengan sangat erat.
"Ah, latihannya sudah selesai?" Hinata mengelus puncak kepala kedua anak yang semakin tinggi itu.
"Sudah..." Suara serak terdengar dari pintu masuk. "Anak-anak itu bahkan lebih baik daripada Sasuke, Hinata-chan!"
Wajah Naruto yang selalu bersemangat menyembul dari balik pintu. Memamerkan senyum lebar yang selalu menghangatkan hati.
"Naruto-kun..."
"Bau apa ini?" Hidung Naruto terlihat mengerut. "Apa Sasuke mencoba untuk memasak lagi?"
"A-ah..." Hinata gelagapan karena panik. "Tadi aku..."
"Mama, kenapa pancinya gosong sekali?" tanya Raiki dari tempat cuci piring.
Aduh.
"M-maaf, Mama kehilangan konsentrasi saat memasak, j-jadi makan siang kalian belum siap." Hinata menggigit bibir.
"Apa sesuatu telah terjadi?" Naruto menyentuh dahi, lalu menyentuh lengan Hinata. "Apa Sasuke melakukan sesuatu? Tadi kalian terlihat baik-baik saja."
Naruto terlihat khawatir, mencoba mencari jejak luka di lengan Hinata.
"Aku tidak terluka, Naruto-kun..." Suara Hinata tercekat. "Hanya sedikit kesalahpahaman."
"Kesalahpahaman tentang apa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/190693596-288-k911244.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Trouble
Fiksi PenggemarDua bocah misterius tiba-tiba muncul di hadapan Naruto, membuat semua Rookie Nine gempar. Siapa mereka? A SasuHina Story