Ashel kenapa?

320 29 0
                                    

"Shel, lo kenapa?"

"Gpp" jawabnya singkat.

"Jangan bohong"

"Udah, aku mau pulang"

"Jangan pulang dulu, kita masih ada kegiatan, dan kita harus bersiap untuk ke kegiatan kita besok"

"Aku ga sanggup"

"Soal itu?"

"Sha, kamu tau? Saat aku mengumumkan bahwa aku akan lulus dari JKT48, aku sebenarnya sudah tau gimana perasaan adel saat mendengar bahwa aku akan lulus dari JKT48"

Marsha hanya diam saja mendengar ucapan ashel.

"Aku tau sejak itu, cuman aku diam saja. Marsha, aku jahat ya? Kata adel aku jahat bakal tinggalin dia"

"Ngomong apa sih? Sejak kapan lo salah? Lagian udah keputusan lo juga, ngapain lo ngerasa diri lo itu salah. Kalau emang udah takdir lo lulus dari JKT48, ya itu sudah keputusan lo. Kita mah bisa, kita cuman cukup mendukung kamu. Bukan berarti kita harus salahkan kamu"

"Tapi soal yang tadi...."

"Syutt, lupakan"

Ashel mengangguk.

"Yaudah, ayo. Sini kita pergi dan gabung sama mereka. Ada adel disana"

"Marsha"

Marsha menoleh kearah ashel dan menatap matanya.

"Kenapa?"

"Jika aku pergi dari sini, dan bukan lagi sebagai member JKT48. Apakah kamu akan menganggapku sebagai teman?"

"Ngomong apa sih? Lu itu udah ku anggap, sebagai saudara sendiri. Kita semua keluarga, kita saling menganggap satu sama lain, kita itu saling melengkapi. Layaknya keluarga"

"Marsha?"

"Kenapa? Udah, ayok. Yang lain menunggu"

.

.

.

.

.

.

.

"Kak ashel dan kak adel mana?"

"Enth"

"Eh itu kak ashel sama kak Marsha"

Ashel dan marsha berjalan kearah mereka dan bergabung dengan member lainnya. Tidak dengan adel, yang sama sekali tidak menampakkan dirinya.

"Adel mana? Gue takut nanti dia kabur kayak tadi"

"Tenang saja dia ga akan kabur, kan udah ada penjaga yang awasi adel, kalau dia kabur lagi" ucap shani.

"Ngomong ngomong, pipinya chika kenapa? Kok ada bekas tamparan?" Tanya ashel.

"Ah ini, soal tadi, alya nampar aku, karena aku buat chirsty menangis dan salah paham sama aku"

"Maaf, kak"

"Kok kamu gitu? Itu senior kamu loh, dia lebih dulu disini daripada kamu"

"Udah kak, kasian alya. Dia udah trauma berat itu"

"Shel, udah jangan bahas itu lagi"

"Kak maaf"

"Gpp"

"Alya, gue mau ngomong sesuatu sama lu"

Alya mengerutkan keningnya bingung.

"Ngomong apa, kak?"

"Udah, nanti aja lu tau. Gue mau nyusul kak adel"

"Ydh"

.

.

.

.

.

.

.

Adel sedang berada di dalam theater. Ya, dia sedang memikirkan tentang ashel. Tanpa disadari, air matanya jatuh.

Adel tau, ashel akan pergi meninggalkannya. Tapi, ini adalah keputusan ashel sendiri. Dia tidak selamanya berada di JKT48, pasti banyak impian yang harus di capai diluar sana. Tugasnya sebagai member JKT48 ataupun senior dari JKT48 sudah selesai. Dan akan memulai impian yang baru. Apakah adel akan sanggup tanpa ashel? Tentu saja tidak, adel akan gila dan akan melakukan hal yang sama sekali tidak pantas untuk di lakukan.

"Ashel, tau ga? Kita disini selalu bersama dimanapun dan kapanpun"

"Tapi setelah kamu mengumumkan itu, aku jadi sakit hati. Aku benar benar ingin mengakhiri hidupku, setelah tau orang yang ku anggap lebih dari teman itu, rasanya sakit. Seperti di tusuk tusuk pisau"

Adel memukul dadanya kuat. Dia benar benar sudah sakit hati.

Zee yang kebetulan ada disana. Dia melihat adel terduduk di tanah sambil memukul dadanya.

Zee langsung menghampiri adel dan menghentikan aktifitas konyolnya.

"Bunuh gue, zee! Bunuh gue"

"Ngomong apa sih lu, anjg"

"Sakit zee"

"Udah, lo harus menerima keputusan dia"

"Mati aja gue"

"Adel.... Stop jangan ngomong kayak gitu"

"Sakit, zee"

Zee memeluk tubuh adel erat.

Zee jadi sakit hati melihat adel menangis di pelukannya.

"Del, gue tau lo itu sayang kak ashel. Tapi, lo jangan kayak gini. Yang ada, gue nangis lo lihat kayak gini"

                              ****

PERSAHABATAN BERUJUNG PERPISAHAN ||DELSHEL✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang