Adel terus memikirkan ashel. Sedaritadi dia belum makan dari pagi hingga saat ini. Wajah adel terlihat pucat dan lemas.
Tapi, ia enggan untuk makan apapun. Walau sudah di tawari oleh gracia, maupun beby.
"Adel, ayo makan. Kamu belum makan dari pagi"
"Gue ga mood makan, kak"
"Del, nanti kamu sakit"
"Kamu ga kasian? Sama diri kamu yang saat ini, kamu itu lagi sakit, del. Kamu lupa? Kamu punya penyakit yang langka. Dan mungkin kamu tidak bisa bertahan hidup lebih lama lagi"
"Bodo, gue ga peduli"
"Del"
"Pokoknya gue ga mau ashel pergi dari sini. Gue butuh dia, gue sayang dia, gue ga mau kehilangan dia. Ashel itu berarti bagiku, ashel penguat ku, ashel itu orang yang buat aku tertawa dengan tingkahnya. Aku ga mau ashel pergi tinggalin aku sendirian disini, kak gracia"
Gracia langsung memeluk tubuh adel yang sudah memukul kepalanya, dia menghentikan tangan adel yang terus memukuli kepalanya. Adel benar benar frustasi saat ini. Adel ingin mengakhiri hidupnya, kalau orang yang dia sayang melebihi teman itu pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya.
Beby ikutan memeluk tubuh adel dan gracia. Mereka saat ini sedang menangis bersama.
"Del, kalau ashel tau lo punya penyakit langka, dia akan terkejut. Dia akan menangis"
"Kalau ashel pergi tinggalin kamu, berarti kamu yang tinggalin dia untuk selamanya. Dan meninggalkan JKT48. Ini berat, tapi aku tidak mau kamu meninggalkan kami semua disini dan dunia JKT48 dan juga ashel. Kuat ya, del. Kakak yakin kamu bisa melewatinya"
Setelah berucap dalam hati, mereka terus memeluk tubuh erat adel. Mereka sangat merindukan adel. Mereka tidak ingin adel pergi untuk selamanya.
Mereka harus mencoba untuk menguatkan adel. Agar dia tidak berpikir untuk mengakhiri hidupnya hanya karena ashel akan meninggalkan dirinya dan dunia JKT48.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Shel, jangan gini dong. Lo ga salah. Ini udah keputusan lo. Lo ga perlu ucapkan kata kata itu"
"Kak, gue harus gimana? Gue harus gimana? Gue salah, bahkan adel ga mau liat gue"
"Tenang shel! Tenang"
"Kak, ashel harus gimana? Ashel harus gimana?"
"Ashel pliss, jangan kayak gini"
"Kak, ashel salah. Andai ashel ga ngumumkan kelulusan ashel kemarin, mungkin ga akan kayak gini"
"Udah, sini kakak peluk kamu"
Shani memeluk tubuh ashel erat. Dia mengusap kepalanya lembut.
Shani emang cocok jadi kakak untuk ashel. Dia selalu menguatkan ashel. Dia selalu bersama ashel.
"Ashel, pengen mati aja. Ashel ga sanggup"
"Ashel, Jangan ngomong gitu. Itu sudah keputusan ashel sendiri, jangan ngomong gitu. Suatu saat kita akan saling bertemu kok, syutt udah. Jangan ngomong aneh aneh"
.
.
.
.
.
"Gaswat"
"Kenapa lagi lu? Heboh amat"
"Adel"
"Kenapa lagi?"
"Dia tidak sadarkan diri, gara gara kebanyakan nangis karena nangisin ashel yang bakal lulus dari JKT48"
"SERIUS LU?!"
"Gue mana bohong?"
"Bisa aja lu bohong"
"Serius, njg"
"Adel tidak sadarkan diri?"
Semua orang disana menoleh ke sumber suara itu.
"Kak ashel?"
****
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSAHABATAN BERUJUNG PERPISAHAN ||DELSHEL✔️
Fiksi Penggemar"jangan pergi, gue ga mau kesepian disini" -Adel-