Bab 2

22.1K 988 57
                                    

Happy Reading

-----------------------------------------------------------

Seorang perempuan dengan rambut ikal mendekati seseorang yang terlihat cemas mondar-mandir.

"Bagaimana? Apakah Dika sudah ditemukan?"

Seorang pemuda lain, bernama tag Fuaiz, terlihat kesal, dia mengacak-acak rambutnya, terlihat sangat jengkel, "Belum."

Vica terlihat khawatir, "Sebenarnya, anak itu dimana sekarang?!"

Lalu seorang guru berjalan kearah mereka, dia adalah Pak Wahid. "Gimana Iz? Dika sudah ketemu?"

Ekspresi Fuaiz terlihat muram, "Belum pak, gimana nih?"

Pak Wahid menepuk dahinya, anak pemilik sekolah hilang, apa yang akan terjadi. "Kamu sudah hubungi dia?"

Fuaiz terlihat cemberut, "Sudah pak, HP-nya mati."

Lalu Vica di samping Fuaiz menimpali, "Tadi aku cari keliling kelas 12 juga ngga ada pak, jangan-jangan si Dika mbolos lagi."

Fuaiz menatap tajam pada Vica, "Ngga mungkin Dika bolos, dia pergi kekantin sendiri itu sudah keajaiban, malah dikira bolos, dikira kaya kamu kerjamu bolos pelajaran!"

Vica tertawa canggung, "Hehe ... Jan kek gitulah ada pak Wahid, aib jan disebar ... Santai kali ngapa Iz."

Pak Wahid memutar mata, dia lalu menarik telinga Vica, "Benar kata Fuaiz, dasar selalu izin alasan OSIS, padahal juga bolos, kamu pikir berapa lembar keluhan para guru ke Bapak gara-gara kamu?"

Vica mengeluh, "Aduh! Sakit Pak."

Wahid menghela nafas, "Mau gimana lagi, gimana jika kalian sebarin, minta tolong temen-temen lainnya, buat bantu nyariin. Nanti kalo masih ngga ada kabar bilang Bapak, nanti saya komunikasi sama pak Marcel. Saya mau pergi cek kelas sepuluh."

Mereka berdua membungkuk, dan berbicara serentak, "Iya pak, hati-hati, semoga hari bapak menyenangkan."

Karena ini acara disnatalis ke-29 tahun berdirinya sekolah ternama senegara ini, para murid melakukan acara event dengan menginap disekolah selama tiga hari, dan ini adalah hari terakhir menginap.

...

Giovani dan kawan-kawan lalu menuju toilet dekat kelas XII.

Mereka menutup hidung mereka, bau feromon yang kuat, menyebar di udara.

Briyan mengendus, "Bau feromon siapa ini?"

Giovani mengerutkan kening, "Bau feromon Raja, sepertinya ..."

Giovani sedikit pusing, dia merasa feromon dan organ-organnya yang baru, tidak bisa menerima terlalu banyak stimulasi feromon.

Mungkinkah karena apa yang ada di dalam tubuhnya sekarang, adalah organ dari kakek Raja, karena itu dia merasa keterkaitan?

Dan feromon Raja sangat kuat, hingga menyakitkan.

Briyan mengerutkan keningnya, "Aku tahu ini feromon Raja, tetapi sepertinya menyatu dengan bau feromon lain."

Kevin mengangkat alisnya, "Mungkin itu bau feromon orang lain."

Kemudian mereka menggangguk, itu benar ... Mungkin ada seseorang yang sedang buang air kecil, atau mencuci muka.

Aroma feromon itu lembut dan menyegarkan, tetapi itu memiliki aura tekanan tersendiri.

Karena itu semua orang yang menghirupnya harus berhati-hati, agar mereka tidak kehilangan kesadarannya.

[Bxb]Kingdao🔞[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang