Happy Reading
-----------------------------------------------------------
Sedikit🔞 .....
.
.
.
⚠️Warning! Semua cerita, alur, tokoh, latar belakang, setting adalah karangan, mohon bijak dalam memahami.
.
.
.
.
.
.Dika memandang Raja, dia duduk dipangkuannya, mengapa pria ini menolak melepaskannya padahal dia sedang sibuk dengan laptop miliknya.
Dika menatap layar laptop milik Raja, lalu mengerutkan keningnya, dia terlihat penasaran, "Apa yang ingin kamu lakukan? Kenapa kamu tiba-tiba mencari tahu tentang kota ini?"
Raja menyipitkan matanya, "Aku hanya penasaran."
Dika memiringkan kepalanya, "Kudengar ayahmu saat itu hilang disana, apa yang telah terjadi?"
Raja menghela nafas, dia menggeleng, "Entahlah, aku tidak tahu ... Dia ..."
Dika sedikit bingung, dia mulai mengerutkan kening, "Dia ...?"
Setiap kali mereka membahas tentang ayahnya yang menghilang waktu itu, ayahnya selalu mengelak.
Raja menatap dingin, "Dia sengaja menyembunyikannya, orang tua sialan itu selalu seperti ini."
Dika hanya tersenyum tanpa daya, hanya Raja yang berani mengutuk ayahnya.
...
Siregar tiba-tiba bersin, "Hachu!"
Terresia mengangkat alisnya, mengapa dia tiba-tiba bersin? "Kenapa? Apakah kamu sakit atau apa?"
Siregar menggeleng, dia menggosok hidungnya.
Terresia menghela nafas, "Sekarang ... Apakah kamu bisa menceritakannya? Mengapa jika kamu masih hidup saat itu ... Feromon kita terputus? Bahkan tanda kita terhapus."
Mata Terresia tertuju pada Siregar, penuh ketegasan dan ketenangan.
Siregar memandang mata itu, matanya yang teguh dan dalam seperti milik Raja, bukan milik Raja ... Tetapi memang mata itu berasal dari orang ini, mimik wajahnya dingin dan tajam.
Melihat Siregar yang hanya memandangnya, Terresia menyilangkan tangannya, dia menatap kesamping, melihat pemandangan dari teras, hutan yang lebat dan gelap, serta langit malam yang gelap tanpa cahaya bulan, begitu gelap seperti hatinya yang telah mati begitu lama.
Suara Terresia dingin, "Katakan, kamu tidak perlu berbohong, bahkan jika kamu bukan, dia ..."
Terresia memejamkan matanya, angin dingin menerpa wajahnya.
Mendengar hal itu wajah Siregar berubah, dia segera membuka mulutnya untuk berbicara, "Tidak! Aku adalah aku ... Hanya aku! Ini adalah aku ... Tanda itu terhapus, tetapi aku tidak tahu mengapa ... "
Tanda itu terhapus, karena aku telah mati Tess ...
Kata-kata itu tidak bisa keluar dari mulutnya, Siregar meneteskan air matanya, "Karena aku selamat sekarang ..."
Terresia melihatnya menangis tersentak, dia buru-buru memeluknya, dia benar-benar tidak ingin meragukannya, Terresia hanya takut bahwa semua itu hanyalah mimpi, "Benar ... Kamu benar ... Kamu masih hidup dan utuh ... Itu sudah cukup ..."
Siregar menunduk, air matanya jatuh mengalir dipipinya, Terresia mengusap air mata dari pipi Siregar, dia memeluknya, dagunya bersandar pada bahu Siregar, dia menepuk punggungnya.
Dia terus mengelus punggung Siregar, matanya bersinar keunguan, wajahnya tanpa ekspresi, keinginan dihatinya semakin besar, seolah berkobar.
Regar ... Kamu hidup sekarang ...
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bxb]Kingdao🔞[END]
General FictionJafiz tiba-tiba dilecehkan oleh Enigma gila yang bahkan tidak akrab dengannya. Mengapa Alexander yang selalu tidak perduli dengan segala hal begitu perhatian terhadap dirinya? [Tidak banyak konflik] . . . Dari judul udah ada BXB jangan salah lapak! ...