Mew suppasit jongcheveevat, pria mapan yang selalu sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Bahkan ia selalu mendapat sindiran oleh sahabatnya karena dirinya yang terus melajang.
“Membusuklah kau di kantor mu, mew suppasit”
“Umurmu sudah 30 tahun dan kau masih menghadiri pernikahan seorang diri?"
“Ketampanan dan kekayaan memang tak menjamin status hati seseorang”
“Lebih baik kau pelihara saja seekor hewan di rumahmu, aku kasihan melihatmu sendiri di lingkungan luar maupun apartemenmu”
Semua ucapan para sahabatnya itu terus berputar di otaknya, sungguh mew muak dengan mereka semua yang begitu cerewet Tay, bright, win, dan new.
Ini adalah hari libur, namun mew tidak tau harus melakukan apa di apartemen miliknya yang terkesan hampa ini. Ia meraih ponselnya untuk menghubungi new. Ya, sepertinya ia mempertimbangkan dengan usulan sahabatnya itu.
“Ada apa?”
“Kucing atau anjing?”
“hah??”
“Sepertinya tidak ada salahnya aku memelihara hewan”
“Kau yakin? Memang kau dapat memeliharanya dengan baik?”
“Akan ku coba”
“Kalau begitu kucing saja. Pilihlah kucing yang menggemaskan, aku yakin kau akan senang memeliharanya”
“Baiklah, di terima” mew langsung mengakhiri teleponnya.
Pria tinggi ini segera menuju pet shop untuk mencari peliharaan yang ia inginkan atas saran dari new.
Hingga tiba di pet shop, mew terlihat bingung dengan beberapa jenis kucing yang ada. Pandangannya tertuju pada dua kucing yang menurutnya menggemaskan.
“kucing siam?” mew memperhatikan seekor kucing berbulu putih kehitaman di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE BABY KANA (MEWGULF)~END
Romance"Little kana? Kana? Kau menyukai namamu itu hmm?" ~Mew Suppasit "phi miuu" ~kana... . . . . . . ...