8

36.1K 2.3K 15
                                    

Awass typo!!!

Zia terbangun di sebuah Padang bunga. Tubuhnya bersandar di bawah satu-satunya pohon di Padang ini.

Dapat Zia lihat seorang wanita dewasa dan anak kecil berpakaian putih sedang bermain di hamparan bunga-bunga.

"Dimana ini?" Ucapnya.

"Kaka sudah bangun?" Suara gadis kecil yang datang menghampirinya bersama wanita dewasa di belakangnya.

"Ana?"

"Iyaaa. Ini ana" cengirnya polos sambil duduk di samping Zia.

"Kita ada dimana?"

"Tidak tau, kaka tanyakan saja pada mommy hihi" polosnya.

Zia segera melihat wanita yang duduk di sebelah ana, terlihat usia mereka hampir sama. Namun wanita tersebut sangatlah cantikk. Tidak salah ia menjulukinya peri!!

"Hai Zia" sapanya sambil tersenyum lembut.

"H-hai"

"Perkenalkan namaku Aleena, aku yakin Zio pasti sudah mengatakannya kan?" Ucap Aleena sambil tersenyum.

Zia hanya mengganggukkan kepalanya sebagai tanggapan.

"Seperti yang kamu lihat, aku dan putriku sudah bahagia disini. Aku tau kamu pasti bingung bagaimana harus menjalani kehidupan di tubuh putriku, mulai saat kamu memasuki tubuh putriku, mulai detik itu juga tubuh itu menjadi milikmu. Kamu tidak perlu ragu untuk menjalani kehidupan bersama keluarga pramidita dan Skelton. Jalani kehidupan seperti biasanya. Dan juga sayangi Leonzio dengan tulus. Pria itu walaupun menjengkelkan namun ia memiliki hati yang tulus. Yakinlah, ia akan menjadi orang tua yang baik untukmu" ucapnya panjang lebar kepada Zia, sambil tersenyum lembut.

"Jujur saja, aku awalnya bingung bagaimana harus bersikap, aku merasa semua ini bukan untuk ku. Aku takut jiwa mu dan ana tidak akan suka melihatku, jiwa asing, yang menjalani kehidupan nyaman di tengah-tengah keluargamu" lirihnya sambil menatap sendu Aleena.

"Bukan masalah. Aku dan ana tidak keberatan. Aku senang bisa kembali berkumpul bersama putriku, aku juga senang tubuh putriku masih baik-baik saja, setidaknya tubuh putriku bisa di temukan, aku akan sangat sedih ketika tubuh putriku membusuk di jalanan tanpa ada yang mengenalinya. Jujur saja, aku berterima kasih kepada jiwamu yang memasuki tubuh putriku. Aku juga tau kehidupanmu jauh dari kata baik dan bahagia. Kali ini Tuhan memberikan kesempatan untuk kebahagiaanmu. Jalani lah kehidupan barumu dengan baik. Aku dan ana akan mendukungmu dari atas sini" tuturnya dengan lembut sambil menggenggam tangan Zia.

"Benar.. kakak harus menjadi anak yang baik untuk Daddy. Kasihan Daddy jika Kakak menjadi anak nakal?!" Peringatan polos ana ia lontarkan.

Kedua wanita tersebut tertawa mendengar ucapan ana.

"Baik. Kakak akan menjadi anak yang baik untuk ayahmu, Kakak juga akan menjalani kehidupan yang baik dengan tubuh baru kakak. Sehingga ketika kita bertemu lagi suatu saat nanti, Kakak tidak merasa malu kepada ana" ucapnya.

"Ada satu permintaan dariku" ucap Aleena. 

"Katakan saja"

"Tolong jaga dan lindungi Leonzio, pria itu terlalu kalut hingga tak menyadari situasi di sekitarnya" lembutnya.

"Aku berjanji akan melindungi keluarga baruku" Zia tersenyum meyakinkan pada Aleena.

Mereka bertiga bersenda gurau bersama. Menceritakan banyak hal dan bermain bersama. Hingga batas waktu pun sudah habis dan mereka harus berpisah disini. Aleena dan ana melambai penuh senyuman kepada Zia begitupun sebaliknya. Hingga perlahan-lahan Padang bunga tersebut sunyi menyisakan keheningan yang mendalam.

Ziana Second Life  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang