Awass typo!!!
Setelah kepergian Opa,Oma dan grandma,grandpa nya. Zia kembali murung. Huh! sepertinya ia tidak memiliki saudara sama sekali.
Lihat! manusia kecil Disini hanya dirinya!!
"Daddy" lirihnya ketika sedang duduk bersama Zio di sofa ruang keluarga, dengan tayangan kartun yang menyala.
"Kenapa baby?" Tanya Zio yang melihat raut murung putrinya itu.
"Apakah Zia tidak punya saudara sama sekali? Zia kesepian, Disini hanya ada orang-orang dewasa, hanya Zia yang kecil sendiri" ucapnya sambil menyenderkan tubuhnya kepada Daddynya itu, huh dia sedih sekali.
Zio yang mendengarnya merasa bersalah. Ia lupa jika putrinya juga masih anak kecil, pasti ia juga ingin bertemu seseorang yang sebaya dengannya.
Namun, kedua belah pihak keluarga sama-sama anak tunggal. Jadi ia tak memiliki saudara maupun sepupu.
Hah~kasian sekali putrinya ini.
"Ketika baby kecil, baby memiliki 4 kakak kok. Mereka semua hanya 1/2 tahun lebih tua dari baby" ucap Zio.
"Benarkah? Tapi bukannya Daddy dan mommy hanya punya 1 anak?" Tanya Zia memiringkan kepalanya bingung.
"Haha, mereka anak-anak sahabat Daddy, kalian semua sering menghabiskan waktu bersama ketika kecil" jelas Zio.
"Nanti akan Daddy panggilkan anak-anak sahabat Daddy, mereka semua sering bermain dengan baby ketika masih kecil dulu, mereka semua pasti bahagia melihat baby kembali" bujuk Zio kepada putrinya.
"Benarkah Daddy?" Tanya Zia dengan wajah berbinar penuh harap.
"Tentu saja. Tapi tidak dalam waktu dekat, mereka masih sibuk sekolah, jadi baby bisa belajar bahasa terlebih dahulu agar mudah berkomunikasi secara langsung dengan mereka. Oke?" Ucap Zio memberi pengertian kepada Ziana.
Zia mengangguk mengerti, memang belajar bahasa Italia lebih penting untuk saat ini, supaya ia bisa dengan mudah berkomunikasi.
Selama lebih dari sebulan beradaptasi dengan tubuh baby ana. Sifat masa kecil zia seakan-akan kembali lagi.
Ia benar-benar merasa kesepian, padahal di kehidupannya yang dulu ia juga selalu sendrian.
*****
Leonzio berada di sebuah ruangan private VVIP di Bar ternama Milan.
Setelah menidurkan putrinya, ia segera menghubungi teman-teman baiknya untuk segera berkumpul.
Teman-temannya yang jarang mendapat kabar dari Leonzio merasa senang dan segera menghampiri lokasi tempat bertemu.
"Akhirnya setelah sekian lama, kau mengajak kita berkumpul kembali" ucap salah satu temannya yang bernama Damian Rouvery.
"Benar. Aku ingin tau ada hal penting apa yang membuatmu ingin bertemu kami lagi" tanya salah satu temannya yang bernama Kevanry Fredrick.
"Dilihat dari raut wajahnya, sudah pasti ini adalah kabar bahagia. Hahaha" ucap salah temannya yang memiliki wajah paling ceria dan cerah. Yang bernama Jonathan Xilyverzy.
"Katakan ada apa" tanya temannya yang memiliki aura tak kalah dingin seperti Zio, yang bernama Robert Helymbert.
Mereka semua adalah sahabat Leonzio, diantara mereka berlima, Leonzio adalah yang termuda, bisa di bilang mereka hanya lebih tua 2 tahun dari Leonzio.
Ketika sekolahpun Zio adalah adik kelas mereka yang berbeda 2 tingkat. Hingga akhirnya menjadi teman sekelas karna kepintaran yang Zio miliki.
Hal itu tak membuat pertemanan mereka canggung, karna bagaimannapun orang tua mereka semua adalah sahabat dan rekan bisnis. Jadi kurang lebih mereka telah saling mengenal sejak kecil.
Melihat perbedaan usia mereka,tak heran jika anak-anak sahabatnya lebih tua daripada baby Zia.
Karna mereka semua menikah di usia muda ketika lulus Senior High school. Lebih banyaknya sih karna perjodohan keluarga.
"Putriku sudah di temukan" singkat Zio sambil menatap sahabat-sahabatnya.
"Apa?!!!" Kaget semua temannya.
Mereka sangat tau hal yang membuat zio tidak ingin berkumpul bersama lagi adalah, karna ia terlalu fokus mencari putrinya yang hilang.
Terutama karna kepergian Aleena, hal itu semakin membuat zio mengasingkan diri dari semua orang. Selain urusan penting seperti pekerjaan, ia tidak ingin bertemu siapapun tak terkecuali para sahabatnya.
Terkadang Zio iri melihat teman-temannya bersama anak maupun istri mereka.
Hal itu semakin membuatnya sedih memikirkan keluarga kecilnya yang hancur berantakan. Karna itu, Zio memilih fokus mencari putrinya daripada menahan rasa sedih setiap kali melihat teman-temannya bersama anak-anak mereka.
"Benarkah? Lalu apa yang kita tunggu! ayo kita lihat baby. Aku sudah lama tidak melihat baby ana" ucap Jonathan yang di angguki semua teman-temannya.
"Tidak sekarang. Baby harus belajar bahasa Italy terlebih dahulu. Agar tidak membuatnya pusing ketika berkomunikasi dengan banyak orang yang tidak ia pahami bahasanya" jelas Zio.
Mendengar ucapan Zio membuat sebagian teman-temannya tak paham, kecuali Robert.
Melihat ketiga temannya yang masih tak paham akan ucapannya, Zio menjelaskan asal mula ketika ia bertemu baby Zia, baby Zia yang hidup di kolong jembatan dan segalanya.
Mendengar cerita temannya, membuat mereka semua sedih dan sakit hati.
Bagaimana bisa, disaat mereka masih bisa hidup enak dan makan cukup.
Baby Zia justru harus melakukan hal-hal yang menurut mereka kotor hanya untuk mencari makan.
Ruangan tersebut hanyut dalam keheningan ketika memikirkan penderitaan baby Zia selama ini.
Semakin memikirkannya semakin membuat mereka tak sanggup.
"Jadi kapan kita bisa bertemu baby?' tanya Kevan setelah terbangun dari pikirannya.
"Paling tidak ketika anak-anak kalian liburan semester" ucap Zio.
"Itu lama sekali, paling tidak kita harus menunggu 5 bulan lagi. Zio, tidak bisakah kami bertemu baby dulu?" Bujuk Jonathan.
"Tidak. Aku ingin baby fokus belajar dan menghabiskan banyak waktu bersamaku di saat-saat ini" jelas Zio kepada mereka semua.
Mereka mengangguk mengerti, memang sangat sulit di posisi baby saat ini, terhalang bahasa tentunya sangat menyebalkan untuknya. Dan juga di banding mereka, Zio pasti yang paling ingin menghabiskan waktu bersama putrinya yang telah lama hilang.
"Baiklah kami mengerti, jika waktunya telah tiba, kami akan membawa anggota keluarga untuk bertemu baby Zia" ucap Damian yang di angguki semuanya.
Setelah itu, mereka mulai membahas beberapa hal yang lain. Mengenang masa lalu atau apapun itu.
Telah lama tidak saling bertemu, membuat mereka semua merasa bahagia ketika berkumpul kembali.
Tidak ada kecanggungan di dalamnya bagaimanapun mereka adalah pria. Apa itu canggung??
Melihat jam yang menunjukan pukul 12 malam mereka memutuskan kembali ke kediaman masing-masing.
Bagaimanapun sekarang mereka bukan remaja lagi, ada anak dan istri yang menanti dirumah.
TBC~
👇Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziana Second Life
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca!! Xixixixi :3 Ziana, seorang anak yatim piatu yang seumur hidupnya di sibukkan hanya untuk mencari nafkah. memenuhi kebutuhan hidup dan makan sehari-hari. bukannya menghadap sang tuhan setelah tanpa sengaja terhantam ba...