41

2.4K 303 19
                                    

"Daddy"

Suara lirih sang putri mengalihkan perhatian Zio dari berkas di hadapannya.

Membuat ia mencari sang sumber suara, dan dapat ia lihat putrinya yang mengintip dari celah pintu ruang kerjanya, sungguh menggemaskan.

"Kemarilah baby" lembutnya.

Dengan perlahan Zia menghampiri Daddynya, dan dengan ragu-ragu ingin mengatakan sesuatu.

"Ada apa? Katakan saja jika ada yang ingin baby katakan" ucap Zio saat melihat putrinya yang tak seperti biasanya tersebut.

"E-eum, Zia ingin ke indonesia. Apa boleh?" Lirihnya dengan kepala tertunduk.

Zio terdiam, termenung dan tak mengeluarkan sepatah katapun.

Hal itu membuat Zia gugup. Mungkin Daddynya tak akan pernah mengizinkannya. Setelah yakin dengan pemikirannya, Zia sudah siap jika kata penolakan yang akan Daddynya itu ucapkan. Namun ternyata ucapan Daddynya selanjutnya mampu membuatnya terkejut.

"Baiklah, namun kami semua akan ikut" tegas Zio.

"T-tapi.."

Zia bingung, ia ingin ke Indonesia karna harus menyelesaikan masa lalu. Seperti melunasi hutang keluarganya dan benar-benar menyelesaikan kehidupannya sebagai Ziana di masa lalu. Dirinya juga ingin mencari tau apa yang terjadi pada tubuh aslinya di sana.

Jika Daddynya ikut, Alasan apa yang harus ia katakan untuk melakukan semua perbuatannya itu?

"Daddy mengerti. Ini pasti berat untukmu" lembut Zio dan mensejajarkan tubuhnya dengan sang putri.

"Dadd?" Bingung Zia.

"Daddy tau, Daddy tau semuanya"

"D-dad? S-semua? Daddy tau?" Gugup Zia, pikirannya kini telah bercabang kemana-mana. Ketakutan yang ia takutkan kini benar-benar terjadi.

"M-maaf" ucapnya tertunduk. Ia merasa bersalah karena telah membohongi pria yang menjadi Daddynya tersebut. Atau mungkin setelah ini, kata Daddy itu tak akan pernah bisa ia ucapkan lagi?

"Sayang dengar. Zia adalah putri Daddy. Tidak ada yang bisa menyangkal fakta ini" tegas Zio. Menatap dalam pada mata sang putri yang kini telah berkaca-kaca.

Zia menatap mata sang Daddy, mencari celah kemarahan ataupun kekecewaan. Namun hanya tatapan kasih sayang yang ia temukan di mata Daddynya tersebut.

"T-tapi Zia bukan. Putri daddy" ucapnya lirih dengan suara bergetar.

"Baby iya! Yang harus baby mengerti hanyalah, apapun yang terjadi di masa lalu adalah masalalu. Dan yang saat ini adalah kehidupan saat ini. Dan saat ini baby adalah putri Daddy. Ini adalah fakta yang tak bisa di bantah apapun alasannya. Daddy tidak akan menyalahkan mu. Ini adalah takdirmu untuk menjadi putri Daddy" ucapnya hangat.

"Mari kita pergi ke sana, kita harus benar-benar menyelesaikan hal-hal yang harus di selesaikan" lembutnya.

"Daddy sangat berterimakasih karena baby telah menjadi putri Daddy" ungkapnya. 

Zia menangis terisak dan memeluk erat Daddynya. Hal yang ia takutkan tenyata tak berguna. Ia benar-benar bersyukur Daddy nya tetap menjadi Daddy yang ia kenal walaupun mengetahui kenyataan jika dirinya bukanlah baby ana yang asli.

Entah darimana Daddynya itu mengetahuinya, namun zia benar-benar bersyukur Daddy nya tak membenci dirinya.

****

Indonesia

Setelah menempuh perjalanan yang tak bisa di bilang singkat tersebut. Kini Zia menginjakkan kakinya lagi di tanah kelahirannya tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ziana Second Life  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang