Awass typo!!!!
"Huwaaaa.... Zia tidak apa-apa? Alex terkejut sekali mendengar kabar penyerangan semalam.. hiks!" tangis Alex yang berada di pelukan Ziana
"Zia tidak apa-apa. Sudah sudah kak Alex jangan menangis lagi" bujuk Zia sambil mengelus-elus punggung Alex
"Kau ini, yang di serang kan Zia, kenapa malah kau yang menangis?" Ucap Samuel heran
"Kak Sam diam!! Alex sedang sedih memikirkan betapa ketakutannya Zia tadi malam hiks!" Ucap Alex sambil menatap tajam Samuel. Meskipun tetaap saja terlihat menggemaskan
"Tidak apa-apa. Zia tidak takut. Daddy menyembunyikan Zia di ruang bawah tanah, jadi Zia aman-aman saja" ucap Zia sambil membujuk Alex
"Adik benar-benar tidak apa-apa kan?" Ucap Jordan khawatir
"Tidak apa-apa. Kak Jordan tenang saja, Daddy kan hebat tentu saja bisa melindungi Zia" ucap Zia meyakinkan
"Apa dalangnya Sudah di temukan?" Tanya Aziel yang sedari tadi senantiasa menggenggam tangan kanan Ziana dan mengamati Ziana dengan teliti.
"Daddy tidak memberitahu. Katanya itu urusan orang dewasa" ucap Zia
"Hisss berani sekali orang-orang itu ingin mencelakai adik lagi" geram Samuel
Jordan dan Aziel menajamkan matanya dan merasa sangat marah, memikirkan nyawa adik mereka yang kembali terancam.
"Kakak akan rajin-rajin belajar beladiri agar bisa melindungi Zia nantinya. Zia tidak perlu takut, kakak akan selalu melindungi Zia!" ucap Aziel serius sambil menatap mata Zia
Zia tersenyum lembut, merasa tersentuh. Meskipun Aziel baru berusia 12th, namun Zia tahu, semua yang di ucapkan Aziel adalah kesungguhan.
"Yaaa... Zia percaya kakak bisa melindungi Zia" jawabnya
"Kakak juga. Kakak akan melindungi adik juga" ucap Jordan sambil menepuk dadanya dengan tatapan yang serius
"Kak Samuel juga akan rajin-rajin olahraga dan belajar beladiri. Supaya bisa melindungi Zia juga" ucap Samuel
"E-eum... Alex juga" lirih Alex yang masih berada di pelukan Ziana
"Yaaaaa... Tentu. Semua kakak Zia pasti akan menjadi orang-orang yang hebat dan mampu melindungi Zia. Sudah tidak usah sedih lagi. Musuh yang tadi malam sudah dibunuh semua oleh Daddy" ucap Zia
Keempat kakaknya kecilnya itu mengangguk dan kembali mengobrol santai.
Setelah mendapat kabar jika mansion Skelton diserang tadi malam. Pagi harinya para sahabat beserta anak-anaknya segera menuju mansion Leonzio untuk melihat situasinya.
Para anak-anak berkumpul di kamar Zia untuk memeriksa kondisi Ziana. Kamar yang di tempati Zia pun telah berpindah Karna zio tak ingin putrinya berada di ruangan yang menjadi tempat pembunuhan.
Seperti saat ini. Zia yang di berondong banyak pertanyaan dari para kakak kecilnya. Terutama Alex yang sedari tadi sudah menangis saking khawatirnya pada Zia.
Aziel pun tak melepas genggamannya pada tangan Zia bahkan tak henti memeriksa tubuh Zia, takut-takut jika ada luka yang tak terlihat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ziana Second Life (END)
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca!! Xixixixi :3 Ziana, seorang anak yatim piatu yang seumur hidupnya di sibukkan hanya untuk mencari nafkah. memenuhi kebutuhan hidup dan makan sehari-hari. bukannya menghadap sang tuhan setelah tanpa sengaja terhantam ba...