35

6.5K 614 33
                                    

Suasana di sana sangat tegang, mungkin hanya untuk sebagian pekerja.

"Wow, jadi ini rumah papa Robert?? Semuanya ayo masuk!! Papa pasti senang kita berkunjung" ucap Zia, sepenuhnya mengabaikan Liliana.

Ia melangkah masuk di ikuti Jordan, Aziel, Alex dan samuel. Jangan lupakan Bastian yang senantiasa berada di belakang anak-anak tersebut bersama para bodyguard.

"HENTIKAN!! SIAPA YANG MENGIZINKAN KALIAN MASUK!!" teriak Liliana.

"Oh? Papa pasti setuju, papa sangat menyayangi kami" polos Zia.

"Sayangggg sekaliii, terutama pada Alex!!"

"Hihihihihi" tawa Zia dan Alex.

Kedua bocah kecil itu memasuki pintu sambil berpegangan tangan, diikuti ketiga kakak tak sedarah mereka itu.

"Wahhhhh Zia zia, lihat guci ini besar sekali. Apakah mahal??"

"Mahal!! Kak Alex jangan hancurkan ya, nanti papa marah"

"Okay! Zia zia, ayo naik ke atas"

"Ada lift. Jangan naik tangga" ucap Aziel yang melihat kedua bocah tersebut berlari menuju tangga.

Mereka memasuki lift bersama Bastian, meninggalkan para bodyguard di lantai bawah agar tak membiarkan Liliana naik ke atas.

"Anak-anak sialan. Berani sekali membuat rusuh" desisnya.

Ia Berjalan penuh amarah dan ingin memasuki lift untuk menyusul Zia dan yang lainnya.

Namun langkahnya di hentikan para bodyguard di sana.

"Apa yang kalian lakukan sialan. Ini rumahku!! Berani sekali kalian bertingkah di wilayahku" ucapnya geram.

"Anda di larang mengganggu para tuan kecil bermain" ucap dingin salah satu bodyguard.

"Sialan! Apa hak kalian melarangku!! Ini rumahku!!!" Tekannya.

"Kami telah mendapat izin dari tuan Robert. Beliau berkata apapun yang di lakukan tuan-tuan kecil tidak di permasalahkan, terutama jangan sampai waktu bermain mereka terganggu" datarnya.

"Sialan Robert!!!!" Teriaknya dengan tangan terkepal. Ia hanya menatap nyalang pada ujung tangga berharap tatapannya dapat membunuh seluruh anak-anak tersebut.

*****

"Hancurkan" ucapnya tersenyum riang.

"Yeayyyyyy" riang Alex. Kaki kecilnya berlari kesegala arah dan mulai memporak porandakan apapun yang ia temui.

Semuanya memasuki pintu kamar yang terlihat mewah dan elegan tersebut. Tanpa rasa sungkan, mereka segera mengobrak Abrik ruangan tersebut dan menghancurkan apapun yang bisa di hancurkan.

"Ihhhhhh. Baju apa ini! Kecil sekali!! Zia coba pakai. Ini sepertinya pas di tubuh Zia, kecil sekali" ucap Alex lugu sambil menenteng beberapa helai pakaian mini tanpa lengan.

Zia menatap datar pada wajah Alex yang tersenyum polos. Bisa-bisanya ia disuruh mengenakan pakaian kurang bahan tersebut, meskipun yahh ketika ia yang memakai maka itu hanya akan menjadi seperti daster. Hehehehe

"Kak Alex yang paling tampan dan menggemaskan Di dunia...." ucapnya sambil tersenyum yang membuat Alex semakin mengembangkan senyumnya.

"Ambil Gunting dan gunting semua pakaian di lemari. Okay!" Lanjutnya.

"Yaaaaa!!" Dengan gembira alex segera melakukan apa yang di perintahkan Zia.

Ziana Second Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang