6. Who?

269 36 30
                                    

Katanya kita cuma perlu waktu untuk mengenal. Tapi saat gue mencoba mengenal lo, lo malah gak berusaha untuk mengenal gue balik.

* * *

"Gila Ar, lo tadi bilang apaan sama itu cewek, sampai bengong begitu?" tanya Lintang sambil duduk di atas meja dengan satu kaki terangkat, menciptakan kesan keren menurutnya.

Mereka bertiga berada dalam kelas yang sangat ramai, terutama setelah insiden pernyataan cinta, di mana mulut-mulut cewek di kelas mulai berbisik-bisik. Arkha tetap diam, tampak acuh terhadap kegeraman Lintang. Sementara itu, Lintang semakin kesal dengan sikap cuek sahabatnya.

"Cuek aja mulu. Sama teman lo sendiri aja cuek anjir. Kapan coba pekanya?" celetuk Lintang lagi karena tidak ada tanggapan dari Arkha.

Kaafi mencoba menenangkan situasi, "Sabar ya, Jon."

"Apaan lo jan jon jan jon?" Lintang bertanya sinis.

"Jones," jawab Kaafi sambil tertawa.

Lintang mendelik. "Ngatain orang jones, liat status lo juga! Punya pacar kagak lo?"

Kaafi tersenyum lebar. "Punya, buku kuliah gue," ucapnya sambil menunjukkan buku catatan materi kuliahnya yang selalu ia bawa ke mana pun ia pergi.

Sementara itu, Arkha sadar sejak di kantin tadi. Ketika ia melihat cewek itu terkejut, ketika cewek itu terdiam, ingatannya membawa ke suatu kejadian saat ia merasakan ada yang memperhatikannya.

Kemarin, Arkha awalnya hendak pergi ke toilet. Kakinya mengikuti jalur yang mengarah ke depan toilet pria, tepat di sebelah itu juga ada toilet putri, di mana ada seorang cewek berambut pirang yang sama sekali tidak ia kenal. Meskipun begitu, cewek berambut pirang yang kata Lintang bernama Tamara itu malah tersenyum kepadanya. Arkha tidak begitu mengingat setelah itu tapi ia memang berakhir berciuman dengan Tamara.

Hanya saja disela ciuman itu, Arkha masih memperhatikan sekitar untuk berjaga-jaga. Tepat ketika ia menyadari ada seorang cewek yang terlihat memergokinya, Arkha ingin segera menghentikan ciuman dan menoleh untuk memastikan. Namun ia hanya dapat memperhatikan punggung seorang cewek yang sudah pergi menjauh dengan langkah sangat cepat seakan-akan dia sedang dikejar setan.

Tapi di kantin tadi, Arkha sepertinya menemukan cewek yang ia cari. Cewek itu, yang telah memergokinya, terlihat terkejut ketika Arkha menatapnya seolah tertangkap basah.

Bukan apa-apa. Hal itu malah semakin membuat Arkha penasaran. Bagaimana bisa Arkha tak pernah melihat wajah cewek itu di Charitas?

"Siapa cewek itu?" gumam Arkha pelan namun tetap masih terdengar oleh kedua sahabatnya.

Lintang dan Kaafi sama-sama melirik ke arah Arkha bingung. Lintang bahkan menepuk pipinya berkali-kali, sedangkan Kaafi mengerjapkan matanya tak percaya.

"Giliran ngomong, nanyain cewek," kata Lintang tersenyum geli.

"Ya ngapain Arkha tanyain lo?" Kaafi menimpali. "Gak guna."

"Kampret lo!"

* * *

Jangan lupa berikan dukunganmu. Vote dan komentar wajib hukumnya supaya cerita ini bisa lanjut lagi❤

Happy reading❤

FOLLOW IG DAN TIKTOK AKU @ERLITASCORPIO

Flow EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang