An, lo masih di sana? Gue jemput.
Andrea mengerutkan keningnya. Ia bingung harus bersikap seperti apa. Kini ia tahu bahwa Keenan bertunangan dengan Kejora. Sangat amat wajar ketika Andrea melihat ketakutan terpancar pada wajah Kejora. Hubungan Andrea dengan Keenan dulu bukanlah hal yang mereka sembunyikan. Andrea yakin Kejora mengetahui hal itu.
Andrea memasukkan kembali ponselnya ke kantong winter coatnya. Ia kembali meneguhkan hatinya untuk tidak memperdulikannya Keenan. Terlebih ketika ia tahu bahwa Keenan bertunangan dengan teman sekelasnya dulu. Lagi pula, ia sudah tidak ingin patah hati untuk kesekian kalinya.
Drtt.. drttt...
Andrea mengabaikan panggilan tersebut. Ia tahu pasti Keenan yang meneleponnya. Ia kembali berjalan dengan menenteng dua kantong besar berisi barang belanjaannya. Saat ini ia sedang berjalan menuju pemberhentian bus yang letaknya cukup jauh.
"Buset, tadi waktu berangkat nggak sejauh ini perasaan," keluh Andrea. Ia sudah lama menetap di Prancis. Namun, ia masih tidak terbiasa akan budaya warga pribumi Eropa yang sangat suka berjalan kaki atau bersepeda.
Andrea mengangkat tangannya untuk menghalangi pancaran sinar lampu yang menyorotinya. Sangat silau hingga ia tidak bisa melihat siapa yang berada di dalam mobil di depannya.
"Anna."
Keenan turun dengan raut khawatir terpampang pada wajah tampannya. Andrea terdiam mematung. Keenan dengan lembut memegang kedua bahu Andrea.
"Lo ngapain di sini?"
"Gue khawatir sama Lo."
Andrea menghembuskan nafasnya kasar, "Lo nggak perlu peduliin gue, Nan. Gue bukan siapa-siapa Lo!" Andrea berusaha dengan keras melepaskan tangan Keenan dari bahunya.
Keenan terdiam.
"Nan, Lo udah punya tunangan. Lo bentar lagi nikah sama Kejora. Nggak pantes Lo di sini khawatirin Gue."
"Lo nggak tahu perasaan Gue, An."
"Nggak. Yang Gue tahu, Lo udah jahat banget sama Kejora. Lo bahkan nggak mikirin perasaan dia. Lo dengan seenaknya ninggalin Dia entah di mana, dan dengan entengnya Lo samperin Gue di sini. Gue dan Kejora sama-sama cewek, Nan. Gue paham-"
Andrea menjatuhkan tas belanja yang ia bawa di kedua tangannya ketika bibir Keenan mendarat pada bibirnya.
Andrea terdiam sesaat. Merasakan apa yang dulu pernah hilang darinya.
Hanya membutuhkan sepersekian detik untuk Andrea tersadar. Ia segera mendorong Keenan dengan kasar.
Plak!
"Sinting."
"Maafin Gue, An. Gue tahu Gue egois banget tapi izinin Gue buat nikmatin waktu berdua sama Lo sebelum akhirnya Gue nikah sama Kejora."
Andrea masih tidak habis pikir terhadap Keenan. Ia benar-benar tidak paham bahwa cinta bisa semengerikan ini.
"Gue janji, setelah semua ini Gue nggak bakal ganggu Lo lagi."
Andrea memalingkan wajahnya. Kedua matanya memanas. Tidak. Ia tidak bisa menangis di sini. Tidak di depan Keenan.
Keenan menggenggam kedua tangan Andrea. Ia sudah tidak memikirkan apapun lagi. Hanya satu yang ia inginkan di dunia ini. Ia hanya ingin bersama wanita di hadapannya. Meskipun hanya sebentar. Tidak peduli dengan status Andrea, bahkan dengan statusnya sendiri. Ia hanya ingin Andrea.
"Please, An. Untuk terakhir kalinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Putar Balik!
Romance"Lo nggak perlu segitunya buat tahu tentang gue, Nan. Kita udah lama berakhir." Keenan menghentikan langkahnya. "Hubungan kita berakhir, bukan berarti gue berhenti cinta sama lo." "Terus kenapa lo tunangan sama orang lain kalo masih cinta sama gue?"...