Andrea kembali mengecek barang-barang yang ada di depannya. Ia menghitung jumlah kardus beserta keterangan yang sudah ia tulis menggunakan tinta merah. Hari ini adalah hari kepindahannya menuju Paris. Ya. Andrea dengan berat hati mengiyakan permintaan terakhir Keenan. Bukan karena egois, melainkan ini demi kelancaran hubungan Keenan dan Kejora. Setidaknya, itu yang ia pikirkan.
“Udah semua?” Keenan datang dari arah belakang sambil menggenggam kopi hangat yang ia beli di minimarket sebelah gedung kost Andrea.
Andrea mengangguk, “Kayanya udah, Nan. Di atas udah kosong.”
“Parfait.”
“Ini nggak masalah Lo bayarin cargonya? Strasbourg ke Paris nggak deket loh, Nan.”
“Nggak masalah, uang Gue banyak.”
Andrea memukul lengan Keenan, “Dih, Gue porotin tau rasa Lo.”
“Sampe Gue miskin juga mau kalo sama Lo mah.”
“Inget Kejora.”
Keenan meraih pinggang Andrea dan menarik tubuhnya mendekat, “For now, it's just you and me, An.”
Andrea mendorong tubuh Keenan menjauh. Kini ia merasa benar-benar gila!
“Kejora udah balik dua hari yang lalu. Kerjaan mendadak.”
Andrea mengangguk dan berjalan untuk membuka bagasi mobil. Ia terkejut melihat satu buket bunga besar, yang memenuhi bagasi mobil Keenan.
Andrea terkekeh, “What's this?” Ia meraih bunga tersebut dan tersenyum ke arah Keenan.
“For you, Ma Chérie.”
“Lo mikir nggak sih, ini menuh-menuhin mobil? Taruh di mana coba? Kita kan masih harus nganter box-box ini ke tempat cargo, Nan.”
“Taruh aja di kursi Lo.”
“Lah, Gue?”
“Gue pangku.”
Andrea meringis. Keenan tidak berubah. Ia masih sama dengan Keenannya dulu.
“Dasar bocah mesum.”
Andrea kembali meletakkan bunga tersebut ke tempat semula. Tidak peduli jika barang-barangnya akan merusak bunga tersebut. Satu yang ia mau adalah perjanjian ini cepat selesai. Ia mulai mengangkat kardus yang berisi barang-barangnya. Setelah semua kardus masuk ke dalam mobil Keenan, yang tentunya membuat buket bunganya rusak, Mereka kemudian pergi menuju tempat pengiriman barang.
Andrea menatap ke luar jendela. Menopang dagunya, memikirkan betapa bodoh keputusan yang ia ambil saat ini. Ia adalah seorang perempuan. Ia paham bagaimana perasaan Kejora kelak jika perempuan itu tahu apa yang diperbuat oleh pasangannya. Namun, Andrea tidak bisa berbuat apapun selain mengiyakan permintaan terakhir Keenan.
“Inget ya Nan, kita cuma satu bulan. Setelah itu Gue akan pergi.”
Keenan mengangguk dengan berat hati. Ia akan terima sesingkat apapun waktu bersama Andrea. Hanya ini kesempatan terakhir Keenan untuk mengobati kerinduannya.
“Kerjaan Lo gimana?”
“Gampang. Setelah Gue selesai sama Lo, Gue bakal cari kerja.”
“Di Paris?”
“Peut-être.”
Keheningan menyelimuti mereka berdua. Keenan fokus mengendarai mobilnya, sedangkan Andrea masih memikirkan perbuatannya.
“Gila, abisnya 250 euro Nan. Sampai ada yang penyok, Gue nangis sih.”
Andrea mengerutkan bibirnya setelah melihat total biaya untuk mengirim barangnya ke Paris. “Nanti Gue cicil ya.”
Keenan terkekeh, “Nggak usah diganti. Empat juta doang kecil buat Gue.”
“Duh, jangan banyak gaya deh Nan. Berapa sih gaji staff l’ambassade?”
“Banyak, nggak bisa dihitung pake jari pokoknya.”
“Dasar sombong.”
“Udah?”
“Apanya?”
“Ngomelnya.”
Andrea dengan kesal meninggalkan Keenan yang masih tertawa melihat raut wajah cantiknya yang memerah.
“Bunga Lo penyok nih. Buang aja ya,” Mendadak ucapan Andrea menghentikan tawa Keenan. Ia segera berlari ke arah Andrea.
“Yahh… Kok bisa gepeng gini?”
“Iya, tadi Gue tindih kardus. Kan Gue udah bilang bunga Lo menuh-menuhin bagasi!”
“Kan bisa Lo bawa aja ke depan, An. Mon dieu!”
Keenan meratapi bunga cantik yang ia yakini masih menjadi bunga favorit Andrea. Ya. Tidak ada satu hal pun tentang Andrea yang Keenan lupa, termasuk perasaannya.
“Hahaha, maaf. Lain kali Gue ganti deh. Nggak usah cemberut gitu.”
Mereka kembali memasuki mobil dengan senyum yang merekah. Perasaan campur aduk menyelimuti Andrea. Sungguh, kembali menaruh hati pada Keenan adalah satu-satunya hal yang ia takutkan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putar Balik!
Romance"Lo nggak perlu segitunya buat tahu tentang gue, Nan. Kita udah lama berakhir." Keenan menghentikan langkahnya. "Hubungan kita berakhir, bukan berarti gue berhenti cinta sama lo." "Terus kenapa lo tunangan sama orang lain kalo masih cinta sama gue?"...