H A P P Y
R E A D I N G"Setelah mengenalmu, perjuangan ini bukan lagi tentang mencari, tetapi tentang memantaskan diri."
-Rana Aqila Humaira-Tepat pukul 04.15 aqila cepat-cepat bangun pada pagi hari ini. Dia sudah terlambat bangun lima belas menit dan itu langsung membuatnya bergerak lebih cepat dari biasanya.
Aqila dengan sigap turun dari kamar dan pergi ke dapur, aqila memasak sarapan untuk semua penghuni rumah kakek nya. Hari ini kakek aqila menyuruh aqila untuk tinggal semalaman karna ia akan mengikuti kajian dibandung bersama kakek nya dan alzam.
Setelah selesai memasak aqila menyeka peluh nya dan menghela nafas lega.
Allah huakbar Allahuakbar
"Syukurlah baru adzan jadi aku gak telat buat ikut shalat subuh berjama'ah" gumamnya penuh syukur karna pekerjaan nya selesai tepat waktu.
"Eh ini siapa yang adzan? suara nya adem banget."
Aqila berfikir sejenak, baru kali ini ia mendengar suara adzan se merdu dan se menenangkan ini karna ia tak mau ketinggalan ia pun segera mengambil air wudhu dan pergi ke masjid dekat dengan pondok pesantren milik kakek nya.
Assalamualaikum warahmatullah
Assalamuakaikum warahmatullahSetelah selesai merapikan sajadah milik nya aqila bertanya kepada nyainya yaitu nenek nya "Nyai tadi siapa yang jadi imam masjid?"
"Dia alzam nak, sudah tiga kali alzam menjadi imam di masjid ini, nyai seneng soalnya suara dia adem banget."
"Berarti yang tadi adzan subuh alzam juga dong?"
"Iya qila, kamu suka ya sama alzam?"
"Astagfirullah engga nyai."
Nyai tau pasti aqila berbohong, karna nyai bisa melihat wajah merah nya aqila yang sedang menahan salting.
"Aqila, kalo kamu suka sama alzam bilang sama nyai, gak usah malu-malu atu, nama nya juga anak muda pasti ada aja orang yang disukain" ucap nyai kepada aqila.
Aqila pun hanya tersenyum, ternyata nenek nya itu tau kalo dia sedang salting.
"Masaa sih aku suka sama alzam, gak mungkin udah lah jangan terlalu dipikirin qil."
Aqila terdiam memikirkan ucapan nenek nya, sampai-sampai ia ditinggal pergi oleh nenek nya.
Aqila pun teriak menanggil nenek nya yang sudah jalan cukup jauh meninggalkan dirinya di masjid "Astagfirullah nyai, aku kenapa di tinggal."
Jam sudah menunjukkan pukul 06.25 abah dan aqila pun sudah selesai sarapan pagi, hari ini abah,alzam dan aqila akan pergi ke bandung untuk mengikuti kajian.
Mengapa nenek nya aqila tidak ikut?dikarnakan hari ini nyai akan menggantikan abah mengajar anak-anak pondok.
Aqila pun sudah siap dengan abaya hitamp nya dan hijab pashmina hitam pula, saat aqila ingin memasuki mobil, ia melihat pemandangan yang sangat indah, hari ini alzam memakai gamis putih dan tak lupa sorban hitam dikepala nya, sungguh masyaallah bukan?
"Vibes nya kaya gus gus muda, tapi lebih cocok jadi imam aku sih."
Tanpa sadar aqila pun tersenyum melihat ke arah alzam, abah nya pun menggil dirinya untuk segera memasuki mobil agar tidak telat saat tiba di bandung, aqila duduk dibelakang seorang diri sedangkan alzam yang membawa mobil dan kakek nya duduk disebelah alzam.
Selama perjalanan menuju bandung aqila sama sekali tidak membuka suara, dirinya hanya mendengarkan apa yang kakek nya bicarakan bersama alzam, lagipula mereka membahasa tentang kitab yang aqila sendiri tidak mengerti jadi ia hanya menyimak saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Abadi
Teen Fiction--- Apakah kita bisa bersama selama nya? Bagaimana jika kita ditakdirkan untuk tidak bersama selama nya melainkan bersama untuk sementara? Alzam adalah laki-laki yang sulit untuk jatuh cinta kepada seorang perempuan dan Aqila adalah perempuan perta...