H A P P Y
R E A D I N G"Aku tidak melarang mu untuk mengagumi diriku tapi tolong turunkan expetasimu tentang diriku yang hina ini."
-Rana Aqila Humaira°✧˖🎀 ✧˖°
"Aku rasa tidak ada yang lebih menyenangkan dibanding mencintaimu dalam diam. Di depanmu aku boleh bungkam, tetapi percayalah kamu adalah satu-satunya orang yang ingin aku genapkan. Aku titipkan rasa ini pada Rabb ku yang senantiasa mendengar segala yang ku pinta. Entah dikabulkan atau tidaknya bagiku tak masalah."
"Pantang bagiku untuk menyerah dalam mengupayakan, tak kenal telah aku mendoakanmu. Apapun hasilnya aku pasrahkan pada yang maha menentukan, sudah pasti yang dihadirkan-Nya adalah sebaik-baiknya jawaban" ucap seorang pemuda dalam do'anya.
Rintikan air hujan membuat seorang pemuda dengan keturunan Arab yang sedang berserah diri kepada Tuhan-Nya membuat dia tertidur, rasa kantuk yang amat terus menyerangnya membuat pemuda itu tertidur dengan perlengkapan ibadahnya.
Aqila yang melihat orang asing sedang tertidur didalam Masjid membuat dirinya takut, apalagi waktu masih menunjukan pukul empat dini hari sedangkan pagar pesantren masih tertutup.
"Bangunin gak ya?"
"Eh tapi ko? e-eh? ini kan orang yang semalem gak sengaja nabrak aku itu, ko dia bisa ada disini? sebenernya dia siapa sih?!"
"Duh mau ngebangunin tapi aku takut, mana cuman berdua doang lagi" ucapnya sambil menggigit kuku jarinya.
"Kabur aja ah, bodo amat dia mau diapa-apain sama setan juga gapapa, Aqila ikhlas kok."
Tanpa pikir panjang akhirnya Aqila pun pergi dari Masjid Pesantren, menuju ndalem.
Saat perjalanan menuju ndalem Aqila bertemu dengan Zaid "Zai" panggilnya.
"Eh neng Aqila, tumben neng pagi-pagi udah keluar aja" ucap Zaid basa-basi.
"Hehe iya ni lagi semangat, oh ya saya mau tanya doang, kok akhir-akhir ini saya gak pernah liat Alzam ya? kamu tau gak dia kemana?" tanya Aqila memulai pembicaraan.
"Lagi pulang neng ke rumahnya."
"Ohh begitu."
"Eh iya saya kelupaan kan, ini neng ada titipan surat buat neng Aqila" ucap Zaid sembari memberikan selembar kertas yang sudah dilipat rapih.
"Loh? dari siapa?"
"Alzam."
"Sejak kapan dia ngasih kamu surat?" Aqila mulai penasaran, pasalnya dari kemarin dia tak menemukan sosok Alzam sama sekali.
"Semalem Alzam ada disini neng, tapi setelah ngasih surat itu Alzam langsung pergi lagi."
"Saya semalem ada dipesantren juga, kenapa dia gak nemuin saya dulu?"
"Kalo itu saya kurang tau neng, semalem Alzam minta ke saya untuk menitipkan surat kepada njenengan."
"Oh gitu yauda deh saya duluan, hujannya mulai deras" seru Aqila kemudian pergi dari hadapan Zaid.
°✧˖🎀 ✧˖°
Aqila mulai meletakan surat tersebut ke dalam laci kamarnya, dia akan membacanya setelah selesai makan, karna neneknya sudah dari tadi menunggu Aqila ditangga dekat dapur.
"Maaf ya nyai lama" ujarnya meminta maaf.
"Gapapa, ayok sekarang makan dulu" Aqila menangguk mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Abadi
Ficção Adolescente--- Apakah kita bisa bersama selama nya? Bagaimana jika kita ditakdirkan untuk tidak bersama selama nya melainkan bersama untuk sementara? Alzam adalah laki-laki yang sulit untuk jatuh cinta kepada seorang perempuan dan Aqila adalah perempuan perta...