Avee's POV
"Thanks, Lukey!" ucapku saat Luke sudah sampai di lobby kursus menariku.
"It's always a pleasure, Vee. Jam berapa kau selesai? Nanti aku akan menjemputmu," ucapnya.
"Mungkin sekitar dua jam lagi. Beneran? Aku nggak mau ngerepotin," ucapku. Ia menggeleng cepat.
"Aku ada basket, setelah itu aku menjemputmu. Lalu kita pergi makan. Jangan lupa izin dengan Uncle Zayn, ok?" ucapnya. Aku mengangguk. Ia melambaikan tangannya lalu menutup jendela mobil dan kembali menyetir. Aku masuk ke dalam studio menariku.
Studio menariku bernama London Best Dancer, yup! Studio ini adalah tempat ibuku dulu berlatih. Namun, studio ini sudah di renovasi seiring perkembangan zaman. Guru-guru disini pun sudah berubah. Pemilik studio ini adalah coach ibuku dulu. Hebat, bukan?
"Jess! Coach Matthew ada?" tanyaku pada Jess Grande yang baru keluar dari studio kelas tiga. Jess adalah anak dari penyanyi ternama itu, Ariana Grande. Katanya, mum dulu merupakan sahabat karib Ariana. Dunia ini sempit, ya?
"Dia ada di studio kelas delapan. Kita akan berlatih disana hari ini," ucap Jess. Aku mengangguk lalu menuju studio kelas delapan. Di kelasku, ada 7 orang yang dibentuk sebagai kelompok. Anggotanya ada aku, Jess, Joe—kakak Jess, Nate, Gerald, Brianna, Michaela, dan juga Ashleigh. Kami sudah dibentuk sebagai tim semenjak aku berada di kelas lima.
"Good afternoon, sir!" sapaku. "Hi, Gerald, Nate, Joe, Brianna! Where's the others?"
"Mereka belum datang, terus Jess tadi sedang mengambil tape," ujar Joe. Aku mengangguk dan langsung pergi ke ruangan ganti. Aku mengganti pakaianku dengan heavy tank dan celana training selutut. Tidak lupa aku mengganti sepatuku dengan sepatu dance. Setelah itu, aku menaruh baju gantiku di loker dan bergegas keluar dan bergabung dengan yang lain. Rupanya, semua anggota group ku sudah berkumpul.
"Okay guys, listen up!" ujar coach Matthew. Hari ini, kita akan mempelajari koreografi dari lagu yang berjudul All About That Bass by Meghan Trainor.
Dua setengah jam kemudian kami habiskan untuk berlatih koreografi tersebut. Diakhir kelas, kami semua di rekam agar kami mengingat koreografi tersebut dan dapat mengulangnya minggu depan.
"Okay guys, kita rekam. One, two three! Position!" ujar Coach Matt sambil memegang kamera DSLR. Aku bergerak sekuat tenaga. Tidak lupa, aku juga memperhatikan power, detail dan juga rhythm dari lagu tersebut.
Because you know I'm all about that bass,
'Bout that bass, no treble
I'm all 'bout that bass, 'bout that bass, no treble
I'm all 'bout that bass, 'bout that bass, no treble
I'm all 'bout that bass, 'bout that bassSekarang adalah bagian lagu remix, tahap akhir dan paling cepat dari koreografi ini. Aku berusaha untuk berkonsentrasi sedemikian rupa, mengingat-ingat sekaligus menggerakan gerakan hiphop yang telah dipelajari. Aku bisa. Harus bisa. Pasti bisa.
**
Dylan's POV
Sekarang aku sedang di jalan menuju rumah yang akan aku tinggali bersama keluargaku yang baru saja kembali utuh. Kali ini, dad yang menyetir dengan mum disampingnya. Daphne duduk disebelahku dan sibuk dengan iPadnya.
Kudengar, dad sudah membeli rumah dekat rumah Uncle Zayn namun masih memilih untuk tinggal di flat sebelah flat Luke. Jadi, rumah itu pasti sangat baru dan bersih. Oh ya, bagaimana kabar Avee dan Zac? Aku belum mendengar dari mereka. Aku tau, zaman ini memang sudah modern. Namun, aku tidak berani menghubunginya duluan. Aku terlalu takut. Aku ingin memulai, namun aku takut ia tidak menyukai kehadiranku kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever & Always ⇨ malik.
FanficAbigail yang sukses mendapat restu dari kakaknya, Louis Tomlinson kini telah menjadi istri dari seorang penyanyi terkenal bernama Zayn Malik. Memiliki anak-anak lucu yang nakalnya minta ampun dan suami yang 'perfect' seperti Zayn membuat Abigail mer...