seventeen ➠ mummy where are you?

5.1K 495 41
                                    

Avee's POV

"Dad! I miss you!" Ucapku lalu berlari kepelukan Dad yang sedang melongo menatapku. Begitu pula semua uncles dan aunts, Zac, dan teman-teman yang lain. Sementara Dylan hanya tertawa renyah-ya kami semua berada di rumah utama one direction.

"Kamu kenapa bisa kembali sendiri?" Ucap Dad. Aku hanya tertawa.

"Oh tentu tidak dad, aku tidak sehebat itu, Dylan menyelamatkanku!" Ucapku riang lalu duduk dipangkuannya. Dad memelukku erat.

"Terima kasih banyak Dylan!" Ucap Daddy Zayn.

"No problem Uncle, asal direstuin saja." Aku menoleh dan melongo. Rupanya Uncle Niall yang menjawab.

"Apaan sih, Dad!" Ucap Dylan sambil menepuk bahu Uncle Niall. Semuanya tertawa dan kami berdua blushing.

"Tenang, uncle restuin kok. Biar Uncle dan ayahmu jadi saudara!" Ucap Daddy.

"Oh, Harry, apakah kau mau menjadi kekasihku? Biar anak kita jadi saudaraan," ujar Uncle Liam dengan tatapan memelas.

"Fuck you, Payne!" Seru Uncle Harry dengan tatapan jijik.

"Fuck you, Payne!" Seru suara anak kecil. Kami semua langsung menoleh ke arah Alexis.

"Alex! Tidak boleh berbicara seperti itu," ucap Aunt Tori.

"Tapi daddy tadi bicala gitu mum," ucap Alexis tanpa dosa.

"Tidak boleh ya sayang, kalau sudah besar baru boleh," ucap Uncle Harry. Uncle Liam pun menoyor Uncle Harry.

"Nasihat seorang ayah yang buruk," gerutu Liam yang dikatai secara tidak sengaja oleh Alexis. Aku tersenyum menahan tawa.

"Tidak boleh bicara seperti itu, Lex. Ayo minta maaf pada Uncle Liam," ucap Aunt Tori membenarkan.

"Aw. Im sowri Uncle Daddy!" seru Alexis. Uncle Liam tersenyum melihat tingkah Alexis yang masih kecil.

"Apologize accepted!" ucap Uncle Liam.

"Ivory, kok kamu kurus banget sih sekarang?" ucap Dad lalu aku mengalihkan pandanganku kearahnya.

"Aku kan gak makan 3 hari ini," ucapku polos.

"Kamu kenapa enggak makan? Si Taylor ga kasih kamu makan? Masa gak punya sisi manusiawinya sih dia?" ujar Dad dengan emosi menaik.

"Dikasih Dad, cuma aku gak makan. Kan aku gak tau kalo itu di racunin," ucapku.

"Maafin Dad ya sayang, bukannya Dad yang nemuin kamu. Kamu mau makan apa sekarang?" ucap Dad. Aw, dad sangat perhatian.

"Tenang saja Dad, tadi Dylan sudah membelikanku Nando's saat perjalanan pulang."

"Aw!" seru semua orang yang berada di ruangan kecuali aku dan Dylan yang malah memutar kedua bola matanya.

**

"Jadi, aku tadi sedang berjalan keliling kompleks bersama Luke dan Logan. Zac enggak mau ikut, karena dia kangen kau. Lalu aku melihat Eric, ia pun menatapku balik. Tentu aku memelototinya, karena aku tidak takut sedikitpun. Well, dia langsung berlari kedalam rumahnya. Tentu aku curiga dong? Namun aku rasa it's a bad timing bila aku langsung mengejarnya. Malam-malam, aku izin dad untuk keluar. Sebelumnya aku mengajak Zac, namun dia enggak percaya. Yasudah, aku pergi sendiri dengan terpaksa. Aku datang ke rumah Eric dan melihat baying-bayangmu dan Eric bertengkar lewat jendela. Aku yakin kau ada didalam sana, jadi aku melempar batu ke kaca depan dan membebaskanmu," ucap Dylan panjang lebar.

"Terima kasih Dylan, aku sungguh berhutang padamu," ucapku lalu mengambil sebuah pizza dan kembali berbaring di rerumputan rumah 1D.

Dylan yang sedang berbaring pun mengangguk.

Forever & Always ⇨ malik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang