thirty four ➠ zackie

3.4K 414 90
                                    

Avee's POV

Lima menit kemudian, mobil sedan Luke pun sampai di lobby. Ah, ternyata Luke memang menepati perkataannya. Aku tersenyum lalu memasuki mobilnya.

"Hey!" sapanya. "How's the practice?"

"Aku lapar, cepatlah atau aku akan membunuhmu!" candaku. Ia memberikan hormat dan bergegas mengebut menuju suatu restoran. Aku terkekeh melihatnya yang mau saja dikerjai olehku. Lalu, aku menyalakan radio dan mendengar lagu ayah yang terputar.

"Mereka memang yang terbaik. Mereka masih saja berkarya sehebat ini," ujar Luke saat mendapati aku yang ikut bernyanyi bersama lagu ayah dan para uncles.

"Dan hebatnya, kualitas mereka tidak pernah turun. Lagunya pun tidak pernah ketinggalan jaman," ujarku. Yes, aku sangat bangga kepada ayahku ini. Walaupun ia seringkali iseng, ataupun suka membuatku kesal karena tingkat kepedeannya, namun aku bangga padanya. Luke mengangguk setuju. Ia juga pasti bangga dengan Uncle Payne. "By the way, kau akan membawaku kemana?" tanyaku.

"Ada aja. Tuh, angkat telponmu. Ayahmu menelpon," ujar Luke. Akupun menatap handphoneku yang kutaruh diatas paha dan mengangkatnya.

"Hello, dad. Ada apa?" ucapku menyapa penelponku yang merupakan ayahku. Ia tampak berdeham diseberang sana.

"Kamu jadi jalan sama Luke?" tanyanya. Aku mengangguk perlahan. Bodoh, mana bisa ia mengetahui gesturku barusan?

"Iya, dad."

"Hand me your phone to Luke, okay?" ucapnya. Waduh, ia mau ngomong apa coba sama Luke? Kok jadi aku yang takut, ya?

"Luke, here. Ayahku ingin berbicara padamu." Luke mengambil telepon genggamku dengan santai dan menyapa ayahku. Kira-kira, dad ngomong apa ya?

"Yes Uncle Zayn. Alright, alright. Avee is safe with me, don't worry. Alright at nine. Okay uncle, bye! Good evening!" ucap Luke lalu mengembalikan handphoneku. Aku mengernyitkan keningku.

"Tadi ayahku ngomong apa?"

"Hm, dia berkata kalau aku harus menjagamu dan mengembalikanmu secara utuh. Terus, ia merestui kita berdua." Apa?! Barusan dia ngomong apa?

Bisa kurasakan pipiku memerah sekarang. Aku mengalihkan pandanganku dari Luke dengan cara menatap layar handphone-ku yang menyala tiba-tiba. Hey! Seseorang mengirimiku kik! Aku segera membukanya agar perhatianku teralih.

"Aku bercanda, Vee." Luke mengacak-acak rambutku sambil terkekeh.

"Sial, kau membuatku takut."

"Kenapa takut, coba?" ledeknya. Ia memeletkan lidahnya layaknya anjing kehausan.

"Ugh, kau menyebalkan!" gerutuku. Aku kembali memandang ponselku. Hey, percaya atau tidak..... pengirimnya Dylan!

dylanhoran: hello miss. long time no talk. apa kabar? x

heyitsavee: hello dyl! God! i miss you! yah, hidupku begitu-begitu saja-_-

dylanhoran: its different without me, eh? aku sudah di london. bagaimana kalau kita bertemu?

heyitsavee: besok? Ayooooooo!

dylanhoran: why not now :-(

heyitsavee: aku lagi nggak di rumah dyl

dylanhoran: memangnya kau dimana?

heyitsavee: aku sedang mencari makan dengan luke. Sudah dulu ya? Aku sudah sampai. Aku lapar. Ttyl Dylan!

Forever & Always ⇨ malik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang