Bab 8 : random

20 12 2
                                    

  Allah memberikan apa yang kamu butuhkan,bukan apa yang kamu inginkan,karena Allah tidak ingin engkau di hancurkan oleh rencana yang engkau rencanakan yang,bukan tuhan takdirkan.

          ~usai ✨

.
.
.

  Hari semakin larut sekarang telah menunjukkan pukul 22.00 WIB,aku menatap sendu ke arah kotak oleh-oleh yang di berikan oleh papa, senyuman tipis terukir di bibir ku,tanpa ragu aku membuka kotak itu.

00 WIB,aku menatap sendu ke arah kotak oleh-oleh yang di berikan oleh papa, senyuman tipis terukir di bibir ku,tanpa ragu aku membuka kotak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang ternyata isi nya adalah sebuah kemeja motif garis.
Hari ini ntah mengapa aku
merasakan kebahagiaan, walaupun ini hanya sebatas kemeja,namun setidaknya aku merasa di anggap dan di rayakan di keluarga ini,yang sebelumnya hanya bisa mendapatkan kemeja bekas dari Angga.

Aku membuka jendela ku, menatap langit malam yang di hiasi oleh bintang indah yang menghiasinya,ntah mengapa saat aku menatap bintang aku seperti menatap gadis itu,ya, siapa lagi kalau bukan Feli.

"Bintang itu ibarat kan senyum mu yang indah, wajah mu yang berseri, dan kehidupan mu yang penuh akan misteri. yang membuat ku tak ada kuasa untuk meraih". gumamku

Author bilek : apakah ini yang di namakan cinta pada pandangan pertama kiw.

Aku merebahkan tubuh ku ke atas kasur, merenung sejenak, lalu memejamkan mata ku perlahan.

Keesokan harinya ~

  -- Pagi yang indah dan cerah, burung-burung mulai bercicip merdu dari atas pohon.sang matahari mulai menaiki singgasananya, memancarkan sinarnya yang begitu indah, membuat sebagain orang takjub melihatnya.

tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan pada pagi ini, karena aku berangkat ke sekolah lebih awal, menaiki mobil papa yang hendak berkerja seperti biasa. ya, kapan lagi?aku harus memanfaatkan momen ini.
Selama perjalanan aku memutarkan radio kecil di dekat papa dan bernyanyi agar suasana tak begitu sepi, aku dan papa pun bernyanyi bersamaan selama perjalanan.

Papa berhenti sejenak di alfamei untuk membeli sarapan, seperti biasa aku meminta papa untuk membeli kan cemilan favorit ku 'mamagi', cemilan itu selalu mengingatkan ku dengan mama gigi,karena namanya yang begitu unik dan menarik, sedikit menggelitik humorku.
Setelah membeli sarapan papa pun melanjutkan perjalanan.

.
.
.

Sesampainya di sekolah ~

  Aku menuruni mobil, menyalami tangan papa,dan melambaikan tangan ketika mobil itu mulai melaju kembali.
Suasana sekolah yang begitu sepi, membuat hati ku tenang untuk Melawati koridor kelas,tanpa harus ketakutan dengan kedatangan raya.

Tiba di kelas.karena bosan aku pun menaruh tas ransel ku di atas kursi,menyapu kelas di lanjutkan membuang sampah ke TPA.

Ketika aku membuang sampah ke lubang TPA.
aku terkesiap sejenak, ketika melihat semak-semak di dekat pohon kelapa itu, bergeming. padahal angin tak begitu kencang, untuk memastikan aku pun memicingkan mataku, namun firasatku mengatakan ada sesuatu berada di situ.
Karena penasaran,ku hempaskan tempat sampah itu perlahan dari tangan ku, lalu melangkah perlahan ke arah semak-semak itu.
Sesampainya ke arah sumber suara, aku pun memberanikan diri untuk membuka semak-semak yang sudah sedari tadi di depan ku,ketika aku membuka semak-semak itu.

Deg.

Aku terkesiap kaget melihat Zea dan alka sedang asyik menyantap buah pisang di balik semak-semak

"Astaga, kalian rupanya.ku pikir ular tadi, " ucapku, tertawa renyah.

"Sebenarnya gue nggak mau tadi.tapi nemenin Zea si nenek lampir ini,eh jadi kepengen juga," Jawab Alka

"Maklum bre, belum sarapan. istirahat kita ngambil jambu kepsek yok, gue lihat kemarin pada merah gilakk, ngiler gue lihat nya."

"Gilak lo, jambu yang udah di anggap Malika sama Bu Siti,kalau di ketahuan OSIS gimana?" celetuk Alka

"Lu lupa atau berlagak pikun sih? kan ketos nya Ezza sahabat kita.bisalah di ajak kerja sama". ujar Zea santai.

"Oh,iya kalau gitu gw ikut!"

"Gue juga!"

Aku menatap arloji di lengan ku

"Yaudah, gue balik ke kelas duluan ya,  5 menit lagi bel" ujarku

"Eh,gue ikut. itu sisa pisang nya  jangan lupa diplastikin, ngambilnya penuh perjuangan awas aja kalau ilang atau di makan sama kembaran  lo, yang suka manjat pohon itu!"pintah Zea

Aku dan Zea pun melangkah kecil meninggalkan Alka.

"Wahh, parah lo! udah lah di mirip Ama monyet di suruh jagain pisang lagi. lo pikir gw apa?" Jawabnya tak terima seraya memasukkan pisang tersebut ke kantor plastik dan menyusul langkah kami yang sempat tertinggal.

Aku dan Zea pun hanya terkekeh kecil.

Tiba di kelas, dengan nafas tersengal, menaruh tempat sampah yang ku bawa.
lalu duduk di bangku ku.
Aku melirik sekilas ke arah Feli yang sedang asyik menulis.

"Serius amat, memang nya kita ada pr ya?" tanyaku sembari mengibaskan buku ke leher.

"Ya ampun Yar, kamu lupa atau gimana kita ada pr biologi, materi belut!"

  Mata ku membulat sempurna, pikiran ku mulai ke mana-mana, jantung ku mulai berdegup kencang, rasanya ingin sekali ku menghilang seketika,m.
aku pun dengan panik mengeluarkan buku biologi yang sudah ku tandai.

  "Pr nya yang mana? --kok tumben nggak gw tandain ya?" tanyaku, penasaran.

"Ada loh, materi belut"
 
   "Loh bukannya ini pr Minggu lalu?" umparku lagi seraya mengerutkan kening.

  "Hahaha, makanya jangan jadi remaja jompo, yang dikit-dikit lupa, percaya aja sama gw." Jawabnya, tertawa kecil.

Aku mencambikkan bibir ku, sungguh menyebalkan

"Kalau bukan pr, kamu lagi ngerjain apa?"

  "Nggak ini,iseng doang nulis cerpen, bosan soalnya nggak ada kerjaan,"

"Oh" jawabku, belagu.

  Jam pelajaran pertama adalah sejarah, pelajaran yang amatku gemari. karena guru yang bisa di ajak kompromi, tidak mengambil tindakan secara alami, namun diam-diam banyak di takuti.
Sepanjang pelajaran,saat pak owo menjelaskan,aku menangkupkan Wajah ku di atas meja,menercipkan mata ku agar tak terpejam.

" Yar, jangan tidur. dari tadi pak Owo ngelihat kamu loh." tegur Feli, menyikut siku ku.

  " Ah biarin aja, terpesona kali sama ketampanan gue. lagian pak Owo baik kok."

" Justru guru kayak gini harus di takuti, karena mereka diam-diam menghayati, dan menyimpan dendam pribadi, bisa jadi ntar nilai ulangan kamu kecil."

  Aku berusaha mencerna perkataan yang di lontarkan Feli pada ku,aku pun terkesiap kaget,ndan menegangkan tubuh ku. ya, aku mengerti apa maksud Feli.

Kringg!!

Bel istirahat pun berbunyi,aku pun menghampiri zea yang sedang sibuk mencatat catatan biologi, untuk mengajak nya pergi.

  "Jadi nggak kita ngambil jambu?" Tanyaku

  "Kapan seorang Zea mengikari janji jadi dong! tapi gue selesaikan catatan ini dulu, tinggal dikit lagi."

..'

Aku, Zea,dan Alka pun dengan serentak, melangkah kecil ke pohon jambu yang posisi nya tepat berada di depan rumah Bu Siti.

Tanpa ragu Zea pun memanjat pohon itu, meskipun dia wanita namun ia memiliki jiwa bagaikan seorang pria.

Alka bertugas menangkap jambu yang telah di lempar Zea dari atas pohon.
Dan aku bertugas untuk mengawasi keadaan sekitar.

Usai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang