Malam yang Menyisakan Sunyi amat sangat menyedihkan, Arkan Terisak Sangat Pilu namun berusaha ia redam agar tidak bersuara, nafasnya tidak beraturan, setelah kejadian satu jam yang lalu, dimana sang Ayah Memarahinya Habis-habisan, mulai dari Arkan yang tidak sengaja memukul Galih, dan Sang Ayah yang tau bahwa nilai Ujiannya Tidak memenuhi keinginan Ayah dan berakhir kini dirinya dikurung dikamar sampai waktu yang tidak ditentukan.
Masih teringat Jelas dipikiran Arkan yang ayahnya bilang tentang dirinya
"dasar ga berguna"
"bisa tidak kamu sehari saja banggakan ayah, seperti Kaka kamu"
"mau jadi jagoan hah? Bilang, biar ayah ga perlu sekolahin kamu, biar jadi jagoan kamu di luaran sana"
“harusnya kamu gausah hidup kalau bisanya nyusahin”
“anak ga tau di untung kamu”
“setan”
“SUDAH SAYA BILANG BELAJAR DENGAN BENAR ARKAN!, BIAR HASILNYA GA SEJELEK INIII!”
“bego memang kamu!”
Perkataan yang Terus terngiang ditelinga Arkan, belum lagi dengan siksaan sang Ayah yang menyakitkan, dengan berkata seperti menusuk ulu hati nya sambil menjenggut Rambut Arkan kasar, sesekali memukul kepalanya menggunakan buku tebal, hingga mendorong nya sampai membentur tembok, dan itu berhasil melukai pelipisnya hingga berdarah, setelah itu tanpa ingin membantu atau mengobati, sang ayah langsung keluar
“ga usah Keluar kamar sebelum ayah panggil!, kamu Ayah hukum!”
Brakk menutup pintu kamar Arkan dengan begitu Kasar
Apa yang bisa Arkan lakukan, dia hanya bisa menangis, menahan rasa sakit yang menghujam, ditambah rasa sakit Batinnya yang tak kunjung membaik, sambil beberapa kali mengucapkan kata maaf tapi tidak digubris oleh ayahnya.
Ayah bilang“ga usah cengeng, laki-laki kok cengeng, lebay”
Ah benar-benar menyakitkan bukan?, Lagi-lagi Arkan merasakan ini kembali saat dirinya tidak bisa memberikan yang terbaik untuk ayahnya yaitu nilai ujian yang memuaskan dan sempurna.
“maaf Ayah Arkan belum bisa ngasih yang ayah mau, maaf belum bisa dapat yang sempurna maaf ayah maaf” dengan berucap lirih, menangis tak bersuara membuat air matanya tak kunjung berhenti.
Memilih Untuk membersihkan diri dari kekacauan yang terjadi satu jam lalu, mata yang sudah membengkak akibat menangis,Pelipis yang sedari tadi tidak ia obati, akhirnya Arkan memilih Bebersih Diri,
Lalu setelah itu dirinya berniat beristirahat, namun...Belum sempat ia menutup matanya, cairan kental berbau amis kembali muncul tanpa diundang, ia segara bangun menyesuaikan posisi
“Mimisan... Lagi?” pilu sangat pilu, Matanya kembali berkaca-kaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace My Soul On Going (Revisi Sementara)
Ficção AdolescenteEntah Arkan yang egois atas dirinya sendiri atau orang-orang yang berada disekitar nya. Arkan selalu dianggap Ada namun Tak ada begitulah Dia, Dibandingkan Dengan yang lain. dianggap tak penting itu tidak wajar, katanya kehidupan Lika-liku Arkan Ter...