010. Among a Dream.

281 39 8
                                    

Kalian kangen Rui? Nungguin cerita ini sampai lumutan? Bruakakakakakakaka....

Maaf 😔🙏🏻

*
*
*
*

"Kau seperti biasa, protagonis triplek, temperament, dan keras kepala."

Suara dari pria lembut itu menggema di kuping nya, suara yang tidak asing, di setiap kata yang ia lontarkan terdapat nada sarkas yang khas.

"Untuk apa kau mencari ku hingga keluar angkasa? Dasar bodoh... Bukankah aku sudah meninggalkan 51% milikku?" 

Sejenak, terjadi jeda. Helaian rambut hitam legam berayun bebas, serta netra obsidian-nya bergulir dengan indah, Kilauan konstelasi yang terbentang di angkasa seolah tercermin semuanya di kedua netra kecil tersebut.

Cantik.

"Haha. Terima kasih sudah hadir dalam hidupku, serta menolong ku. Jonghyuk-ah."

Semuanya menjadi gelap, di detik itu juga Jonghyuk bangun dari tidurnya. Untuk kali pertama, sejak ia sudah beranjak menjadi remaja air matanya kembali menetes dengan deras.

Dia tidak terisak, hanya saja air matanya mengalir tanpa henti. Jonghyuk mengangkat kedua tangannya, ia termenung perasaan nostalgia serta rindu yang berat tiba-tiba menghinggapi benaknya.

"Apa-apaan..." Bisik Jonghyuk lirih.

Selang beberapa menit, alarm digital nyaring berbunyi. Di saat bersamaan Yoo Mia datang mengetuk pintu kamar Jonghyuk.

"Oppa, sudah pagi. Aku lapar."

Jonghyuk terpaku sejenak, sebelum suara Mia membuyarkan perasaan kalut di hatinya. Ia beranjak dari kasur, "Iya, sebentar," sahutnya, sebelum keluar kamar. Dia mengusap bekas air mata di pelupuk, lekas mencuci wajahnya di wastafel.

Dia membuka pintu kamarnya, Mia sudah duduk di kursi meja makan menunggu si oppa memakai apron, dan membuatkannya sarapan. Mimpi yang ia lihat tadi masih terbesit di pikiran, tampaknya tidak semudah itu bisa dia lupakan.

Rupa, serta perawakan pria yang dia jumpai dalam mimpi tidak jauh berbeda dengan Kim Dokja. Atau mungkin sosok tersebut adalah Dokja sendiri? Tapi jelas, itu bukan Dokja yang ia kenal di dunia ini.

Bukan dia. Tapi sosok itu meninggalkan kesan mendalam...

Seolah jarak kita dekat, tetapi sulit untuk di gapai.

Batin Jonghyuk masih terasa kalut, ia menyajikan sarapan Yoo Mia sedikit lebih lambat dari biasanya. Mia tidak banyak protes, ia berpikir kemungkinan Jonghyuk belajar suntuk sampai telat tidur.

"Oppa, belajar memang perlu tapi istirahat juga musti diperhatikan, loh." Komentar Yoo Mia, usai menelisik penampilan kusut kakak kandungnya sendiri.

Anggukan dibalas dari lawan bicaranya, Mia tersenyum. Lekas dia meraih garpu serta sendok, dan mulai melahap menu sarapan bersama si kakak.

*
*
*
*

"Mia berangkat dulu," usai berpamitan, Mia pergi dibarengi pintu rumah yang tertutup.

"Hati-hati." Jonghyuk membalas singkat, dia berangkat agak siang dari Mia, sekalian membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan piring kotor. Orang tua mereka bekerja di luar negeri, urusan pekerjaan rumah dipegang Yoo Jonghyuk.

Male-wife spek duda.

Tapi jika dia kewalahan, Mia juga akan ikut membantu tanpa banyak basa-basi atau mendengkus dulu.

𝑾𝒉𝒂𝒕 𝑰𝒇? | 𝐘𝐨𝐨 𝐉𝐨𝐧𝐠𝐡𝐲𝐮𝐤 𝐗 𝐊𝐢𝐦 𝐃𝐨𝐤𝐣𝐚 |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang