"ih event?"
Han Sooyoung mengangguk.
"Betul, event. Ja," sahutnya.
Kim Dokja menggaruk kepala, tahun-tahun lalu dia tidak pernah menikmati yang namanya event/festival hari jadi sekolah. Lagian dia sendiri terlalu sibuk mojok mencari tempat buat baca novel favoritnya, mengabaikan masa-masa keemasan di bangku SMA.
"Nggak paham," cetus Dokja jujur.
Sooyoung mendengkus, "Ya gue tau elu jarang interaksi sama orang selain gue, Yoo sangah, atau Jonghyuk. Tapi masa lu gak tau sampai segitunya?" Sambung Sooyoung jengah.
Dokja menggeleng, "bukan, sistem event-nya sih gue tau. Cuman, kurang ngerti cara menikmati suasana nya."
Begitu Dokja membuka suara, Sooyoung bingung hendak membalas dengan reaksi seperti apa. Yang ada dia menggaruk kepala, semakin jengah.
"Ah! Ada gue, kita ramai-ramai bakal bikin lu merasa asik sama acaranya kok!"
Dokja terkekeh, walaupun nada bicara gadis Han ini terkesan tidak acuh dan kasar dia tetap anak yang peduli dengan teman dekatnya, "Makasih, Sooyoung." Kim Dokja mengulas senyuman hangat, dan hal tersebut membuat Sooyoung merasa sedikit salah tingkah.
Sooyoung berdehem, "a-anyway! Udah di penghujung semester juga, kita musti senang-senang kan? Lu juga gak sendirian, cumi," dengan aksen Tsundere ala-ala, gadis Han berusaha menyenangkan hati teman dekatnya.
"Iyaaa," sahut Dokja.
Di saat bersamaan, pintu kelas dibuka. Sangah bersama Jonghyuk masuk kelas, mereka baru selesai menghadiri rapat koordinasi untuk partisipasi di event nanti.
Sangah kemudian berdiri di dekat meja guru, dia segera menyampaikan diskusinya bersama ketua-wakil perwakilan kelas lain kepada teman-temannya. Kim Dokja tidak tertarik untuk berpartisipasi pada event sama sekali, dia sudah mendeklarasikan diri sebagai 'mob', hari-harinya tidak akan ada yang spesial sama sekali.
Dan event ini terlalu heboh baginya, mungkin dia hanya akan menikmati bazar makanan nya saja sisanya skip. Itu juga kalau Sooyoung ingat untuk menyeretnya keluar zona nyaman.
Selesai diskusi, sisanya yang tidak terpilih memerankan pentas seni, di beri tugas untuk menjaga bazar atau mendekorasi ruang kelas.
Kim Dokja kebagian tugas bantu-bantu di backstage nanti. Menyiapkan properti untuk pentas drama, di lain sisi Jonghyuk memainkan peran sebagai pangeran, dan tuan putrinya diperankan oleh Lee Soulhwa.
"Ohhh, beneran cocok banget pemeran nya," komentar Dokja, Sooyoung ikut mengangguk.
Dan gadis Han pun menimpali, "Chemistry mereka cocok banget, kaya pasutri dari fate/zero. Emiya kiritsugu sama Irisviel Von Einzbern."
Ah, benar sih. Sooyoung fakta banget ngomongnya, Dokja pun tidak ada argumen untuk membantah.
"Eh, lu nonton anime? Wibu kh?" Antisipasi, Dokja lekas menutup hidungnya sendiri sambil memberi gestur agar Sooyoung menjauh.
"Palalo! Nonton satu series doang tidak membuat elu jadi wibu, blok!" Malas banget sih meladeni dokja, "lagian gue nonton buat refrensi cerita novel."
Owalah.
"Awokawok, abisnya elu sampai hafal nama-nama karakternya."
Sooyoung kembali mendengkus, "Hafal nama tokoh aja lu hujat, lagian anime nya juga membekas di..." Tiba-tiba Sooyoung banjir air mata.
"Ih, monyong teh kenapa?"
"UWAAAAGHHH, GAK KWAD GWE JA, GAK KWAD, BISA-BISANYA SI AUTHOR NGACAK-NGACAK MENTAL KARAKTERNYA. GWE NANGIS, GAK KWAD!"

KAMU SEDANG MEMBACA
𝑾𝒉𝒂𝒕 𝑰𝒇? | 𝐘𝐨𝐨 𝐉𝐨𝐧𝐠𝐡𝐲𝐮𝐤 𝐗 𝐊𝐢𝐦 𝐃𝐨𝐤𝐣𝐚 |
Randoma.story; Otak Yoo Jonghyuk itu isi nya random banget, Kim Dokja sampai sulit menebak isi pikiran crush papan triplek kesayangannya. Sudah bongsor, tempramental pula. Dasar sunfish. Di sisi lain, Han Sooyoung agak gedek liat comradeship antara Jong...