Bab 3

54 19 3
                                    

Happy reading
{Utamakan vote dulu seblum membaca}

°
°
°

Bulan dan Bintang kini tengah berada di rumah pohon dari kayu didekat sebuah danau yang tak jauh dari sekolah.

Rumah itu adalah rumah bagi Bulan dan Bintang untuk berteduh, beristirahat dengan tenang. Karna tidak ada rumah senyaman itu kecuali rumah kayu itu.

"Bintang udah ihh, Bulan udah kenyang". ucap Bulan dengan mulut yang penuh dengan nasi dan lauknya.

"Dikit lagi abis Cil". jawab Bintang sambil menyuapi Bulan.

"Ayoh aaa". ucap Bintang sambil membuka mulutnya untuk menyuapi Bulan ala Bocil.

Bulan membuka mulutnya menerima suapan dari Bintang. "Iya tapi dikit-dikit Bintang". ucap Bulan.

"Iya iya, udah makan dulu nanti ngomongnya, liat tu nasi pada keluar kan dari mulut lo". omel Bintang dengan sabar menghadapi Bulan.

"Iya iya bawel".

Selang beberapa menit mereka pun selesai dan Bintang membersihkan bekas mereka makan.

"Bintang?". ucap Bulan memanggil Bintang yang tengah memasukkan bekal nasi kedalam tas.

"Hmm".

" Bintang kalo udah tamat sekolah mau jadi apa?". tanya Bulan melihat ke arah langit.

"Maksudnya?".

"Ihh, Bintang, maksud bulan cita-cita Bintang, mau jadi apa?".

"Hmm, mau jadi dokter, emang kenapa?".

"Ohh enggak apa-apa, Bulan cuma nanya doang kok".

"Ouh". jawab Bintang sambil mendekat kearah Bulan dan duduk disampingnya.

"Bulan". panggil Bintang.

"Iya, kenapa?".

"Nih makan dulu obatnya". ucap Bintang sambil membuka beberapa pil.

"Ihh enggak mau, obatnya pahit tau. Bintang tau enggak obat nya itu beda sama obat sebelumnya. Yang sebelumnya itu manis enggak kayak gitu pahitt". ucap Bulan sambil merasa geli membayangkan betapa pahit nya obat yang diberikan Bintang.

"Tapi obat ini bisa buat Bulan sembuh". ucap Bintang dengan lembut sambil menuangkan air putih.

"Ihh Bulan kesel tau, kapan sih Bulan bisa sembuh, soalnya Bulan capek minum obat terus".

"Kalo Bulan terus minum obat sama berobat, pasti Bulan sembuh, yok diminum". bujuk Bintang tuntas membuat Bulan mau.

Bulan memajukan bibirnya sambil mengambil pil yang disodorkan oleh Bintang dan meminumnya.

"Pulang belum?, istirahat". tanya Bintang dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Sore nanti aja gimana, sekarang belum mau pulang". jawab Bulan sambil melihat langit yang bewarna biru cerah.

"Yaudah, istirahat disini aja, yok tidur dulu". ujar Bintang menyuruh Bulan istirahat takut kelelahan.

"Nanti aja Tang, Bulan masih mau duduk disini".

"Iya-iya, yaudah".

"Bintang?".

" Iya, Bulannya bintang, kenapa?".

"Kalo misal Bulan pergi duluan gara-gara penyakit ini gimana?".

"Enggak akan, Bintangnya Bulan enggak akan pernah ngebiarin itu terjadi!!". jawab Bintang atas pertanyaan Bulan sambil menatap Bulan dan menangkup kedua pipi gembul milik Bulan.

"Emang, Bintang mau ngelawan takdir?". tanya Bulan.

"Selagi bisa". jawab Bintang sambil menatap kedua bola mata hitam pekat milik Bulan.

"Kalo enggak bisa, berarti..".

"Udah Bulan, Bulan enggak usah mikirin hal itu, kata dokter kania kan Bulan enggak boleh terlalu mikirin hal enggak penting, perbanyak istirahat oke". ujar Bintang mengalihkan topik pembicaraan karena tak mau membahas hal itu. Setiap kali Bulan bertanya hal seperti itu, pasti Bintang akan mengalihkan topik pembicaraan karena tak mau mendengar kata-kata yang tidak perlu didengar.

"Bintang, langit nya cantik ya, cerah, warnanya biru putih gitu". ucap Bulan melihat langit diiringin dengan awan putih cantik.

"Iya yah, cantik". mereka berdua terus memandang langit biru itu cukup lama.

Sampai akhirnya tiba-tiba cuaca yang tadinya cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung menandakan akan turun hujan.

Gerimis mulai turun, membasahi permukaan tanah disana, rumput yang hijau beserta bunga yang terlihat kering tiba-tiba dibasahi dengan air hujan hingga membuat ia bergoyang-goyang karena tertimpa air hujan.

"Bulan, hujan, yuk masuk, aku tutup jendela dulu". ucap Bintang berdiri dari duduknya berjalan masuk menutup jendela.

Tanpa disadari Bintang disusul dengan Bulan yang tampak ingin meminta sesuatu. Bintang yang peka pun bertanya.

"Bulan mau ngapain?". ucap Bintang  mendekat kearah Bulan.

"Boleh main hujan enggak?".

"Ya ampun Bulan, itu hujan panas nanti bulan demam gimana, pokoknya enggak ya, Bintang  enggak ngebolehin nanti kalo Bulan main hujan terus sakit, terus demam gimana, pokoknya enggak boleh titik, kalau bukan hujan panas lain kali kita main berdua ya". omel Bintang kepada Bulan, tapi dengan nada yang lembut dan sedikit khawatir.

"Ihh Bintang ah, ". Bulan berjalan menuju kasur yang terlentang disana membaringkan diri disana.

Bintang menyusul Bulan. Ia menyelimuti Bulan dengan selimut agar tidak kedinginan. Bintang membiarkan Bulan untuk beristirahat.

Bintang berjalan mendekat kearah pintu dan menyandarkan diri disana sambil membawa buku novel. Ia membaca buku itu 'Saling Tersakiti' sambil melanjutkan membaca ceritanya yang hampir selesai sampai bab terakhir.

Saat hendak membuka buku itu. Ia memegang dadanya yang berdetak kencang entah apa penyebabnya.

Ia memegangnya cukup lama sambil memejamkan matanya. Benar ia merasakan hal aneh terjadi karena ia lupa meminum obatnya sendiri, ia lupa membawanya karena pagi tadi cukup pergi dengan bergegas karena habis bertengkar dengan Papa nya karena ia mendapatkan nilai 93. Bagi Dimas nilai 93 itu kecil, yang ia inginkan adalah nilai 100 bukan 93. Mendengar sang Papa terus berteriak itu Bintang dengan bergegas pergi dari sana sedangkan Gina hanya menyaksikan keduanya.

'Aku enggak tau Lan, entah aku atau kamu yang akan pergi dulu, aku enggak tau takdir kita, maaf jika nanti kedepannya aku bakal ngecewain kamu, sama seperti langit ini yang tadi nya cerah tiba-tiba berubah jadi mendung dan menurunkan sebuah hujan. Aku enggak tau takdir kita kedepannya bakalan gimana'. Batin Bintang melirik kearah Bulan. Ia pun melanjutkan membaca bukunya itu.

***

Hai hai hai
Gimana seru gak
Komen yang banyak dong kasih semangat
Jangan lupa vote juga capek tau ngetiknya,
Haha bercanda kok, emang udah tugas sih nulis banyak gini kan keinginan nya pengen nyiptain perasaan lewat ngetik gini hhh.

Jangan lupa share juga ya sayangku
Batu follow ig
@putrienjelia2

Tiktok
@sayaputri

Wattpad
@putrienjelia9

See you next time

Love you

Hurt Each Other (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang