22

8 6 0
                                    

S e l a m a t  m e m b a c a
{Jangan lupa vote sebelum membaca}
.
.
.
.

Pandangan Bintang mulai kabur sembari menahan rasa pusing dikepalanya. Sudah dari tadi ia merasa pusing tapi ia tahan karena masih ada Bulan tadi. Ia hari ini tak makan apapun bahkan obat yang diberikan doktor Riski pun tak ia minum.

Tapi sekarang ia pikir, rasa pusingnya bertambah sakit. Ia sempat oleng mengendarai motornya. Ia berusaha menahan pusing yang menyerang kepalanya itu. Tapi sayang, bukannya mereda tapi malah bertambah pusing. Bahkan kini dadanya mulai terasa sesak seperti tak sanggup lagi untuk bernafas.

Keringat dingin mulai bercucuran diwajahnya. Kali ini sungguh sakitnya tak tertahan lagi.

Ia memegangi kepalanya dengan kedua tangannya akibat tak bisa lagi menahan sakitnya, ia akhirnya pun oleng kesebelah kiri hingga membuat seorang pengemudi truk tak bisa mengendalikan truknya karena kaget dan akhirnya..

Brukk

Dentuman keras menabrak motor Bintang hingga ia terpental jauh dari pengemudi truk. Pengemudi truk mengerem mendadak setelah usai menabrak Bintang yang kini jauh terpental didekatnya. Ia sangat syok.

Banyak darah segar yang mengalir dari kepalanya akibat gesekan dari aspal dan helm yang sudah terlepas jauh.

Nyawanya seakan telah direnggut paksa oleh malaikat maut. Bintang pun pingsan ditempat, melihat kejadian menggenaskan itu semua orang mulai mengerumuni Bintang sembari menunggu ambulans tiba.

***

Kring...

Kring...

Suara handphone milik Bulan terus menerus berbunyi, Bulan yang keluar dari kamar mandi karena baru selesai mandi pun melirik suara getaran dari handphonenya yang mengusik suasana.

Ternyata itu panggilan dari Angkasa yang sudah berapa kali tak terjawab.

Bulan mengambil ponselnya lalu mengangkat telepon dari Angkasa.

"Assalamualaikum, halo Angkasa ada apa Angkasa?".

"Waalaikumusalam Bulan, cepat kerumah sakit Bunda Pelita, Bintang kecelakaan".

Mendengar itu, Bulan seketika mematung. Kegiatan nya yang sedang membersihkan rambut nya seketika terhenti. Ia bergerak mundur dan menjatuhkan ponselnya.

"Enggak, enggak Mungkin".

25 menit perjalanan akhirnya Bulan pun tiba dirumah sakit. Dengan bergetar serta nafas yang sesak ia menatap sebentar rumah sakit yang bertuliskan "Bunda pelita".

Bulan berlari menerobos masuk dengan nafas yang tersenggal-senggal, ia langsung mencari ruangan Bintang tanpa menayakan tempatnya dimana kepada suster.

"Mbak, Mbak mau kemana?".ucap seorang suster menyusul Bulan berlari asal.

"Sus, sa-ya, saya lagi cari kekasih saya, dia baru saja mengalami kecelakaan, dimana ruangannya".ucap Bulan gemetar sambil meremas kedua bahu suster yang berada didepannya.

"Ahh mungkin yang tadi, ia sedang berada diruangan IGD".jawab suster itu gugup.

Dengan cepat Bulan mencari arah ruangan IGD itu, tak lama ia mencari-cari akhirnya ia bertemu dengan Angkasa yang tengah duduk di depan ruangan IGD sambil memijit pelipisnya.

Hurt Each Other (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang