Bab 17

10 5 0
                                    

"Assalamualaikum".ucap Gina, Dimas dan Bintang yang tiba salah satu kursi disebuah restoran.

"Waalaikumusalam, eh akhirnya kalian sampai".ucap Ririn berdiri tegak menyambut kedatangan mereka.

Mereka pun bersalaman serta berpelukan ala-ala seperti besanan.

"Haha, maaf ya, nunggunya agak lama".ucap Gina merasa tidak enak.

"Enggak-papa Gin, santai aja".

"Hallo om, tante".ucap Bintang dengan senyum simpul bersalaman dengan Ririn dan Galih.

"Haii, kamu pasti Bintang kan, anak kesayangannya Gina".kekeh Ririn dengan cengiran, sedangkan Bintang hanya tersenyum simpul.

"Yuk, duduk dulu".

"Oh, ya, Bintang kenalin ini anak tante, Zhea Chantika Prolika Anandia , calon istri kamu".

Bintang hanya melirik datar kearah Zhea. Sungguh sebenarnya Bintang sama sekali tidak tertarik dengan semua ini. Ia ingin segera cepat-cepat pulang.

"Zhea".

Zhea menjulurkan tangannya didepan Bintang. Tetapi, Bintang hanya menatap datar tangan yang dijulurkan itu sampai Gina menyengol bahu Bintang berharap membalas sambutan hangat itu.

"Bintang".jawabnya dengan dingin sambil membalas salaman dari Zhea.

"Haha, maklum aja Zhe, pasti canggung ya".ucap Gina dengan cengiran.

"kalian itu cocok banget deh, serasi. gak salah kami jodohin kalian waktu kecil".ucap Ririn full senyum.

Zhea hanya tersenyum kikuk mendengar penuturan dari Ririn tapi tidak dengan Bintang ia tetap mempertahankan wajah datarnya.

"Oh yaudah pesan makanan dulu".

"Pelayan".

"Iya bu, mau pesan apa".

Mereka pun memesan makanan sampai akhirnya melanjutkan perbincangan mereka tentang pernikahan Zhea dan Bintang yang akan dilaksanakan minggu depan.

***

"Bunda, lagi masak apa?".tanya Angkasa kepada sang ibunda yang sendirian tampak repot didapur.

"Eh, Asa udah pulang, ini bunda masak kesukaannya Asa, Pecel lele".jawab Yulmi dengan gembira menampakkan beberapa deretan gigi yang rapi.

"Wuahh, gak sabar deh".jawab angkasa menaruh tasnya sembarangan disofa lalu berjalan kemeja makan.

"Asa ganti baju dulu dong".

"Nanti aja Bun". Angkasa memainkan ponselnya mengunakan jari-jari panjangnya.

Setelah beberapa menit berlangsung akhirnya Yulmi selesai memasak.

"Yeayy, akhirnya jadi".ucap Angkasa dengan nada manja ke Yulmi yang hanya dibalas senyuman tulus.

"Sini Bunda ambilin".

Mereka makan berdua, karena Wijaya, sang papa tengah bekerja dikantornya.

"Bun, Ayah belum pulang ya?".tanya sambil menyuap makanannya.

"Iya nih, Ayah belum pulang mungkin bentar lagi".

"Yaudah makan dulu, nanti main handphone nya".ucap Yulmi merampas ponsel Angkasa membuat nya kaget lalu mencibirkam bibirnya.

"Iya, iya Bundaku".

Yulmi hanya tersenyum melihat kelakuan anaknya yang lucu baginya.

***

Hurt Each Other (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang