15. BM||⚠️ Black Dress and Baby Girls

4.1K 46 4
                                    

WARNING!!!
WARNING SYMBOL YANG AKU TERAPKAN DI JUDUL ADALAH PERINGATAN KALAU CHAPTER YANG BERSANGKUTAN BERISI ADEGAN YANG MUNGKIN MENJIJIKKAN ATAU TIDAK BISA DI TERIMA SEBAGIAN ORANG.. JADI HARAP BERHATI-HATI DAN LANGSUNG SKIP KALAU TIDAK NYAMAN

DON'T MAKE ANY DRAMA!

Rena menggerutu dalam hati saat limusin Damien meluncur di jalanan malam. Ia menatap Damien yang menyesap sampanye nya dengan mata yang tak pernah lepas dari wajah Rena.

"Dress hitam itu tidak buruk. Cukup sempurna sebenarnya."

Rena memutar matanya mendengar komentar Damien.

"Apakah itu penting sekarang? Tidak, sama sekali tidak penting. Yang penting adalah, kemana kau akan membawaku? Kau lupa besok kita harus sama-sama ke kantor?"

Damien terkekeh dalam.

"Kalimat tentang bersama-sama pergi ke kantor cukup menyenangkan."

Rena melotot mendengar itu.

"Kita tidak akan pulang lewat dati jam dua, jadi kau tak akan melewatkan jam tidurmu. Jangan kau kira aku tidak tau kau selalu tidur pada pukul setengah tiga. Jika saja kau milikku, akan ku pastikan kau bahkan tidak akan pernah berharap untuk tidur terlambat."

Rena mengerutkan keningnya mendengar itu.

"Kau tau cukup banyak. Sepertinya aku bisa mulai curiga bahwa kau memasang kamera tersembunyi di kamar ku."

Damien tak menjawab. Ia kembali menyesap sampanye nya, membiarkan rasanya yang unik memenuhi indra perasa nya.

Sisa perjalanan itu diisi oleh keheningan.. Hanya suara dari mesin lembut limusin yang memenuhi indra mereka berdua.

Setelah beberapa menit berlalu, limusin itu akhirnya berhenti di depan sebuah club malam.

Rena sejenak menatap ke sekeliling sebelum berjalan mengikuti Damien.

Pintu club itu dijaga oleh dua orang pria bertubuh besar dan botak yang memeriksa setiap identitas ataupun kartu anggota para pengunjung. Namun, ketika melihat Damien mereka menunduk hormat padanya tanpa menanyakan identitas atau apapun.

'Apakah ini club miliknya yang sebelumnya dia bicarakan itu ya'

Musik yang memekakkan telinga berdentum ketika mereka melangkah ke dalam. Lautan manusia bergoyang bagaikan ombak didalam ruangan yang remang itu.

Untuk sesaat Rena terlena hingga ia menghentikan langkahnya.

"Not here, little girl."

Rena menatap Damien yang menarik lembut tangannya kearah sebuah pintu di pojok ruangan yang agak sepi, yang lagi-lagi dijaga oleh dua pria besar yang botak.

'Kenapa harus botak sih.'

Sama seperti sebelumnya, mereka hanya mengangguk dan menunduk hormat pada Damien.

"Jangan jauh-jauh, berbahaya disini?"

"Kenapa?" Alis Rena mengerut saat Damien meraih pinggulnya ketika mereka memasuki lorong yang dindingnya dihiasi oleh kain beludru berwarna wine dengan lampu dinding yang tampak mewah namum antik.

"Karena kita memasuki dunia yang berbeda."

Rena hendak bertanya lagi, namun diurungkan nya saat Damien membawanya masuk ke ruangan yang lagi-lagi pintunya dijaga oleh dua orang botak yang besar.

Saat melangkah masuk, Rena tidak bisa menahan keterkejutannya. Matanya melebar dan pupil matanya mengecil saat dihadapkan pada pemandangan di depannya.

Beg Me 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang