1. Upacara

198 40 85
                                    

"ARGHHH! ANJING GUE LUPA BAWA TOPI!! IHH GIMANAAA?!" Mendengar teriakan temannya, membuat gadis dengan rambut diikat dua menoleh.

"Kan udah Acel bilangin. Bawa topinya Livi, ih kamu mah bego apa bego sii?" Ucap gadis ber-Name tag Acelyn Azellin Cecil. Acel, nama panggilannya.

"Heh bocah, lo nginfoin gue pas gue udah dijalan ya!" Acel mengerutkan alisnya, "Jadi Acel yang salah nih?" Livia Vallery Milea, mengangguk semangat.

Livia menatap kearah pintu, harap-harap Amora datang dengan apa yang dimintanya.

Livia menatap ponselnya, tidak ada jawaban dari Amora, "Aduh gue harap Amora bawa topi yang gue mau deh." Gumamnya. Sungguh tak siap Livia jika ia harus dihukum berjemur dilapangan.

Acelyn ikut menatap kearah tatap Livia. "Tuh Amora!"

Livia mendekat kearah gadis dengan topi dikepalanya. "Kangen gue ya?" Amora Kanaya Navila, siswi dengan wajahnya yang terkesan tenang berbeda sekali dengan Livia dan Acelyn.

Wajah Livia terkesan Judes dan penjulit, sedangkan Acelyn dikenal dengan wajahnya yang PPB, Polos-polos bego.

"Topi?" Tanya Livia pada intinya. Amora mengerutkan alisnya, apa maksud sahabatnya ini?

"Topi apaan?"

"Ih masa lo lupa si, kan gue minta bawain topi sama lo." Amora menatap Acelyn seakan bertanya. Acelyn mengangkat bahunya.

"Loh? Elo gak minta gue bawain topi kok." Jawab Amora seadanya. Livia mengerutkan alisnya. Jelas-jelas ia meminta Amora membawakannya Topi!

"Nih liat." Livia memperlihatkan room chat-nya dengan Amora. Amora membaca dengan teliti. Gadis itu terdiam, setelah itu Amora menghela nafas.

"Lo buta ya Liv? Liat tuh nama kontak lo. Bukan nama gue, tapi Amira anak sebelah." Mendengar ucapan Amora, Acel pun langsung ikut menatap ponsel Livia.

"Tuh kan apa Acel bilang. Livi bego nih." Ingin rasanya Livia mencakar habis wajah PPB milik Acel. Namun mengingat jika Acel adalah sahabatnya, membuat Livia menahan hasratnya itu.

"Aduhhh, terus gue gimana dong? Gue gak mau ya berdiri di lapangan selama berjam-jam. Gila aja kali, kulit putih gue bisa jadi beceng nanti." Gerutnya. Livia memang selalu mempermasalahkan kulitnya, takut-takut kulitnya akan berubah warna menjadi gelap karena matahari.

"Lo si, namain kontak gue tuh harusnya 'Amora pacar Ricky' ini malah 'Amora anak setan' jahat gila lo sama gue ya!" Livia tidak mempedulikan ucapan Amora.

Maaf-maaf kawan, ia sedang pusing. Apa yang harus ia lakukan sekarang?! Ia tidak membawa topi!

"Guys, kita kan bestai dari jaman-jamannya masih pake popok. Gimana kalo kalian gak usah pake topi? Ayolah temenin guee." Melihat wajah Livia yang terlihat melas, membuat Acelyn bergidik ngeri.

"Acel enggak mau ya! Padahal kemarin Bagas udah beliin Acel topi. Tapi masa topi dari Bagas gak Acel pake. Gak ah, Livi aja sendiri. Livi kan gak kawan sama Acel." Sialan, Acelyn sangat membuat Livia naik darah.

"Gue gorok leher Bagas lo!"

"Jomblo diem aja deh!" Amora menghela nafas sembari meletakkan tasnya. Diantara persahabatan mereka para Miyun, hanya Acelyn saja yang sudah memiliki kekasih. Kekasihnya bernama Bagaskara Mahaswara, murid dari sekolah lain.

"Si Arsela sama Giara belum dateng?" Tanya Amora. Acelyn menatap Amora, gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Ini gimana top—"

𝕋ℍ𝔼 𝔾𝕀ℝ𝕃 OF 𝕄𝕀𝕐𝕌ℕTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang