6. Fuckboy

30 5 0
                                    

Suasana kelas terlihat amat sepi, dikarenakan rata-rata murid sudah berhamburan menuju kantin.

Miyun terlihat terdiam dikelas mereka. "Ayo ngantin, gue laper nih." Suara Giara terdengar.

"Ayok lah, gue juga." Balas Livia. Perutnya sudah keroncongan. Amora meletakkan pulpen, ia mengangguk lalu mengajak ke-empat sahabatnya menuju kantin.

Sesekali ada yang menyapa ke-lima siswi itu. Mereka pun membalasnya dengan cara mereka sendiri.

"Arsela makin cantik aja Sel,"

"Iya dong, lo kok makin jelek aja si?"

"Acelyn kiw,"

"Om Acel gak bisa ara-ara. Jadi jauh-jauh dari Acell!"

"Giara tutor jadi cool dong,"

"Sering-sering ngomong 'Y' sama 'GPP' lo udah jadi Cool."

"Amora nengok kanan dikit lah,"

"Aduh gue buta kanan-kiri. Lo minta gue nengok kanan nanti gue nengok kiri."

"Livia gue—"

"Apa lo?!"

"Gak jadi Liv."

"Oke bagus."

Yahh, begitulah kira-kira.

Miyun kini sudah tiba dikantin. Berbarengan dengan teman-teman Marsel dan Marsel itu sendiri.

Meja keduanya cukup jauh, namun dapat dipandang dengan jelas dari jarak mereka masing-masing.

Seperti sekarang, Arsela dapat melihat siswa yang saat itu berbicara dengannya. Wajah siswa itu sungguh mengesalkan. Tersenyum cabul dengan bibir yang di manyun-manyunkan.

Baru kali ini Arsela melihat siswa itu berada didekat Marsel. Selama Marsel masih menjadi pacar dari sahabatnya Livia, Arsela tidak pernah melihat siswa menjengkelkan itu.

Tetapi, apakah itu semua karena ia yang jarang memperhatikan sekeliling? Entahlah, Arsela tidak peduli.

"Gue mau batagor ya," Ucap Arsela. Amora menganggukkan kepalanya. Acelyn melirik Amora, Amora menarik tangan Livia untuk ikut bersamanya. Sedangkan Giara? Gadis itu sedang berada dikamar mandi. Katanya, ingin mengumpulkan emas batangan.

Arsela menolehkan kepalanya. Tatapannya bertemu kembali dengan siswa yang mengatainya tepos tempo lalu.

Mengingat ucapan siswa itu membuat Arsela darah tinggi sendiri.

Sedangkan dimeja lain, Marsel terlihat memperhatikan Livia yang tengah berdebat dengan seorang siswa. Ia kenal siapa siswa itu, adalah Tio ketua kelas dari kelas XII-4.

Marsel mengepalkan tangannya dalam diam. Ia merasa tidak suka saat melihat Livia berdekatan dengan pria lain. Sungguh Marsel tidak suka!

"Udah kali Sel, jangan diliatin mulu." Suara temannya terdengar, Rafa namanya.

"Bacot." Ketus Marsel. Rafa memegang dadanya dramatis.

"Sakit hati dede, ginjal gue nangis denger ucapan Marsel." Rafa terlihat memukul-pukul dadanya pelan menambah kesan dramatis di drama yang tengah ia buat.

"Alay bener lu Pa." Ucap Yoga, teman Marsel yang lainnya.

Yoga menusuk batagor miliknya yang baru saja diberikan seorang siswi dengan sebuah garpu. Ia lalu melahap batagor tersebut dengan senang hati.
"Lo kenapa Zey manyun-manyun? Kerasukan lo?" Zeyan menghentikan aksinya.

Ia menghempaskan tangannya seakan meminta Yoga untuk diam saja.

Yoga mendekat kearah Rafa, ia berbisik dengan pelan harap-harap Zeyan tidak mendengar ucapannya.

𝕋ℍ𝔼 𝔾𝕀ℝ𝕃 OF 𝕄𝕀𝕐𝕌ℕTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang