2. Badboy is Goodboy

96 29 54
                                    

Kelas lain terdengar senyap. Karena guru tengah mengajar. Berbeda dengan kelas XII-4. Ramai dan berisik, itulah kalimat yang pas dan cocok untuk kelas XII-4 itu.

"Woyy, hospot dong."

"Miskin lo, beli napa."

"Sialan lo, hospot dikit doangg."

"Bro cewek gue live ig anjir,"

"Eh potoin gue sama Jesi dong."

"Cepet, cekrek nih. Sekali cekrek gocap."

Acelyn tertawa saat melihat berbagai pose yang dilakukan Tio dengan Jesi, salah satu teman sekelas mereka.

Tio membentuk tangan bentuk 'love' atau banyak disebut-sebut. 'sarangheo'

"Tio gayanya jelek banget kayak mukanya." Ucap Acel. Amora yang tengah meminum air sontak saja tertawa, untung saja air didalam mulutnya tidak muncrat keluar.

"Acel sialan lu!"

"Emang bener kata Acel kan? Muka Tio jelek. Apa lagi gaya Tio. Jesi bener kan?" Jesi hanya memberikan senyum canggung. Amora semakin tertawa keras saat melihat ekspresi Jesi yang seakan-akan membenarkan ucapan Acelyn.

"Wah Cel, jelek-jelek gini gue banyak disukain kelas sebelah." Ucap Tio.

"Oh iya ya, berarti Tio ganteng ya? Tapi enggak deh. Bagi Acel, Tio jelek." Tio menatap Acelyn tidak terima.

Sudahlah biarkan saja gadis tersebut.
Melihat wajah pasrah milik Tio membuat Amora tertawa keras untuk yang kedua kalinya.

Setelah cukup lama tertawa, Amora menghentikan tawanya, gadis itu bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju jendela.

Memperhatikan lapangan dari jendela, harap-harap bisa melihat Livia dan Arsela. Acel pun ikut mendekati Amora dan memperhatikan lapangan.

"Kok mereka enggak ada ya?" Gumam Amora.

"Itu, itu disana ada Livia. Tapi kalo Arsela gak ada." Amora ikut menatap arah yang ditunjuk oleh Acelyn.

Benar, jika dari lantai 3 lantai dimana kelasnya berada, Amora tidak dapat melihat Livia dengan benar. Karena terhalang oleh pepohonan.

"Si Arsel kemana deh? Yakali dia pingsan?" Tanya Amora, Acel menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak tau.

"Itu Marsel ya?" Amora ikut memperhatikan. Dari postur tubuh memang terlihat mirip sekali dengan Marsel.

"Iya kayaknya," jawab Amora dengan tidak terlalu yakin. Siapa tau kan, siswa yang berdiri dibelakang Livia bukanlah Marsel.

"Tapi Acel masih penasaran loh, Amora. Arsela kemana ya? Apa dia ke kantin? Tapi masa Arsela gak sk sih. Masa Arsela ninggalin Livia kayak kita ninggalin dia tadi." Amora menganggukkan kepalanya.

Iya benar, Arsela memang tidak sk sekali. Eh tunggu? Siapa tadi? Kita?

"Gue sih setia ya. Lo tuh, yang nyuruh gue, 'udah Livi biarin aja, ada Arsel kok. Kita ke atas aja yuk, Acel aus nih.'." Mendengar ucapan Amora, Acelyn tertawa malu.

"Hehe, iya ya. Acel dong yang enggak Sk." Amora menjitak pelan kepala Acelyn, yang mana membuat gadis berkuncir dua itu meringis pelan.

"Cabut ke kantin." Acelyn mengangguk setuju. Keduanya berjalan keluar kelas menuju kantin.

Sedangkan itu disisi lain, Arsela terlihat tengah meneguk es teh yang dipesannya. Walaupun udara tidak sepanas biasanya, namun entah mengapa ia merasa sangat gerah.

𝕋ℍ𝔼 𝔾𝕀ℝ𝕃 OF 𝕄𝕀𝕐𝕌ℕTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang