5. Tipekal Amora

37 5 0
                                    

Kini para Miyun sudah berada disalah satu cafe. Mereka tengah menunggu Bagas selaku kekasih dari sahabat mereka Acelyn.

"Lama banget sih, si Bagas tai." Acelyn menoleh pada Livia.

"Livi! Parah banget si Livi! Masa ngatain Bagas tai! Bagas itu bubu! Bukan tai!" Giara dan Amora sontak membuat ekspresi muntah secara bersamaan mendengar ucapan Acelyn.

"Najis bubu, jijik banget tau gak?" Acelyn mengangkat bahunya acuh tidak peduli dengan ucapan Arsela.

"Biasa Sel, bocah baru puber makannya alay." Arsela mengangguk setuju mendengar ucapan Livia.

"Kalian ini nges—"

"Nunggu lama?" Suara bariton yang terdengar sedikit berat terdengar. Acelyn menatap kearah suara.

Bagaskara Mahaswara, kekasihnya.

"E— Enggak kok. Tadi Acel sama temen-temen baru dateng satu detik yang lalu." Bagas tertawa pelan mendengar ucapan kekasihnya.

Bagas tau, pasti mereka sudah menunggunya terlalu lama. "Sorry, tadi aku kejebak macet." Acelyn mengangguk menanggapi.

Bagas meminta teman-temannya yang ia ajak untuk duduk dimasing-masing bangku yang ada. Hal tersebut dilaksanakan dengan baik oleh teman-temannya.

"Neng Lipi apa kabar neng?"

"Eh bulu jagung, gue baik kok." Balas Livia pada teman Bagas yang memiliki rambut layaknya rambut jagung. Bewarna kuning kehitaman.

"Waduh makin cantik aja neng." Ucap si rambut jagung itu. Namanya adalah Danar.

"Iyalah, gue emang selalu cantik pari purnama. Baru nyadar apa baru keluar dari goa lo?" Denar tertawa pelan.

Bagas melirik kearah temen-teman Acelyn. Ia lalu kembali menatap pada kekasihnya. "Jadi? Katanya kamu mau liat orang balapan." Acelyn menatap Bagas dengan penuh binar.

Wahhh, kekasihnya ini sangat tau apa yang Acelyn inginkan!

"Jadiiii, sekarang yaa?" Bagas tersenyum lembut. Ia mengelus surai panjang Acelyn yang tidak diikat.

"Belum ada kalo sekarang Cel. Nanti mungkin bulan depan." Acelyn terlihat kecewa. Padahal gadis itu ingin sekali melihat adegan balapan sahut menyahut para motor.

"Yahh, padahal Acel mau liat sekarang, loh. Emang enggak bisa dipercepat ya bubu?" Lagi-lagi Giara dan Amora yang mendengar panggilan dari Acelyn untuk Bagas membuat ekspresi ingin muntah.

Giara membuka ponsel lalu membuka room chat-nya dengan Amora.

Amora
Offline
———

Anda
Plis gue jijik denger panggilan Acel buat Bagas. Tolong bawa gue pergiii

Giara memberi isyarat pada Amora untuk melihat ponselnya, dan membalas pesan darinya.

Amora membaca pesan dari Giara lalu membalasnya.

Amora
Tai gue setuju lagi sialan. Gue mau muntah, masa Bubu siii. Alay banget.

Anda
SSD aja deh Mor. Suka-suka dia.

Amora
Tapi kan gue yang dengerr!

Giara mematikan ponselnya. Begitu pula dengan Amora. Keduanya saling memberi tatapan aneh lalu kembali memperagakan ekspresi ingin muntah.

"Woy puki, itu punya gue!" Ucap Arsela saat salah satu teman Bagas mengambil makanan yang dipesannya.

"Gue yang ini ya Sel. Lo mesen lagi sono, nanti gue ganti." Ucap pemuda dengan lesung pipit dipipinya. Pemuda itu bernama Erick, salah satu teman Arsela. Arsela menggelengkan kepalanya cepat.

𝕋ℍ𝔼 𝔾𝕀ℝ𝕃 OF 𝕄𝕀𝕐𝕌ℕTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang