</Bab 1>

136 63 101
                                    

Hai! Flo is here
Lets begin and enjoy reading💙

"dia adalah lelaki yang muncul di tengah-tengah berisik nya kepalaku"-Naretta Glovaria

Jangan lupa tekan tombol bintang dan komen di setiap paragraf biar semangat nulisnya yaa
------------------------------------

Jangan lupa tekan tombol bintang dan komen di setiap paragraf biar semangat nulisnya yaa------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Just trust me you'll be fine"

Sepenggal lirik itu terus bergumam dari mulut seorang gadis yang kini tengah duduk di bangku pertengahan Bis menuju kampus. Berharap sepenggal kalimat itu bisa menenangkannya, menyangkal fakta bahwa ia tak suka berada disini. Tak suka segalanya dari takdir yang baru saja diterimanya. Hatinya masih menolak untuk menerima

Namun sebagian hal yang ada di dalam dirinya menyuruh untuk bertahan. Bertahan demi melihat wajah yang selalu berhasil membuatnya melupakan segala masalah dan menenangkan hatinya.

Gadis itu menempelkan dahinya ke kaca jendela bis. Merasa tak menyangka, baru kemarin ia masihlah seorang anak SMP yang selalu berdiam diri di perpustakaan dan melahap semua buku disana, kini ia resmi menjadi seorang mahasiswa dan hari ini tepat hari pertamanya masuk kuliah setelah seminggu kemarin menjalani orientasi.

Banyak hal yang berubah, ia menyadarinya. Jika dulu saat masih ada di bangku SMP dan SMA ia tak perlu memikirkan ia akan pergi-pulang bagaimana, karena jarak rumahnya dan sekolah sangat dekat. Tapi semenjak masuk dunia perkuliahan, ia menyadari bahwa ia harus lebih banyak bekerja keras hanya untuk memastikan dirinya pulang-pergi dengan selamat. Jarak antara rumahnya dengan kampus kurang lebih 1 jam, itupun kalau tidak macet.

Lalu mengapa harus memilih kampus yang jauh? Mengapa yang tidak dekat saja?

Ceroboh dan terburu-buru. Ia memiliki sifat yang dominan dengan dua hal tersebut. Hal yang tak ingin ia miliki dan masih melekat di dalam dirinya. Atas sifat itulah kini yang menjadi alasan baginya terdampar di kampus yang terlalu jauh dan jurusan yang sama sekali tak ia minati.

DiTech (Digital Technology). Ya, seharusnya ia sadar dari awal namanya saja bahwa beasiswa yang ia coba untuk daftar akan mengarah ke jurusan-jurusan yang berbau teknologi. Bodohnya ia yang tak menyadari itu dan malah terus melanjutkan pendaftarannya menandatangani berkas-berkas untuk program beasiswa tersebut.

Tentu saja, sejak kapan DiTech menjurus ke prodi sastra Naretta? Kau ini mengarang sekali ingin membuat program baru yaitu sastra teknologi.

Kemudian yang paling mengenaskan, ketika ia berdoa agar tidak lulus dari program beasiswa itu, kesabarannya diuji dengan kelulusannya di kampus UPD prodi S-1 Sistem Informasi. Apa itu Sistem Informasi? Benaknya bertanya-tanya pada saat itu.

Ternyata masih sejenis dengan Informatika. Berurusan dengan coding dan logika.

Otak lemot vs logika pemograman? Sungguh perpaduan yang sempurna untuk membuatnya menangis darah. Bahkan sekarang saja ia sedang menahan diri untuk tidak kabur saja dan mengundurkan diri.

LOVE PROGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang