</BAB 8>

56 37 5
                                    

Happy reading

jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komennya, ily

----------------


"Asu Zaf asu" umpat Zaki ketika mereka semua sudah mendapatkan bangku di kantin setelah memesan makanan. Karena jumlah mereka banyak, dengan inisiatif menyatukan dua meja panjang di kantin sehingga semua orang terbagi dengan adil tanpa ada yang berdiri.

Zafnan ditempatnya tertawa keras, merasa puas melihat raut wajah Zaki "Yang tadi gimana rasanya tuh Zak? Mantap ga?"

"Serangan jantung tiba-tiba kayaknya Zaf" sahut Xelion tertawa sambil menaruh tas ransel nya diatas meja.

"Lagian lo anjir, push rank di kelas. Untung dosennya kagak ngamuk" ucap Zafnan kearah Zaki.

"Kasih aba-aba kek, jadi kosma laknat banget lu" kekeh Zaki melepas hoodie berwarna biru miliknya kemudian menyimpannya diatas meja. Ia duduk di sebelah Zafnan

"Ogah, sama gue harus latihan militer tiap hari" balas Zafnan masih tertawa, ia menunjuk semua teman-temannya yang duduk di bangku "Siap-siap guys, jangan harap tenang kalau kosma nya kayak gue"

Baru saja sampai di ujung meja, Asyfira sudah menarik Naretta dengan antusias untuk duduk di sebelahnya. Membuat Naretta pasrah saja duduk kemudian diikuti Aresa yang duduk di sisi Asyfira yang satunya lagi hingga posisi Asyfira ada di tengah-tengah mereka berdua.

Naretta mengeluarkan ponselnya ketika teman-temannya tengah fokus berbincang, ia membuka galeri dan memperhatikan foto yang baru saja tadi ia potret. Foto papan tulis yang berisi materi mata kuliah logika algoritma. Gadis itu memiliki kebiasaan sulit dalam mencerna pelajaran dengan mudah apabila sudah bertemu dengan logika, maka gadis itu selalu memotret terlebih dahulu kemudian mempelajarinya lagi dan lagi.

Usapan lembut di puncak kepala gadis itu membuat kepalanya mendongak dari layar ponsel dan kini menatap kearah Alvindra yang masih menaruh telapak tangannya disana. Lelaki itu tanpa ekspresi mengusap kepalanya kemudian beralih mengusap rambut atas milik Asyfira dan Aresa. setelah melakukan hal tersebut, lelaki itu mengambil duduk di bangku tepat sebelah Naretta yang masih terdiam dengan degup jantungnya yang berdebar.

Tanpa dosa lelaki itu mengeluarkan ponselnya kemudian fokus menggulir layar ponselnya. Entah sedang apa, tapi terlihat sangat serius menurut Naretta. gadis itu jadi berpikir apakah Alvindra sama sekali tidak terpikir dengan apa yang ia lakukan tadi?

Sisi di dalam diri Naretta langsung membantah. Ya iyalah, untuk apa dia mikir? Dia bukan lo yang gampang baperan Naretta! bagi dia mungkin ngelakuin itu udah hal yang biasa, lo nya aja yang berharap itu jadi spesial. Hati lemah nekat masuk ke jurusan ini.

Gadis itu langsung menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha mengusir pemikiran berisik dan hati berdebarnya. Sadar Ta sadar! Jangan gampang baper! Bisiknya dalam hati

Baru saja ia merasa nafasnya mulai teratur kembali di menit kelima, suara Alvindra dengan nadanya yang berat dan mengalun indah di telinganya itu langsung terdengar "Ada yang buat lo ga ngerti?" tanya lelaki itu santai ketika melihat kearah ponsel Naretta yang layarnya agak terang karena berada di tempat umum sehingga Alvindra bisa melihat isi layarnya yang menampilkan materi di papan tulis tadi.

Naretta merasa perutnya melilit mendengar suara serak dan berat itu mengalun tak jauh dari telinganya berada, seperti ada sengatan listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya mengirimkan perasaan-perasaan aneh yang begitu membuncah "Eh, iya?" tanyanya balik. Saking gugupnya dia berada didekat Alvindra, gadis itu merasa lidahnya kelu untuk menyusun kalimat dan terasa sangat kaku. Ia bertanya padahal jelas mendengar pertanyaan dari Alvindra.

LOVE PROGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang