holla toh, welcome back again
janlup vote and comment nya yaa sebelum baca, ily
-------------------------------
Kenapa kamu selalu punya celah untuk membuatku jatuh cinta berkali-kali?
Jalanan pagi itu yang biasanya lancar lancar saja karena merupakan area mahasiswa kali ini terlihat sangat macet. Katanya baru saja ada perbaikan di salah satu jalan sehingga menimbulkan kemacetan di pagi hari ini. Naretta menghela nafas kecil di dalam bis memilih untuk bersabar karena macet itu sangatlah padat, bus yang ditumpangi nya hanya berjalan sedikit sedikit.
Suara sirine ambulance tampak memekikkan telinga, membuat Naretta sontak menoleh kearah kemacetan yang ada di belakang dan ada ambulance tampak terjebak karena kemacetan ini. Bisa ia lihat dari jendela seorang petugas ambulance tampak resah karena kemacetan kali ini benar benar padat dan tidak bergerak sama sekali. Sepertinya pasien yang dibawanya merupakan pasien gawat darurat. Mau seberapapun menyalakan sirine ambulance, mobil mobil itu sama sekali tak bergerak.
Namun tampak sebuah motor melaju dengan cepat membelah macet sambil terus memencet klakson nya, bersanding dengan suara sirine ambulance. Naretta terperangah kemudian menatap pengendara motor hitam itu, Alvindra disana tampak tidak memakai helm dan dengan kemeja hitam yang dijadikan outer. Ia melajukan motornya di tengah tengah kepadatan beberapa mobil itu. membantu memberikan jalan bagi ambulance.
Lelaki itu mengetuk beberapa kaca mobil sambil sesekali menunduk pelan, suara teriakannya terdengar sampai Naretta yang berada di dalam bis "Maaf pak, ini darurat!"
Dan beberapa mobil yang menghalangi ambulance itu menyingkir di buatnya, tentu saja dengan bantuan nya mengarahkan beberapa mobil itu agar tetap rapi. Memberikan jalan bagi ambulans dan pasien darurat nya. Tak hanya itu, ia kemudian mengarahkan motor motor untuk melaju sesuai instruksi nya sehingga kemudian terbentanglah jalan untuk ambulance.
Naretta tersenyum kecil mengagumi kepeduliannya. Entah sudah ke berapa kalinya ini ia benar benar mengagumi seseorang dan dibuat jatuh sejatuh jatuhnya. Padahal kemarin ia berjanji untuk tidak menyukainya lagi dan fokus pada kuliahnya saja. Nyatanya ia tak bisa, Alvindra sayang jika dilewatkan begitu saja.
Kini Alvindra melajukan motornya hingga bersisian dengan bis yang Naretta tumpangi, lelaki itu mengangkat satu punggung tangannya yang terkepal mengetuk pelan jendela di sebelah sang supir sementara satu tangannya masih memegang setir motor "Pak maaf, bisa ke pinggir sebentar? Ada pasien darurat" ucapnya membuat sang supir memegang kemudi kemudian meminggirkan angkotnya sedikit hingga memberi celah jalan untuk ambulance
Alvindra tersenyum "Terimakasih pak!" ucapnya kemudian Kembali beralih ke mobil mobil yang lain untuk memberitahu. Situasi itu membuat semua mahasiswi yang ada di bis menjerit-jerit kagum ke arahnya, ini kali pertama mereka melihat senyum seorang Alvindra yang begitu menawan.
Senyumnya, ketulusannya, suaranya, kepeduliannya, kegigihannya, kepintarannya. Entah sudah berapa kali Naretta tak pernah bosan mengagumi segala hal tentang nya itu.
Apalagi menatap kemejanya yang kini dari belakang sudah sedikit berkeringat, namun itu tak membuatnya menyerah. Ia terus membantu ambulance itu melaju dengan lancar hingga di ujung kemacetan dan ambulance itu kembali melaju dengan lancar.
Bus yang ditumpangi Naretta membunyikan telolet diikuti bus di sekitarnya sebagai tanda terimakasih kepada Alvindra yang berhasil mengatur tata letak jalan sehingga ambulance bisa lewat.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE PROGRAM
Teen Fiction"Programmer ya?" "Kenapa memang?" tanya lelaki itu sambil menaikkan sebelah alisnya meledek perempuan pendek di depannya "Pantes lancar banget ngehack hati aku nya" lelaki itu tergelak mendengarnya KARYA MERUPAKAN MURNI IMAJINASI DARI PENULIS, DIL...