10 : honest

5 1 2
                                    

Hallo everyone
Wellcome back to my story
⚠️Tiati banyak typo ⚠️
🖤 don't forget to vote and coment anything🖤
___________________________________________________

Sudah satu Minggu sejak kejadian milea diculik yang berakhir di rumah sakit, hari ini dia sudah kembali ke sekolah, dan sudah pulih sepenuh, dan untuk Nael cowok itu mulai menjauh dari milea, mungkin dia kecewa?

Dalam hati nya milea merasa kesepian, Nael tak lagi bersama nya, tapi tak apa itu justru akan menjamin keselamatan Nael, dan milea juga sudah pindah ke kosan dekat sekolah.

Karena saat dia tinggal di rumah nenek nya, tak jarang milea  melihat anak buah kekek nya berkeliaran di sekitaran rumah, sambil sesekali memotret keadaan rumah milea, dan mengikuti kemana pun milea pergi.

Seperti sekarang, dia tengah mengikuti pelajaran olahraga tapi mata nya menangkap orang orang berbaju hitam tengah memperhatikan nya dari jauh, bukan hanya memperhatikan mereka juga memotret dia sesekali.

"Baik anak anak, hari ini kita kita bermain permainan berpasangan, biar bapak bagi tim nya ya!" Kata bapak kai selaku guru olahraga di sekolah milea.

Awal nya milea tak bersemangat sama sekali, tapi begitu mendengar nama nya dan Nael di sebut bersamaan milea entah kenapa menjadi sedikit bersemangat.

"Lo gak mau jujur tentang sesuatu?" Tanya Nael di sela sela permainan itu.

"Tentang apa?" Milea balik bertanya.

"Kerjaan lo" ucap nael.

Milea menghentikan permainan nya, lalu melemparkan bola itu pada Nael, dia sudah tau jika cowok ini akan mengungkit lagi masalah ini, dia menatap datar ke arah Nael.

"Jangan bicarakan masalah ini lagi" jawab milea.

Milea berjalan menjauh dari Nael menuju tepi lapangan, tangan nya meraih botol berisi air mineral lalu meminum nya, Nael mengikuti milea duduk di tepi lapang tepat di samping cewek itu.

Mata milea menatap tajam ke arah orang suruh kakek nya yang memotret dia dan Nael, apa mau nya sih mereka! Ganggu aja!

"Lo kenapa sih? Kaya gak tenang gitu?" Tanya Nael mengikuti arah pandang milea tapi ia tak mendapati apa pun.

"Gak papa, Nael bisa gak kamu lupain semua kejadian yang terjadi kemarin?" Pinta milea sambil menatap dalam cowok di hadapan nya ini.

"Bakalan gue lupain semuanya kalo lo udah cerita sama gue" kata Nael sambil membalas tatapan milea.

...

Nael dan milea tengah berada di rooftoof, duduk di pinggir gedung sambil menghisap rokok, angin sepoi-sepoi turut menemani kedua nya, tenang sekali.

"Saya seorang pengedar narkoba" celetuk milea.

Ucapan milea barusan mampu membuat Nael mematung beberapa saat, itu terdengar tidak masuk akal, sedangkan milea hanya memperhatikan cowok yang tengah terkejut itu.

"Lo serius?"

"Hmm, saya memperjual belikan obat-obatan terlarang, untuk mendapatkan uang" ucap milea.

"Berarti Lo juga...?"

"Saya bilang saya pengedar bukan mengonsumsi" ucap milea.

"Lo gak bercanda kan?" Tanya Nael.

"Apa saya terlihat bercanda?"

Cowok itu syok, sebandel-bandel nya dia, Nael tak pernah berpikir untuk menyentuh yang nama nya, obat obatan terlarang.

"Lo gila sih kalo kata gue" kata Nael masih syok.

"Saya harus membayar biaya rumah sakit, terus merawat nenek saya, dan juga biaya sekolah, menurut kamu anak 17 tahun bisa kerja apa?"

"Tapi yang Lo lakuin itu salah" ucap Nael.

"Saya juga tau..., tapi bayangkan saja, anak umur 14 tahun yang butuh banyak uang, lalu di tawari pekerjaan mudah tapi menghasilkan banyak uang, yakin akan menolak?"kata milea.

"Dan apa sekarang kamu tidak menyukai saya lagi?" Lanjut nya sambil memandang wajah Nael dalam.

Nael pun menatap gadis itu, dia ikut sakit saat milea tersenyum tapi mata nya mulai mengeluarkan air mata, nael pun memeluk tubuh milea.

"Gue gak tau" kata Nael.

Milea tak menjawab, dia hanya membalas pelukan Nael, entah kapan terakhir kali di peluk? Mungkin lima tahun lalu? S

Dengan cepat milea melepaskan pelukan nya itu, kemudian berlari mengejar anak buah tersebut, sebelum itu tak lupa dia mengunci pintu rooftoof agar Nael tidak bisa mengikuti nya.

"Maaf Nael..."










...




Milea terus mengejar orang itu hingga akhirnya mereka terpojok di gudang belakang sekolah, dan milea juga yakin kalau orang ini tau tata letak sekolah nya.

"Katakan pada boss mu itu, aku tidak akan pernah menjadi budak nya!" Kata milea.

"Dasar anak tidak tahu malu! Sudah di beri kehidupan tapi tidak berterima kasih!" Jawab orang itu.

"Kehidupan? Memang nya hidup dan mati ku ada di tangan dia?" Kata milea sambil tersenyum smirk, mata nya seolah melihat mangsa di depan mata.

Orang itu mengeluarkan sebuah senapan dari kantung nya, milea sudah menebaknya, tapi tenang dia sudah bersiap untuk hal-hal seperti ini.

"Pengecut!" Kata milea.

Mereka mulai berkelahi, berkali kali orang itu terkena pukulan mau pun tendangan dari milea, dan tak sedikit pula milea merasakan hal yang sama.

Tapi keberuntungan berpihak kepada milea, seorang perempuan dengan rambut pendek datang membantu nya. Dan mereka pun menang.

"Makasih.." ucap milea.

"Hmm, sama sama, Lo kenal dia btw?" Tangan nya.

"Ngaak" bohong milea, entah sudah berapa kali dia berbohong.

"Aku minta maaf, tolong biarkan aku pergi!" Ucap orang yang sudah babak belur itu, memohon di kaki cewek itu.

"Jangan pikir karena Lo pake 'aku' 'kamu' gue jadi baper! Maaf maaf aja nih mas!" Kata si cewek berambut coklat, lalu menendang kaki orang itu.

Akhh!!

"Cuih lebay! Jadi boty aja sana lu!" Kata nya.

Orang itu lari terbirit-birit, cewek itu hanya tertawa sambil sesekali menggeplak tangan milea, ada yang punya temen kaya ni cewek?

"Gue Nayora, panggil aja Yora" kata cewek itu mengulurkan tangannya, milea pun menjabat tangan nya.

"Milea"






....


Nayora dan Milea berpisah setelah pertemuan singkat tadi, milea cepat² pergi ke rooftoof untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada Nael. Sayang nya nael sudah tidak ada di sana saat Milea sampai.

"Kemana dia?" Gumam milea.

Entah kenapa pikiran buruk menghantui milea, apalagi setelah kejadian beberapa saat lalu, dia pun turun menuju kelas mencari keberadaan Nael.

"Kalian ada yang melihat Nael?" Tanya milea.

Tapi tak satu pun teman satu kelas nya menjawab, dengan kesal milea kembali berjalan keluar dan kini beralih menelpon cowok itu, tapi cowok itu tidak menjawab telepon nya.

Milea pergi ke kantin tapi hasil nya tetap sama, harapan terakhir nya adalah di lapangan, dan benar saja cowok itu sudah berada di sana dengan teman teman nya yang lain.

Melihat kalau Nael baik baik saja membuat milea menghela nafas lega dan milea pun memutuskan untuk kembali ke kelas saja tidak mau mengganggu Nael yang tengah asik bermain basket.

Sambil berjalan Milea berpikir, apakah dia harus menjauhi Nael agar cowok itu aman? Tapi ia segera menepis pikiran tersebut ia harus menjaga Nael bukan menjauhi nya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MILEA GADIS BAIK (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang