Jam istirahat tengah berlangsung. Kini Nathasa tengah berjalan dipinggir lapangan outdoor. Niatnya karena di samping lapangan terdapat taman untuk bersantai, jadi dirinya harus ke sana. Mungkin pikirnya taman merupakan tempat yang pas untuk mengisi energi bagi kaum introvert seperti Nathasa, meskipun sebaik-baiknya tempat mengisi energi adalah kamar tidur tercinta.
Namun, saat ditengah-tengah perjalanan menunju taman, netranya tidak sengaja menangkap sosok Garin tengah duduk di pinggir lapangan sembari memantau anak-anak lain bermain basket. Bahkan ditengah teriknya matahari yang terpancar, lelaki itu tampak sempurna.
Perutnya seolah dihinggapi kupu-kupu berterbangan, hatinya menghangat. Garin itu memiliki daya magnet yang cukup kuat, sehingga siapapun tidak ada yang bisa menolak pesona Garin Ardana. Entah bagaimana langkah Nathasa hendak menghampiri Garin, lalu duduk di sampingnya, tapi—
"Adanya yang rasa apel."
—langkahnya terhenti begitu presensi Yura menyita seluruh tempat di sekeliling Garin.
Seolah satu sisi dalam diri Nathasa ada yang retak.
Bahkan lelaki itu tampak menerima Yura dengan memberikan senyuman paling manis, membuat siapapun akan tersentuh dengan senyuman itu.
"Thanks," katanya sembari tersenyum lagi.
Selebihnya percakapan mereka berjalan natural, tidak dilebih-lebihkan ataupun mengikuti skenario dari siapapun. Alami ... seolah mereka memang diciptakan untuk saling bersanding.
Nathasa menggelengkan kepala, mengenyahkan pikiran yang jelas-jelas tidak akan terjadi. Lagipula ... Nathasa dan Garin tidak memiliki hubungan apa-apa, kan?
Gadis itu kemudian hendak pergi dari sini, sebelum akhirnya Nathasa terlonjak saat kedua pipinya terasa dingin karena ditempeli dua minuman kaleng. Gadis itu membalikkan tubuh, melihat presensi si berandal sialan tengah tersenyum tengil sembari menyodorkan satu minuman kaleng yang masih dingin kepada Nathasa.
"Makanya confess," sindir Daniel. Lelaki itu tertawa mengejek.
Lagi-lagi Nathasa merenggut kesal sembari menerima minuman itu dengan raut masam dan tidak bersahabat. "Berisik!" Nathasa kembali berbalik badan dan melanjutkan langkahnya meninggalkan Daniel menuju taman.
Daniel melihat punggung Nathasa yang semakin menjauh, seketika tertawa geli sembari berteriak, "Tungguin gue, Cha!" Lelaki itu segera menghampiri langkah Nathasa dan berhasil menyeimbangi kaki gadis itu.
Sementara disisi lain, Garin lagi-lagi harus melihat dua manusia yang tengah jalan berdampingan. Napasnya terasa berat, bahkan tidak berselera untuk menghabiskan minuman itu lagi. Tentu tindakannya di notice oleh Yura. Gadis itu memiringkan kepala supaya bisa melihat raut wajah masam dari Garin dengan tatapan bertanya-tanya.
"Lo kenapa?" Karena peka, Yura melihat sekeliling lapangan dan menoleh ke belakang. Dari situ saja Yura sudah bisa melihat presensi Nathasa yang tengah berdampingan dengan Daniel. "Oh, Chaca, ya?" tanyanya retoris sembari membuka minuman kaleng, lalu meneguknya sampai sisa setengah kaleng. "Kenapa nggak ajak kesini aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Hero [Gunwook x Eunchae]
FanfictionKalau ada yang lebih indah dari intro lagu HIVI, itu kehidupan Garin setelah mengenal gadis penuh luka bernama Nathasa Ilona. Present Park Gunwook of ZEROBASEONE birthday. Start: 10/01/24 End: - Update hari rabu, 19:00 WIB. ©Anna Lee, 2024