Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, artinya seluruh kegiatan asrama sudah selesai semua dan anak-anak harus tidur. Tetapi bunyi kletak-kletik dari kamar paling pojok terdengar sangat kentara, meskipun di luar gedung masih hujan.
Entah dimulai sejak kapan, Daniel tidak bisa tidur cepat. Dirinya harus melakukan sesuatu agar dirinya bisa tertidur. Salah satunya adalah mengerjakan pekerjaan yang diharapkan oleh sosok Garin kemarin lusa di koridor sekolah.
Tak lama bunyi kletak-kletik dari papan keyboard, tersamarkan oleh ketukan pintu dari luar sana. Daniel mencopot tudung hoodie, kemudian beranjak dari kursinya menuju daun pintu. Ketika pintu terbuka, terlihat sosok Nathasa mengenakan kemeja strip dan celana blue jeans berdiri tepat di hadapan Daniel. Mungkin Daniel bisa menebak kalau Nathasa baru pulang dari tempat kerjanya.
"Lagi musim skripsian, jadi Mas Amar minta tolong sama gue buat bantuin dia di tempat kerjanya," ungkap Nathasa membuka pembicaraan.
Daniel segera menyingkir dari ambang pintu, mempersilakan Nathasa supaya bisa masuk ke dalam kamarnya. Kebetulan Daniel tidur sendirian malam ini, karena Hasbi—teman sekamarnya tengah karyawisata.
Kemudian Nathasa masuk ke dalam kamar yang udaranya terasa hangat karena Daniel sengaja mematikan kipas angin. Lelaki itu melanjutkan aktivitasnya untuk mencari referensi instrumen. Sementara Nathasa duduk mengamati tiap sudut ruangan yang sudah dibereskan. Biasanya Daniel paling malas untuk melipat baju—tetapi untuk malam ini, mungkin Nathasa harus mengacungi jempol pada Daniel karena sudah effort membereskan kamar sendiri.
"Lo ada masalah, Cha?"
Nathasa tersentak ketika Daniel melontarkan pertanyaan retoris ditengah-tengah aktivitasnya yang terlihat sibuk. Gadis itu tersenyum tipis tanpa diketahui oleh Daniel, karena posisi lelaki itu membelakanginya.
"Gue dimarahin sama customer salah ngasih warna cover makalah," ungkapnya sembari memilin ujung selimut, matanya tiba-tiba terasa panas. Entah kenapa jika sudah ditanya begini, Nathasa malah tambah ingin menangis saja. "Tadi juga waktu mau pulang, HP gue jatuh sampe layarnya retak dikit. Terus pas jalan sendirian, gue di catcall sama mas-mas —padahal baju gue udah sopan gini. Ditambah, gue kehujanan. Gue nggak punya uang cash karena belum narik uang di ATM. Jadinya jalan kaki sambil hujan-hujanan. Capek, Niel."
Jemari Daniel menghentikan aktivitasnya. Dia menoleh ke belakang, dimana Nathasa sudah menunduk. Hatinya ikut tersayat meskipun bukan Daniel yang merasakan.
"Ada cokelat yang belum gue makan di lemari buku. Makan lo aja, gih."
Nathasa mendongak, mata mereka saling beradu cukup lama. "Dari Yura?"
Daniel mengangguk.
"Kenapa nggak dimakan sama lo aja, Niel?"
Lelaki itu sedikit tertegun ketika menyadari raut wajah Nathasa bisa dikatakan kesal. "Gue alergi kacang. Sementara dia ngasihnya yang ada kacangnya." Ia memberikan senyuman tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Hero [Gunwook x Eunchae]
FanficKalau ada yang lebih indah dari intro lagu HIVI, itu kehidupan Garin setelah mengenal gadis penuh luka bernama Nathasa Ilona. Present Park Gunwook of ZEROBASEONE birthday. Start: 10/01/24 End: - Update hari rabu, 19:00 WIB. ©Anna Lee, 2024