1. Tempetation

804 73 42
                                    


Warning!
* Kata-kata kotor
* Club malam
* Minuman beralkohol

PERHATIAN! Cerita ini memang TIDAK menggambarkan aktivitas seksual, akan tetapi mengandung banyak kata-kata kotor yang menjurus kesana.
100% FIKSI & TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN KENYATAAN

Gerrald William & Laurentia Marin

Lee Heeseung as Gerrald William
Karina Yu/ Yu Jimin as Laurentia Marin
Cast akan bertambah sesuai berjalannya cerita

***
Tempetation
***

Malam ini cuaca begitu cerah, langit dipenuhi bintang-bintang dan bulan pun dengan bangga menunjukkan dirinya di luasnya angkasa raya. Marin memoles ranumnya dengan perona merah jingga, begitu terang dan menantang mata saat dipadukan dengan sentuhan riasan gelap di bagian mata. Sangat seksi dilengkapi dengan gaun mini hitam yang memeluk erat tubuhnya hingga tidak ada sedikitpun lekukan disana yang terlewat, sepatu berhak tinggi bersol merah dipilih menjadi alas kaki.

Penampilan Marin tak ubahnya perwujudan dari segala sesuatu yang dapat membutakan tiap mata pria yang melihatnya, wanita berumur pertengahan 30-an itu luar biasa menggoda. Ia menatap cermin di depannya dengan pandangan tajam, kemudian memasukkan kembali perona bibir kedalam tas yang ia bawa. Dalam hati bergumam ingin menghabiskan malam dengan menenggak apapun yang diberikan oleh bartender, sekalipun nanti saat pagi ia terbangun di tempat asing Marin tak perduli.

Hatinya sakit sekali, lelaki yang ia pikir akan menjadi pelabuhan terakhir hatinya malah berkhianat. Padahal keduanya telah bertunangan dan sedang bersiap-siap untuk melangsungkan pernikahan dalam waktu kurang dari tiga bulan lagi, tapi semuanya runtuh dalam satu pagi saat Marin menemukan tunangannya tengah tertidur pulas di ranjang apartemen bersama dengan wanita lain setelah menghilang tanpa kabar selama sebulan lebih.

Marin bukan tipikal wanita yang ingin diberi kabar tiap lima menit sekali oleh pasangannya, tapi jika sampai sebulan lebih pesan singkat maupun telepon darinya tidak kunjung di balas ataupun di angkat maka siapapun pasti akan naik darah.

Padahal ia sudah memutuskan untuk menurunkan egonya dengan berkunjung ke apartemen sang tunangan dengan berfikir positif, Marin kira pria yang telah menjalin kasih dengannya selama setahun belakangan ini mungkin sedang sakit jadi ia menyiapkan seporsi sup hangat pelega perut.

Bersiap di Minggu pagi saat akhirnya mendapat libur, bagun pagi-pagi buta untuk memasak disaat tubuhnya sendiri juga butuh istirahat dari rutinitas kantor yang luar biasa padat dan penuh dengan lembur. Semua dilakukannya demi dapat bertemu dengan sang tunangan, tapi akhirnya itu hanya sia-sia. Seporsi sup hangat terlempar dari tabung dan mendarat di kedua manusia yang masih bergelung mesra di balik selimut, berserakan diatas ranjang berseprei putih serupa hatinya yang sama berantakan.

Tanpa ada negosiasi lebih lanjut, cincin berlian putih itu dilemparkannya ke wajah si wanita yang masih terkaget-kaget karena dibangunkan oleh siraman sup hangat, tidak perlu kata-kata lagi sebab itu adalah pertanda kandasnya hubungan keduanya. Setelah melempar cincin ia segera keluar dari sana sambil berlari, tak lupa pergi jauh melarikan diri ke kota sebelah untuk menenangkan diri sendirian.

Seharian menangis membuatnya mengabaikan telepon genggam yang terus berdering sejak tadi, tepat pukul sepuluh malam ia pun selesai bersiap-siap dan memutuskan pergi ke salah satu night club terkenal disini. Tidak butuh waktu lama baginya untuk bisa tiba, sebab itu berada persis didepan hotel tempatnya menginap.

Marin bahkan hanya perlu berjalan kaki menuju kesana.

Setibanya di depan, suara kencang musik yang memekakkan telinga sudah terdengar jelas. Tanpa ragu ia masuk kedalam dan langsung menuju ke meja bartender, memesan segelas Martini Bianco Vermouth dan duduk diam disana selama hampir satu jam lamanya. Ia membiarkan cairan bening itu membakar kerongkongannya, minuman itu panas dan memiliki rasa yang kuat.

ESCAPISM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang