Perhatian! Cerita ini memang TIDAK menggambarkan aktivitas seksual, akan tetapi mengandung banyak kata-kata kotor yang menjurus kesana.
100% FIKSI & TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN KENYATAANGerrald William & Laurentia Marin
Lee Heeseung as Gerrald William
Karina Yu/ Yu Jimin as Laurentia Marin
Jake/ Sim Jaeyun as Jamie Alexander
Winter/ Kim Minjeong as Alicia Nindy***
Kerusuhan
***Pagi yang cerah setelah pertemuan dengan ayah Gerrald yang ternyata adalah komisaris Theodore, senyuman Marin terus merekah. Wanita itu sumringah sekali masuk kerja, suasana hatinya sedang sangat baik. Setiap pekerja yang berpapasan dengannya ia sapa, sampai para petugas keamanan seringkali memandang heran ke arahnya yang terlihat begitu girang. Meski tiada satupun yang berani bertanya pada si kepala bagian, tapi mereka sesungguhnya sangat penasaran akan apa gerangan yang telah berhasil membuat Marin senyam-senyum sendiri.
Bruk!
Mendudukkan diri di kursi kerjanya dengan setengah meloncat, untung saja kursi itu cukup kuat untuk menopang bobot tubuhnya. Marin tolah-toleh, mencari-cari sosok Nindy sahabatnya. Sangat mengherankan, menyadari si tukang datang pagi itu belum juga muncul. Ketika bolak-balik mengecek waktu, ia tak salah lihat. Sebentar lagi pukul 09.00, jam kerja akan segera dimulai. Tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Nindy, sahabat mungilnya itu sama sekali tak terlihat batang hidungnya. Padahal Marin ingin bercerita, lebih tepatnya sih.. pamer cincin berlian di jari manis kirinya.
"Oh damn! That asshole Jamie" omel Nindy, ia tampak berjalan tergesa-gesa menuju mejanya yang berada di sebelah Marin.
Si rambut pendek itu hari ini tampak mengenakan hair extension, begitu beda dari biasanya. Ditambah mulut yang terus mengomel, Nindy segera duduk di kursinya. Mengabaikan Marin yang tumben-tumbenan tiba duluan dibanding dirinya, Nindy memilih untuk langsung membuka komputernya. Marin yang merasa tidak diperdulikan jadi tidak terima, ia cemberut memandang sahabatnya yang lebih peduli pada komputer ketimbang dirinya.
"Halo.. Apakah aku terlihat transparan di matamu?" Sindirnya pada Nindy, menyeru lumayan keras. Untung saja para pekerja lain masih belum datang, sehingga tak ada yang akan terganggu oleh suara Marin yang cempreng itu.
"Sebentar Mary, aku lupa ada yang harus ku kerjakan. Si bangsat Jamie membuatku terlambat" ucap Nindy, tumben sekali memakai kekasih yang biasa selalu ia bangga-banggakan itu.
"Eh.. Baiklah, akan kutunggu sampai pekerjaanmu selesai" ujar Marin, ia merasa segan sendiri mendengar Nindy yang sepertinya sedang tidak dalam mood yang bagus.
Rencana ingin pamer pada sang sahabat terpaksa harus ia tunda, Marin memilih menahan dulu keinginannya. Sesekali di sela-sela pekerjaan, wanita itu akan melirik Nindy yang terus memasang mode senggol bacok. Tak berani mengganggu, takutnya Nindy memang sedang bertengkar dengan Jamie. Marin tak ingin membuat sahabatnya merasa terbebani, jadi memilih bersabar. Sekitar dekat waktu makan siang, akhirnya Nindy menyenggol lengannya duluan. Memberi kode untuk keluar, yang mana langsung Marin turuti. Ia dengan patung mengikuti Nindy dari belakang, mengekor seperti anak itik.
"Hah! Aku sebal sekali pada Jamie!" cetus Nindy setibanya mereka di cafetaria.
"Memangnya Apa yang dia lakukan padamu?" Tanya Marin, ia baru saja duduk saat bertanya pada Nindy yang masih betah memasang wajah sebal sejak tadi.
"Look! Look at what that bastard doing to me" berbisik sambil melotot, Nindy menyibakkan sedikit hair extension yang menutupi bahu, leher sampai dadanya. Di sanalah Marin dapat melihat noda, bukan noda sih.. Lebih tepatnya tanda. Ada beberapa kissmark di atas permukaan kulit putih sahabatnya, kali ini cukup banyak sampai yang berada di bagian dekat dagu hampir terlihat jika tidak ada hair extention. Marin menarik nafas, ia sadar apa yang Jamie dan Nindy lakukan tadi malam. Menelan salivanya berat, Marin sebal. Niat ingin membuat Nindy iri tapi malah dirinya sendiri yang jadi iri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPISM
Fanfiction[UP TIAP SABTU] Agenda melarikan diri setelah diselingkuhi oleh tunangannya, malah membawa Marin kepada Gerrald. Sang mantan kekasih semasa kuliahnya dulu. Namun sepertinya ini bukan hanya pelarian, karena ternyata berhasil membangkitkan kembali ras...