10. Pontang-panting

176 42 3
                                    

Perhatian! Cerita ini memang TIDAK menggambarkan aktivitas seksual, akan tetapi mengandung banyak kata-kata kotor yang menjurus kesana.
100% FIKSI & TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN KENYATAAN

Gerrald William & Laurentia Marin

Lee Heeseung as Gerrald William
Karina Yu/ Yu Jimin as Laurentia Marin
Jake/ Sim Jaeyun as Jamie Alexander
Winter/ Kim Minjeong as Alicia Nindy

***
Pontang-panting
***

Ingatan wanita itu kembali, saat di mana ia yang telah mengalah untuk tidak mengganggu kesibukan sang tunangan. Karena mengira pria itu benar-benar sedang sibuk bekerja, satu bulan lebih Marin bungkam. Menanti kabar bak orang tolol, yang setiap hari hanya melirik ponselnya bolak-balik di sela pekerjaan kantor tanpa berani menghubungi duluan. Hendak mengunjungi langsung takut, sebab sang tunangan tidak suka jika ia datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

Namun, satu bulan bukanlah waktu yang sebentar. Marin tak mungkin sanggup, harus tetap bertahan dan mempercayai sesuatu yang tidak jelas. Wanita itu tipe rasional, meski sudah memutuskan menerima lamaran dari sang tunangan. Dirinya tak lantas menjamin percaya 100% pada sang tunangan, yang semakin lama semakin mencurigakan.

Setelah beberapa hari menimbang-nimbang, Marin akhirnya memilih untuk mengunjungi sang tunangan secara diam-diam. Sebenarnya dari mulai saat melangkahkan kaki keluar dari apartemennya sendiri, ia sudah siap akan segala kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. Hanya sedikit harapan di hati wanita itu, bahwa ketika pintu apartemen tunangannya terbuka. Ia akan menemukan pria tersebut sakit parah, sehingga tak dapat memberikan kabar.

Sedikit saja, hanya sedikit saja harapan Marin akan hal itu. Hanya itulah yang membuatnya bertahan, tidak ada yang lain.

Alih-alih harapannya menjadi kenyataan, kemungkinan terburuklah yang ada di depan mata. Marin hafal luar kepala password apartemen sang tunangan, sehingga tak perlu susah-susah memencet bel pun ia langsung bisa masuk ke dalam. Setibanya di ruang tamu, langkahnya berhenti kala melihat sepasang sepatu hak tinggi berwarna merah cerah tergeletak bebas di atas lantai.

Yang pasti bukanlah miliknya.

Diikuti sebuah mantel hitam, yang ia ketahui merupakan milik tunangannya. Suara gelak tawa terdengar dari kamar. Hatinya mencelos, harapannya hancur lebur. Dengan langkah pelan, tanpa melepas alas kaki ia menuju ke sumber suara. Benar saja, pintu kamar utama tidak dikunci. Bahkan, sengaja dibiarkan terbuka begitu saja.

"Oh sial, Apakah kau membantingnya dengan jurus taekwondo mu?" Tanya Gerrald, pria itu menatap Marin dengan setengah melotot.

Berani sekali pria itu cari masalah dengan Amornya yang ahli bela diri, mencari masalah pada Marin sama saja cari mati. Selain Bossy, Marin-nya juga emosian. Akan sangat sulit meredakan emosi wanita itu jika sudah naik ke ubun-ubun, jika lawannya belum kalah ia takkan mau berhenti. Dulu, Gerrald pernah harus memeluknya hampir satu jam penuh baru berhasil menenangkan wanita itu. Itupun, ia harus rela jadi korban pukulan dan jabatan Marin yang tak mau diam.

"Tidak..." jawab Marin santai, sementara yang bertanya menatapnya tak percaya.

"Benarkah?" Tanya Gerrald lagi, menaikkan satu alisnya.

"Iya, benar aku tidak membantingnya. Aku hanya.. menuangkan sup panas yang kubawa kepada mereka berdua" ucap Marin, setelah memutar bola matanya malas.

"uh-oh, itu lebih kejam. Mereka bisa melepuh"

Sudah Gerrald duga, Marin takkan mungkin melepaskan mereka begitu saja. Tapi sup panas dapat menyebabkan luka bakar tingkat tinggi, yang dapat diperkarakan ke kantor polisi. Bukan hanya berbahaya bagi kedua korban, Amornya juga bisa masuk penjara. Membayangkan panasnya tersiram sup, membuat Gerrald sontak merinding.

ESCAPISM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang