2. Side Effect

352 57 8
                                    

Perhatian! Cerita ini memang TIDAK menggambarkan aktivitas seksual, akan tetapi mengandung banyak kata-kata kotor yang menjurus kesana.
100% FIKSI & TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN KENYATAAN

Gerrald William & Laurentia Marin

Lee Heeseung as Gerrald William
Karina Yu/ Yu Jimin as Laurentia Marin
Winter as Alicia Nindy

***
Side Effect 
***

Drttttt

Marin dibangunkan oleh getaran alarm di ponselnya, wanita itu meregangkan tubuhnya sambil menggosok mata. Masih teramat mengantuk dan malas sekali untuk bangkit, tapi getaran yang terdengar di meja sebelah ranjangnya memaksa untuk terjaga. Maka dengan malas ia duduk, dengan yang masih terpejam tangannya meraih benda persegi panjang pipih itu untuk kemudian menggeser layar agar getaran alarm terhenti.

Tapi baru saja gangguan dari getaran alarm tersebut hilang, ponselnya malah berdering kencang. Ia yang tadinya ingin kembali bergelung kedalam selimut terpaksa harus membuka mata, tombol hijau dan merah tampak meloncat-loncat di layar ponsel pintarnya. Ia mendengus saat melihat nama yang tertera disana, tapi kemudian tetap menekan tombol hijau untuk menjawab telepon.

"Hm? Morning Nin"

Suara dari seberang telepon terdengar meracau hebat, seorang wanita di tempat yang berbeda tengah mengomeli Marin tentang kemana ia pergi sebenarnya. Marin sudah menghilang dari Minggu hingga Senin pagi, maka tentu saja orang-orang tengah sibuk mencarinya sekarang. Terutama Nindy, sahabatnya yang saat ini sedang menelpon.

"Iya.. baik, aku sudah meminta cuti hari ini. jadi kau jangan khawatir. Nanti sore aku pasti pulang, sekarang aku masih mengantuk"

Marin mencoba meyakinkan sahabatnya itu bahwa ia akan baik-baik saja, untungnya setelah itu yang berada di seberang telpon segera tenang dan berhenti mengomelinya. Karena kalau tidak kepala Marin bisa pecah sekarang, ia sangat pusing karena mabuk tadi malam. Tak lama setelah yakin Marin tidak terkena masalah, Nindy kemudian mematikan sambungan telepon.

Kini Marin dapat kembali bergelung kedalam selimut, ia meringkuk mencari kehangatan ditengah dinginnya pagi. Tapi saat baru saja matanya hendak kembali terpejam, tiba-tiba ingatan tentang seseorang yang tadi malam mengantarnya pulang ke hotel muncul. Marin membuka selimutnya, menyingkirkan benda itu ke sisi samping lalu mengambil posisi telentang sambil menatap langit-langit.

"Sepertinya aku benar-benar sudah gila"

Gumamnya, wanita yang masih mengenakan pakaian serupa yang ia kenakan tadi malam itu memang tidak bisa mengingat dengan jelas siapa yang telah membawanya kembali ke kamar. Akan tetapi sebuah wajah tak asing yang tidak akan mungkin salah untuk ia kenali tiba-tiba merangsek paksa masuk ke kepalanya, wajah yang tak pernah sekalipun ia lupakan meski mereka telah berpisah hampir tujuh tahun lamanya.

Wajah seorang Gerrald William, sang mantan kekasih sewaktu masih kuliah. Mantan kekasih kesayangan Marin, orang yang membuatnya betah menyendiri selama bertahun-tahun. Si cinta pertama disaat keduanya masih amat belia dan bergelora, cinta pertama yang sayangnya harus kandas karena Gerrald memilih untuk ikut pindah bersama orang tuanya.

Mereka berdua bukanlah tipe yang begitu percaya pada hubungan jarak jauh, alhasil tanpa pikir panjang memutuskan berpisah padahal rasa di hati keduanya sama-sama masih begitu dalam.

Ini sangat aneh, bahkan terlalu aneh karena seolah-olah semuanya telah diatur sedemikian rupa. Meski Marin sendiri tidak begitu yakin apakah pria yang tadi malam benar-benar Gerrald atau bukan, sebab wanita berambut panjang itu mempunyai tabiat untuk tidak bisa mengingat dengan baik apa yang terjadi ketika sedang mabuk.

ESCAPISM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang