15. The Fathers Reaction

153 37 7
                                    

Perhatian! Cerita ini memang TIDAK menggambarkan aktivitas seksual, akan tetapi mengandung banyak kata-kata kotor yang menjurus kesana.
100% FIKSI & TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN KENYATAAN

Gerrald William & Laurentia Marin

Lee Heeseung as Gerrald William
Karina Yu/ Yu Jimin as Laurentia Marin
Jake/ Sim Jaeyun as Jamie Alexander
Winter/ Kim Minjeong as Alicia Nindy

***
The Fathers Reaction
***

"Menantu.. bukan Putri.." gerutu Gerrald saat sang ayah menyindirnya.

"Heh?! Menantu?!" Seru komisaris Theodore dengan mata yang dipelototkan lebar.

"Calon.. Maaf komisaris, aku tidak tahu bahwa Gerrald adalah putram-" sambar Marin, belum sempat selesai bicara omongannya telah dipotong oleh sang komisaris.

"Bukan, bukannya tidak ku izinkan Mary. Aku hanya kaget, kenapa kau setuju untuk menikah dengan bocah nakal ini? Kau seharusnya dapat menikahi seorang pengusaha yang lebih baik dari putraku yang berandalan, kau tidak tahu saja kemarin rambutnya pirang seperti preman" ucap komisaris Theodore, ia menunjuk-nunjuk putranya yang sedang memasang ekspresi pasrah.

"Berhenti menjelek-jelekkan aku di depan calon istriku ayah.." -Gerald, ia memutar matanya malas.

"Kau kan memang preman, Ayah tidak bohong. Itu fakta.." sahut komisaris Theodore, pria paruh baya itu menantang sang putra.

"Ah.. sudah-sudah, tidak apa-apa, aku kan sudah biasa menghajar preman. Lagipula jika sedang bersamaku, Gerrald akan langsung jadi anak manis" coba menengahi, Marin berucap sambil tersenyum. Lebih tepatnya menunjukkan cengiran canggungnya, karena ia berusaha mencairkan suasana.

"Ya ampun, kenapa sekarang kalian malah jadi sependapat bahwa aku adalah preman? Ini namanya pembully-an" omel Gerrald, ia sungguh tidak menyangka bahwa ayahnya dan sang Amor malah sependapat.

"Sudahlah aku akan menghabiskan makanan ini sendiri" lanjutnya seraya mengambil wadah makan yang tadi di bawanya bersama Marin.

"Jangan merajuk begitu, mari kita makan bersama" Marin berucap sambil memegang lengannya, menatap Gerald sambil tersenyum. Membuat sang vokalis yang memang sudah menjadi budak cinta itu langsung setuju tanpa penolakan sedikitpun.

Melihat betapa putranya menurut, komisaris Theodore menutup mulutnya sendiri. Kagum sekaligus heran, sebab tidak pernah sedikitpun melihat putranya bertingkah sepatuh ini. Rasanya sudah seperti melihat sewaktu mendiang istrinya masih hidup dulu, karena hanya sang ibu lah yang dapat membuat bocah nakal itu langsung patuh. Dari situ, komisaris Theodore akhirnya mengerti bahwa sang putra memang benar-benar mencintai Marin. Padahal baru beberapa hari yang lalu ia meminta cucu dari putranya, dan sekarang mungkin saja itu akan segera kesampaian.

Semangkok sup ayam dari wadah susun dikeluarkan, Marin memberikannya pada komisaris Theodore. Perjalanan sewaktu menuju ke sini membuat sup itu sudah tidak begitu panas, suhunya pas untuk langsung dimakan. Ayah Gerrald tersebut memandangi meja berisi sup ayam dan nasi di depannya, di samping mangkuk itu tersedia sendok dan garpu. Dengan bersemangat ia segera menyambar sendok, ingin segera memakan sup yang kelihatan lezat tersebut. Sebelum suara sang putra menghentikan kegiatannya.

"Berdoa dulu ayah.." tutur Gerrald, ia sudah bersiap untuk berdoa. Tapi melihat ayahnya yang malah langsung menyambar sendok, maka dihentikannya lah sang ayah yang hendak mulai makan itu.

"Ho.. Mary, ini sebuah kemajuan. Dia berdoa?" Ucap komisaris Theodore heboh, seolah baru pertama kali melihat sang putra berdoa.

"Iya, komisaris. Aku melihatnya.." jawab Marin, ia tersenyum meski dalam hati bertanya-tanya kenapa tingkah kedua ayah dan anak itu seolah merupakan dua orang yang sangat asing.

ESCAPISM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang