12. Hantu

180 42 22
                                    

Perhatian! Cerita ini memang TIDAK menggambarkan aktivitas seksual, akan tetapi mengandung banyak kata-kata kotor yang menjurus kesana.
100% FIKSI & TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN KENYATAAN

Gerrald William & Laurentia Marin

Lee Heeseung as Gerrald William
Karina Yu/ Yu Jimin as Laurentia Marin
Jake/ Sim Jaeyun as Jamie Alexander
Winter/ Kim Minjeong as Alicia Nindy

***
Hantu
***

"hantu.. hantu.. " ucap Marin pelan, sayangnya itu masih dapat didengar oleh Nindy

"Di mana ada hantu?" Nindy menoleh cepat ke arah sang sahabat, begitu mendengar ucapan tentang hantu. Maklum, wanita berambut pendek itu takut hantu. Jadi, dengan ia langsung menatap ke sekeliling koridor menuju ruang rapat dengan siaga.

"Seandainya aku tahu dimana, pasti aku sudah mengikat dan mengurungnya di apartemenku" gerutu Marin dengan nada kesal, pandangannya lurus ke depan menuju ke pintu ruang rapat.

"Kau ingin mengikat dan mengurung hantunya di apartemen-mu?" Tanya Nindy, manik puppy-nya tampak melebar tak percaya akan ucapan Marin.

"Iya, supaya dia tidak terus menghilang tidak jelas seperti sekarang" Marin menjawab, dengan mata yang sama dilebarkan seperti sahabatnya itu.

Begitu jelas ia mengucapkan kata demi kata tentang si hantu, sayangnya yang mereka maksud adalah dua hantu yang berbeda. Nindy kira mereka sedang membicarakan hantu sungguhan, padahal hantu yang Marin maksud adalah sang mantan kekasih.

Keduanya memasuki ruang rapat hampir bersamaan, Marin lah yang mempersilahkan Nindy untuk duluan masuk. Karena merasa kasihan, melihat ekspresi terkaget-kaget yang ditunjukkan sahabatnya yang ketakutan akibat pembahasan mereka tentang hantu barusan. Untung saja ruangan rapat belum ramai, jadi tidak ada yang sempat melihat ekspresi konyol Nindy.

  Bahkan, sampai saat duduk pun Nindy masih menatapinya dengan pandangan aneh. Sehingga Marin terpaksa membuka salah satu berkas yang ia bawa, menunjuk benda itu agar Nindy fokus pada pekerjaan mereka dan berhenti menatapnya. Sayangnya, Nindy yang kaget malah menjatuhkan pulpen kesayangannya ke bawah meja. Yang membuat ia harus menunduk, untuk mengambil benda itu.

Belum lagi ia dapat mencapai pulpen tersebut, bahunya sudah lebih dulu di tepuk-tepuk lumayan keras oleh sang sahabat.

"Mary.. Mary.. get up girl! get up! Hurry!" Ucap Nindy sambil berbisik-bisik heboh, matanya melihat ke meja depan.

Tempat dimana para perwakilan kerjasama berada. Tampaknya mereka sudah tiba, terlihat dari jumlah bebeberapa kaki pria bersepatu kulit yang terlihat dari bawah meja.

Tanpa menjawab, Marin bangun. Kembali ke tempat duduknya, sembari merapikan pakaian yang sedikit kusut akibat berjongkok di lantai mencari pulpen. Wanita itu pun menoleh ke arah pandang Nindy, dan sedetik kemudian seolah ada lonceng kecil yang berbunyi di dalam kepalanya kala matanya bertemu pandang dengan sosok bersetelan hitam di ujung meja. Rambut hitamnya disisir klimis mengekspos dahi, memamerkan alis tegas yang membingkai wajah rupawannya. Keberadaan sosok yang berhasil menghidupkan lonceng dikepalanya itu, membuat Marin seketika mengerutkan dahi tajam.

Serupa Marin, sosok itu pun kaget. Manik rusanya melebar, tapi dengan cepat ia dapat kembali mengontrol ekspresi. Fokus ke arah depan, di mana seorang pria lain tampak sedang melakukan presentasi. Sosok yang tidak lain dan tidak bukan adalah Jamie, rupanya itulah yang membuat Nindy tadi heboh memintanya bangkit. Karena perwakilan dari perusahaan rekan ternyata adalah Gerrald dan Jamie, kedua pria yang memiliki hubungan asmara dengan kedua sahabat tersebut. Gerrald mengganti warna rambutnya menjadi hitam, yang malah semakin membuat pria itu terlihat kian mempesona. Belum lagi setelan jasnya yang sangat rapi, sumpah ia mirip dengan pemeran CEO muda di drama-drama televisi.

ESCAPISM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang